Di bawah terangnya cahaya bulan, Rissa dan Chandra berjalan bergandengan tangan menuju sebuah bangunan bersejarah tempat mereka pertama kali bertemu dan jatuh cinta. Gedung Rahasia, Chandra menyebutnya, karena disanalah ia sering berkeluh kesah dan mencurahkan semua rasa di hatinya saat ia tak bisa menyampaikan keluh kesahnya pada orang-orang yang ada di sekitarnya. Terlebih tentang perasaannya pada Rissa saat mereka belum ditakdirkan untuk bersama.
Chandra dan Rissa menatap lurus gedung itu dengan tatapan yang penuh kenangan, mereka bersyukur akhirnya mereka bisa kembali ke tempat kenangan mereka saat mereka kini sudah menjadi pasangan.
"Sebenarnya, aku menyembunyikan sebuah hadiah yang sudah kusiapkan untukmu disini." ucap Chandra pada Rissa sembari masih menatap Gedung Rahasia. Rissa memandang Chandra penasaran kemudian menunduk tersipu.
"Aku sudah memiliki segalanya. Bagaimana mungkin aku berani menginginkan hal yang lain?" ujarnya dengan menatap Chandra penuh syukur.
Chandra balas menatap Rissa dengan tatapan yang sama. "Aku sudah menyiapkan hadiahnya. Carilah!" perintah Chandra lembut.
Rissa menoleh menatap Gedung Rahasia, ia lantas melepaskan genggaman tangannya dari tangan Chandra dