• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Hollaa...
Selamat datang bulan Maret.
Semoga di bulan ini tetep dilimpahkan kesehatan, rezeki yang lancar dan halal, dan dipenuhi cinta. Cinta dari siapapun. Cinta dari pasangan boleh suami/istri, atau pacar asal bukan selingkuhan :p, dari sahabat, teman, ataupun keluarga.
Aaamiiinn....

Menyambut bulan baru ini, aku menemukan banyak sekali teman-teman blogger yang menyambutnya dengan semangat dan suasana baru. Salah satu cara diantaranya adalah dengan mengubah domain blog, dari yang gratisan menjadi berbayar.

Ilustrasi

Domain .com adalah salah satu domain yang sering dipilih oleh teman-teman blogger ketika mengubah blognya dari yang gratisan jadi berbayar. Jadi kelihatan kece gitu yaa kalau domain blog kita langsung .com tanpa ada embel-embel lain (misal blogspot atau wordpress.)

Dari yang aku baca, ternyata banyak alasan yang melatarbelakangi kenapa seseorang memutuskan untuk pindah ke domain berbayar (.com) salah satunya adalah ingin terlihat lebih profesional. Yaaa nggak bisa dipungkiri kalau kita pakai domain .com selain kelihatan keren, blog kita seakan-akan mirip website perusahaan-perusahaan yang dikelola secara profesional. Ya meskipun sebenernya itu cuma blog pribadi, tapi aku yakin kalian-kalian sebagai pemilik blog pasti akan berusaha sangat profesional dalam ngurusin blognya masing-masing.

Alasan kedua yang paling banyak diutarain ketika memutuskan untuk pindah domain adalah biar semangat ngeblognya semakin terpacu. Yaaa... kalau gak semakin terpacu buat ngeblog, gak semakin rajin untuk posting kan sayang. Udah ngeluarin uang buat beli domainnya eh kok gak pernah diisi blognya. Kan mubazir.

Dua alasan ini menurutku saling nyambung satu sama lain juga. Dalam ke-profesional-an salah satunya terkandung semangat untuk rajin posting. Dalam semangat rajin posting ada keprofesionalan kerja. Menurutku gak cukup semangat rajin posting tapi hasil postingannya ternyata asal-asalan. Kalau menurutku, semangat posting juga harus diikuti dengan semangat keprofesionalan dalam menghasilkan tulisan-tulisan yang kece dan bermanfaat bagi pembaca.


Jujur, jujur banget.... sebenernya aku pun pengen banget blog ini juga pakai domain .com gak cuma numpang di blogspot dan diembel-embeli .blospot.com. biar aku juga bisa kelihatan profesional dan punya tambahan semangat buat ngeblog kayak temen-temen yang lain yang udah lebih dulu pindah domain.

Cumaaaaa......
Aku ngerasa untuk saat ini, aku masih ngerasa belum mampu untuk mengusung blog ini pindah ke domain .com. Aku masih perlu banyak lagi persiapan. Selain persiapan dana untuk bayar domain tentunya, aku juga masih harus mempersiapkan kesiapan diri sendiri; mampu nggak ntar pas udah pindah ke domain .com untuk rutin posting di blog, mampu nggak ngehasilin tulisan yang bermanfaat untuk pembaca?

Jadi, sekarang sambil nabung buat bekal beli domain ntar... #eaaa.... juga sambil terus belajar dan membiasakan diri dengan ritme "ayo coba bikin postingan setiap hari". Sambil terus belajar untuk menggali ide-ide untuk bisa dibikin tulisan yang kece juga, yang enggak cuma sekedar curhat menye-menye. Hihihihiii.... *tapi sesekali curhat menye-menye juga boleh kan yaaa?* :D

Akhir kata, mau blogmu itu masih gratisan atau blogmu udah berbayar, mari tetep sama-sama semangat untuk tetep ngeblog, tetep semangat buat bikin tulisan yang kece, keren, dan bermafaat untuk pembaca.. :)

Semangaaaatttt...!!!!
Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Haaiiii emak-emak.... *laahhh kenapa openingnya nyapa emak-emak?*
Gak apa-apa. Pengen aja. Hahahahaa....

Siapa nih disini yang pernah ngeliat anak kecil bawa-bawa gadget (bisa HP ataupun tablet *bukan TV* :p)? Hayyoo siapa? Ngacung...!!!

Pasti hampir semuanya pernah liat.

Ilustrasi. Sumber dari SINI

Yaaa... di zaman yang serba elektronik ini, bukan pemandangan aneh kalau ngeliat ada anak kecil bawa-bawa gadget. Serius banget main-main game. Entah apa yang dimainin. Biasanya sih game ya.

Buat bayek-bayek yang baru bisa sekrol-sekrol layar, dikasih mainan game yang sentuh-sentuh dan sekrol-sekrol layar udah seneng, atau dikasih tontonan video kartun kesukaannya udah anteng. Tapi gimana sama bocah yang udah agak gede yang udah mulai ngerti, udah mulai penasaran, dan udah mulai bisa browsing informasi sendiri?? Pas dia dibiarin browsing sendiri, ndilalah kok tiba-tiba nyasar ke situs-situs yang enggak-enggak. *nahloooo* Kan gak mau gitu yaaa... bahayaaaa......

Nah baru-baru ini niih, ada sebuah search engine baru diluncurin. Search engine ini katanya khusus ditujukan buat anak-anak. Namanya kiddle (kiddle.co)

Halaman awal Kiddle.co. Sumber dari SINI

Berdasarkan info dari situs resminya pihak kiddle menerangkan bahwa situs-situs yang dimunculkan dari pencarian melalui kiddle adalah situs-situs yang memenuhi persyaratan ramah keluarga. Tidak akan memunculkan situs-situs dengan konten eksplisit dan yang menipu.

Situs-situs yang muncul dari pencarian di kiddle pun diprioritaskan situs-situs yang berorientasi pada anak-anak. Tapi meskipun berorientasi pada anak-anak, kiddle juga menampilkan situs-situs lain yang masih berhubungan dengan anak-anak dengan sususan seperti ini :
  • Hasil pencarian page 1-3 adalah situs yang aman dan halaman ditulis secara khusus untuk anak-anak. Dipilih dan diperiksa sendiri oleh editor kiddle.
  • Hasil pencarian page 4-7 adalah situs terpercaya yang tidak ditulis secara khusus untuk anak-anak tetapi memiliki konten yang ditulis secara sederhana, mudah bagi anak-anak untuk memahami. Dipilih dan diperiksa sendiri oleh editor kiddle.
  • Hasil pencarian page 8 ke atas adalah situs terkenal yang ditulis untuk orang dewasa, menyediakan konten ahli, tetapi lebih sulit bagi anak-anak untuk memahami. Hasil pencarian ini disaring dari pencarian aman google.
Meskipun di kiddle juga akan menampilkan situs terkenal yang ditulis untuk orang dewasa, Kiddle akan dengan tegas memblokir pencarian-pencarian dengan atau mengandung kata-kata yang tidak pantas (seperti kata-kata yang mengandung kekerasan dan juga pornografi. Intinya kata-kata yang belum pantes buat anak-anak deehh).

Tampilan kiddle saat coba search tentang 'gay'

Gak seperti di google, hasil pencarian di kiddle tampilan gambar ilutrasinya lebih gede-gede. Ini dibikin untuk memudahkan anak-anak menemukan apa yang dia cari. Huruf-hurufnya juga dibikin agak gede biar anak-anak gak harus melototi layar buat nemuin apa yang mau dia cari.


Tampilan hasil pencarian di kiddle.

Tapi meskipun kiddle ini bekerja seperti google sebagai mesin pencari, ternyata kiddle ini bukan mesin pencari pengembangan google. Kiddle hanya sebuah mesin pencari yang bekerja dalam 'mode pencarian aman' yang juga memiliki editor manusia yang bertugas untuk menyaring konten-konten yang tidak pantas.

Sebagai search engine yang baru aja diluncurin, menurutku kiddle ini masih perlu banget banyak pengembangan. Utamanya untuk pengguna yang bahasa sehari-harinya nggak pakai bahasa Inggris. Seperti kita yang berbahasa Indonesia. Karena pas aku iseng buka dan nyoba pencarian dengan menggunakan keyword berbahasa Indonesia, kiddle masih belum bisa memunculkan situs yang sesuai. Mungkin kalau dicoba dengan bahasa Inggris akan berbeda hasilnya.

Tapi dengan masih adanya keterbatasan yang ada sekarang, semoga kiddle segera mengembangkan inovasinya. Hasil pencariannya bisa lebih diotimalisasi lagi. Dan semoga bakal bisa segede, secepet, dan selengkap google (tapi dalam cakupan layak untuk anak).

Nah, buat yang punya anak kecil, adek kecil, sepupu yang masih kecil yang demen main-main gadget. Mulai pinter browsing-browsing sendiri, mungkin bisa mulai nge-setting kiddle sebagai search engine default di homepage browsernya ngegantiin google. Meskipun kinerjanya belum maksimal, seenggaknya kiddle gak akan munculin situs-situs yang enggak-enggak buat anak-anak. Hahahahaaaa.....

Yang gede sih boleh tetep pake google sebagai search enginenya, tapi yang kecil pake kiddle ajaaa yaaakk.... :)
Heheheheee.....



*SUMBER :
Homepage kiddle : visual search engine for kids
About kiddle, visual search engine for kids
Just 'kiddle' it : Child friendly search engine
Share
Tweet
Pin
Share
10 comments
Beberapa hari belakangan aku lagi galau, bingung, resah, gelisah, dan basah. #eh. Basah kehujanan maksudnyaaaaa.... *hahahahahahahaaaa* :p

Apa yang bikin bingung dan galau, mbak?
Euumm.... aku lagi ngebingungin username sosial-sosial mediaku.

Emang kenapa sama username sosial-sosial medianya, mbak?

Sumber dari SINI

@fytry udah jadi username yang melekat banget jadi username di beberapa akun sosial mediaku. Kayak di twitter, IG, ask.fm, dan wattpad (buat di IG, ask, dan wattpad ketambahan karakter underscore (_) karena minimal harus 6 karakter sebagai username). Bahkan ID Line juga pake 'fytry' sebagai nama ID-ku.

Username 'fytry' ini udah aku pake sejak sekitar tahun 2008 atau 2009an. Username itu pertama kali tercetus ketika aku mau bikin akun twitter. Pas itu bingung mau bikin username yang seperti apa. Karena seingetku pas itu sama pihak twitter disuruh bikin username yang unik. Mikir... mikir... mikir... akhirnya tercetuslah username 'fytry' ini. Username ini kupilih karena pas tahun 2008-2009an itu aku masih jadi orang yang idealis, ngotot, gak mau ngalah, dan gak mau tau. Orang-orang harus memanggilku dengan nama panggilan yang udah biasa aku gunain sejak kecil. FITRI. Meskipun nama lengkapku Fitrotul Aini. Sebenernya pengen gitu di username itu ejaannya tetep normal F-I-T-R-I, tapi yang namanya Fitri kan banyak yaa.... jadinya aku gak bisa pake nama itu karena udah ada yang bikin dan pake duluan. Akhirnya biar username tetep dibaca Fitri aku bermain dengan susunan hurufnya. Huruf I-nya diganti Y. Sejak saat itu, kalau daftar-daftar sosmed yang ada username-usernamenya, selalu pake 'fytry' sebagai username.

fytry ada dimana-mana :p (twitter, IG, wattpad, ask.fm)

Tapi belakangan aku ngerasa username 'fytry' ini sedikit menggelikan dan sedikit kerasa agak alay. Penulisan nama kok diubah-ubah? Gak sesuai dengan ejaan/huruf yang benar. Ditambah lagi waktu nyekrol-nyekrol jalan-jalan di TL twitter dan TL IG username-username temen-temen itu cenderung lebih 'normal'. Kebanyakan mereka pake nama lengkap atau nama panggilan trus singkatan dari nama panjangnya. Contohnya nama lengkapnya Ike Paramita maka usernamenya @ike_paramita atau Lailiya Nur R maka usernamenya @lailiya_nr *Ike sama mamih, minjem namanya yaa buat contoh :D* dan banyak lagi teman-temanku yang (menurutku) usernamenya sudah normal.

Berawal dari situlah akhirnya aku galau, "sebenernya username 'fytry' ini alay nggak sih?" "Perlu nggak sih buat ganti username? Ganti jadi nama lengkap gitu misalnya? Atau nama lengkap yang dikasih kombinasi angka (kayak alamat email).

Sempet juga iseng-iseng ngecek username yang dipake di twitter atau IG (ngecek 2 sosmed ini dulu karena seringnya pake sosmed ini). Nyoba username pake nama lengkap asli a.k.a Fitrotul Aini (@fitrotulaini). Ternyata udah ada yang pake. Dibalik nama belakang dulu baru nama depan (@ainifitrotul), sama ajaaa.... udah ada yang pake juga. Ditambahi angka 1 kayak email, udah ada yang pake juga. Subhanallah..... dari sini aku baru tahu juga kalau nama Fitrotul Aini itu ternyata banyaaakkkk..... *hahahahahahaa*. Nyoba-nyoba terus dan ketemu username @fitrotulaini92 yang kayaknya masih belum ada yang pake.....

Iseng nyari username alternatif (klo misal jadi ganti)

Tapi sampe detik ini, aku masih tetep aja galau apakah aku memutuskan untuk setia pada 'fytry' atau berganti ke username yang lain. Kalau ganti jadi @fitrotulaini92 kok kayak usernamenya Ayu Ting-Ting yaa..?? ada 92-nya. #eh. Aku juga sebenernya masih agak sayang gitu sama 'fytry' karena itu udah dipake sejak lama dan ada dimana-mana, selain di username sosmed-sosmed dan ID Line aku baru inget kalau aku ngasih nama di buku-buku yang aku punya pake @fytry. Ngasih watermark di gambar hasil jepretanku juga pake @fytry. Tapi sekarang aku ngerasa kalau username ini agak alay..... (balik ke cerita di atas) -_- Gimana dooonnngg...??

Jadi, menurut kalian.... perlu gak sih aku ganti username?


PS : sekarang aku udah gak se-idealis dulu. Udah gak ngotot kekeuh harus dipanggil Fitri. Dipanggil Fitrotul atau Aini atau Fitro pun udah oke-oke aja. Asal nama panggilan itu masih ada unsur nama lengkapku aku gak masalah lagi. *untuk panggilan yang terakhir itu, asli ada yang manggil dengan panggilan itu*
Share
Tweet
Pin
Share
7 comments
Menjelang akhir Februari ini orang-orang di sosial media pada heboh! Khususnya para fans K-Drama.
Mereka pada ngehebohin drama Korea yang baru rilis tayang tanggal 24 Februari kemarin di KBS 2 TV.

Yupsss.... mereka ngehebohin drama seri 

"Descendants of The Sun"


Apa sih yang bikin drama seri ini heboh? Berikut aku sebutin beberapa poin yang aku tangkap setelah baca-baca berita dan baca-baca komenan para pecinta drama Korea yang udah nungguin drama ini :

1. Pemeran utamanya yang keren

Dibintangi oleh Song Joong Ki dan Song Hye Kyo. Aktor dan aktris yang actingnya gak diraguin lagi di belantara drama Korea. Joong Ki dengan wajah awet imutnya dan Song Hye Kyo yang tetep makin cantik sejak jadi Han Ji Eun di Full House tahun 2004, menjadikan drama ini dihebohin banget sama pecinta drama Korea. Apalagi Song Hye Kyo termasuk aktris yang itungannya jarang main drama.

(Calon) couple favorit para pecinta K-Drama. :v

2. Drama ini adalah drama comeback-nya Song Joong Ki

Yaps, drama Descendants of The Sun ini jadi drama comebacknya Song Joong Ki setelah dia menyelesaikan wajib militernya. Joong Ki mulai masuk wamil 27 Agustus 2013 dan selesai/keluar pada 26 Mei 2015. Sepertinya drama ini bakal jadi comeback yang cetar buat Joong Ki. Soalnya drama dia yang terakhir, The Innocent Man banyak yang suka juga.

3. Drama ini drama pra-produksi pertama KBS 2 TV

Apa sih maksud dari drama pra-produksi?
Dari berita-berita yang aku baca, drama pra-produksi ini maksudnya adalah segala proses syuting dan editing sudah diselesaikan semuanya sebelum drama ini tayang. Kalau biasanya drama-drama Korea masih menyisakan beberapa episode yang masih harus di shooting dan editing saat drama sudah mulai tayang, drama ini sudah menyelesaikan semua proses tersebut. Si drama tinggal tayang aja. Dan kru+pemain, mungkin tinggal nonton dan evaluasi.

Jadi mirip kayak film bioskop gitu yaaa....

4. Menghabiskan budget 13 miliar won (setara sekitar 140 miliar rupiah)

Ini siihhh yang aku baca di berita.
Katanya drama ini ngehabisin dana 13 miliar won. Ya gimana gak ngabisin dana sebanyak itu? Bikin setting tempat perang, ngeledak-ledakin setting untuk scene perang, dan printilan-printilan semacamnya itu mahal jenderal! Belum lagi katanya mereka ini sempet syuting di Yunani gitu. Uwwaahhh....

Jadi yaa gak perlu kaget kalau budgetnya segitu gede.
Semoga jadinya kece yaa....!! :)

5. Berhasil menggalaukan para pecinta drama Korea hampir setahun lamanya, dibikin penasaran cuplikan-cuplikan adegan drama, dan mundurnya jadwal tayang.

Ini hasil dari baca-baca PM-nya kak Nat, kakak ketemu gede yang rumahnya nun jauh disana yang tiap hari kerjaannya ngegalauin bocah (yaa karena dia guru SDIT) dan ngegalauin semua yang berbau Korea termasuk dramanya. Katanya drama ini udah sukses bikin dia galau selama setahun. Merasa di PHP-in juga. Karena katanya drama ini rencananya bakal tayang di sekitar akhir 2015 eh ternyata diundur jadi awal Februari 2016 ini tayangnya. Belum lagi dia sebagai fans garis keras drama Korea merasa dibikin penarasan setengah mati dengan teaser-teaser yang muncul dari drama ini selama proses drama ini dibuat. Katanya bikin fans yang nungguin gregetan saking penasaran.

Percayalah dibikin menunggu dan penasaran itu menyebalkan kakak! :p

Sebelum lanjutin bahasannya, drama ini sebenernya ceritanya tentang apa sih?

Descendants of The Sun ini bercerita tentang Yoo Shi Jin (diperankan oleh Song Joong Ki) yang merupakan seorang tentara berpangkat kapten pada sebuah pasukan khusus dan juga Kang Mo Yeon (diperankan oleh Song Hye Kyo) yang berprofesi sebagai dokter spesialis organ dalam. Keduanya bertemu dalam situasi salah paham di rumah sakit tempat Mo Yeon bekerja. Awalnya Shi Jin dan temannya Seo Dae Young (diperankan oleh Jin Goo) datang ke rumah sakit untuk mengambil kembali ponsel Dae Young yang diambil oleh pencuri yang sebelumnya ditangkap oleh Shi Jin dan Dae Young. Tapi karena terluka, pencuri itu dikirim Shi Jin ke rumah sakit terlebih dulu. Namun siapa sangka si pencuri itu berkali-kali mencoba untuk kabur. Bahkan sesaat sebelum ia kabur dengan alibi ingin pergi ke toilet ia menyerahkan ponsel Dae Young kepada Mo Yeon sebagai jaminan untuk dia tidak kabur (padahal mah tetep kabur juga) :v.

Shi Jin yang terus mencoba menghubungi ponsel Dae Young untuk mengetahui dimana lokasi ponsel tersebut berada kemudian menemukan bahwa ponsel itu ada pada Mo Yeon. Shi Jin dengan pede meminta ponsel tersebut pada Mo Yeon. Tapi Mo Yeon menolak karena setaunya ponsel itu milik seorang pasien yang seharusnya ia rawat.

Situasi bertambah rumit ketika si pencuri ponsel Dae Young justru terlihat dihajar oleh sekelompok preman hingga babak belur. Shi Jin dan Dae Young yang mengetahuinya justru membantu si pencuri itu untuk bebas dari kelompok preman. Saat membawa si pencuri kembali ke rumah sakit, Mo Yeon justru menuduh Shi Jin dan Dae Young gangster karena memukul pasien hingga babak belur.

Kamu kudu liat sendiri scene ini! Ngambil HP aja pake atraksi!

Namun siapa sangka pertemuan yang berawal dari salah paham itu justru berubah ketika Mo Yeon mengetahui bahwa Shi Jin sebenarnya justru menolong si pasien. Hubungan keduanya kemudian berlanjut pada hubungan yang baik. Dan siapa sangka baik Shi Jin dan Mo Yeon ternyata sama-sama saling tertarik satu sama lain.

Namun ketika hubungan Shi Jin dan Mo Yeon mulai berjalan baik, Mo Yeon merasa bahwa ia dan Shi Jin berbeda pandangan terhadap bagaimana memandang sebuah makna kehidupan. Ia juga merasa bahwa hubungannya dan Shi Jin bukan hubungan yang baik untuk diteruskan. Padahal di saat yang sama, Shi Jin ingin mengatakan bahwa ia harus pergi jauh. Ia ditugaskan untuk menjadi tentara penjaga perdamaian di Urk (daerah di Semenanjung Balkan).

Tetapi seperti sudah berjodoh, Mo Yeon juga kemudian ditugaskan sebagai relawan medis di Urk. Ia dan Shi Jin bertemu lagi. Dari dan di sinilah kisah Shi Jin dan Mo Yeon akan berjalan. Konflik-konflik seperti apa yang akan mereka hadapi di daerah/negara yang sedang berkonflik?


Sebenernya aku gak berniat untuk ngikutin drama ini. Apalagi ngikutin dari awal kayak gini. Mungkin drama ini bakal jadi drama Korea pertama yang aku ikutin sejak statusnya masih on-going dan dari awal episode pula. Biasanya kan aku kalau nonton drama Korea itu sukanya kalau udah tamat trus modal minta ke temen. Tapi kali ini usaha! Ngikutin updatenya tiap minggu. Dan semua ini gara-gara kakak jarak jauh aku. Kak Nat Chuaby!

So far setelah nonton 2 episode awal drama ini (yups, drama ini tayang dua kali seminggu. Hari Rabu dan Kamis jam 10 malem waktu Korea), aku cuma bisa cengar-cengir. Hehehee... Abis Joong Ki dan Hye Kyo a.k.a duo Song (karena nama marga mereka sama) mainnya kece banget. Joong Ki kelewat ganteng (pake banget) jadi tentara dan Hye Kyo kelewat cantik jadi dokter. Kalau dokternya cantik macem Mbak Hye Kyo aku juga rela tiap hari modus sakit biar bisa main-main ke RS ketemu mbak dokter cantik. Hahahaa...

Enggak deh... becanda! Kan aku maunya modus main ke campnya tentara buat ketemu Kapten Shi Jin yang cakep. #eak! :p

Jadi komenku, setelah nonton 2 episode drama ini.... asik, seru, tegang, keren! Bikin penasaran!
Scene-scene yang nunjukin tentara-tentara yang lagi perang berasa nyata banget. Jadi ikutan deg-degan, tegang. Gimana kalau tiba-tiba Kapten Shi Jin ketembak terus mati? #eh.

Trus seperti yang udah aku bilang, Song Joong Ki dan Song Hye Kyo mainnya kece banget. Chemistry mereka dapet banget. Tapi ada yang sedikit ganjel di pikiranku, tentang development hubungannya Shi Jin sama Mo Yeon. Cepet banget gitu jalannya. Pertama ketemu, Mo Yeon salah sangka ke Shi Jin. Tapi trus baikan, temenan, telepon-teleponan, trus abis itu Shi Jin langsung ngajakin ngedate Mo Yeon nonton bioskop (meskipun Shi Jin harus tugas dulu seminggu).


Dari preview untuk episode 3, sepertinya bakal mulai muncul masalah-masalah yang menimpa Shi Jin dan Mo Yeon di Urk yang kayaknya juga bakal mempengaruhi hubungan mereka. Dan kayaknya mulai episode 3 minggu depan, drama ini bakalan jadi makin seru. Karena bakal ada lebih banyak tembak-tembakan, penyanderaan yang mengharuskan para tentara berstrategi dan mengangkat senjata. Juga bakal ada adegan-adegan deg-degan yang menyangkut kesigapan para relawan medis.

Uwwaaahhh..... pokoknya drama ini recommended lah buat diikutin dan ditonton.
Gak nyesel udah dijerumusin sama kak Nat.
Makasih kakaaaakkk....
Hahahahaaa.... :v

Buat yang mau nonton online bisa melipir KESINI.
atau mau nonton offline dengan donlod videonya, bisa KESINI.

Kalau nonton online, itu subtitlenya pakai bahasa Inggris. Sementara yang offline dengan download videonya, itu videonya udah include subtitle (hardsub) bahasa Indonesia.

PS : itu cuma salah dua alternatif yang aku kasih. Kalau enggak cocok, kalian bisa nyari sumber-sumber yang lain. Banyaaaaaaaakkkkk!!! *gak kayak drama Jepang yang super terbatas #hiks*


Akhir kata,
Mari nonton dan selamat nonton!

Salam manis, ganteng, dan kece dari Kapten Yoo Shi Jin :*




*SUMBER :
- Gambar : asianwiki, koreanindo.net, FP FB Descendants of The Sun
- Berita : soompi, wowkeren
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
F : "Mbak, shampoo yang bagus untuk orang dewasa itu apa sih Mbak?"

MS : "Ya tergantung Mbak, kalau rambutnya berketombe ya shampoonya yang shampoo anti ketombe. Tapi kalau enggak, shampoo biasa ya gak apa-apa mbak.

F : "Ooo... gitu ya Mbak."

MS : "Tapi shampoo itu juga cocok-cocokan sih Mbak... Emang biasanya Mbak-nya pake shampoo apa?"

F : *Diem sebentar, mikir-mikir pertimbangin jawabannya* "Eum.. saya gak pake shampoo-shampoo yang biasa dipake orang-orang dewasa Mbak." *sambil nyengir*

MS : "Lha terus pake apa Mbak?"

F : "Saya biasanya pake shampoo bayi Mbak." *ketawa*

Sepenggal dialog di atas bukan penggalan dari naskah drama komedi. Tapi itu adalah penggalan percakapanku (dengan inisial F) dengan Mbak-mbak Salon (MS) waktu aku potong rambut sekitar sebulan yang lalu.

Sebagai manusia yang sudah berumur hampir *tiiiitttt* *sensor* yah sebut aja udah dewasa lah, memakai produk-produk yang memang seharusnya digunakan untuk orang dewasa adalah hal udah sangat lazim dan lumrah. Bahkan kita kadang selalu berusaha update terhadap produk-produk dewasa yang kita gunakan. Mulai dari sabun mandi, pasta gigi, shampoo, hand body, bedak, minyak wangi, dan perintilan-perintilan yang lain. Aku juga gitu kok. Berkali-kali gonta-ganti produk untuk menemukan mana yang cocok buat aku. Tapi, khusus untuk shampoo aku gak begitu. Khusus shampoo aku melakukan pengecualian.

Shampoo kesayangan :*

Di umurku yang udah dewasa ini, aku masih sangat setia pakai shampoo bayi untuk ritual membersihkan rambut alias keramas. Enggak tahu kenapa aku gak bisa berpaling dari shampoo bayi. Dan shampoo bayinya tetep itu terus dari jaman masih bayi sampe sekarang. Gak pernah mau ganti-ganti lagi. Tetep dan harus pake merk yang itu *nunjuk gambar atas*. Iya ituu yang bungkusnya kuning-ijo lucu yang merknya huruf depannya Z!. :v

Apa sih yang jadi alasan aku aku setia pake banget pake shampoo bayi buat keramas? Mungkin salah satu alasannya adalah trauma masa kecil. Lah, kok trauma?

Iya, dulu pas masih (mau) beranjak gede pernah coba-coba pake shampoo dewasa yang biasa dipake sama ayah dan mas tapi ketahuan sama Ibu. Bukannya diizinin nyoba, malah dimarah-marahin. Katanya anak kecil gak boleh pake shampoo orang gede. Selain itu juga ditakut-takuti kalau ntar rambutnya gak tebel dan warnanya gak item bagus lagi. Tapi jadi merah-merah trus tipis. Ditakut-takuin gitu kan yaa aku jadi takut beneran... akhirnya gak lagi-lagi coba pake shampoo dewasa trus balik lagi deh pake shampoo bayi yang itu lagi.

Jauh sebelum itu, aku juga punya pengalaman nggak enak juga.
Pernah suatu kali pas masih TK apa awal SD gitu pernah nyoba pake shampoo bayi merk yang lain, bukan yang biasanya dipake. Gara-garanya terpengaruh iklan dan penasaran pengen nyoba. Ternyata pas coba pake rambutku langsung berubah jadi tipiiiissss banget. Gak keliatan tebel kayak kalau pake shampoo yang biasa dipake. Ibuku kecewa banget! Mau langsung ganti ke shampoo yang lama tapi udah terlanjur beli dan baru dipake sedikit, akhirnya ditahan-tahanin deh tuh pake shampoo yang baru. Begitu abis langsung balik ke shampoo yang lama.

Aku setia padamu sayang! :* Tuh liat botolnya sampe bulukan!

Setelah itu, aku gak pernah lagi coba-coba pake shampoo lain. Tetep setia pake shampoo bayi Z! sampe sekarang. Malah sekarang aku seneng pake shampoo itu soalnya baunya enak. Seger-seger unyu gitu. Jadi berasa kayak balik bayi lagi. #plak! Rambutku juga hitam, tebel, gak berketombe, gak bercabang. Kalau rontok, rontok siih. Cuma wajar. Gak sampe bikin botak :p. Intinya rambutku sehat!

Mungkin beberapa orang bakal ada yang bilang, "Iiiihh.... udah gede masih pake shampoo bayi." *dengan tatapan menghina*

Eits, jangan salah.... shampoo bayi juga boleh dipake buat orang dewasa kok. Cuma emang ada beberapa syarat. Kalau rambutmu gampang berketombe, jangan pake shampoo bayi.
Atau baca aja DISINI untuk keterangannya.

Yah, begitulah aku.

Aku cinta shampoo bayiku.. :*

Gimana denganmu?
Share
Tweet
Pin
Share
12 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Hello Again, 31 January
    Sesuai judul, "Hello Again, 31 January" Sedikit enggak nyangka bakal nyampe di hari ini, di usia ini, dan di kondisi ini, yang seb...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose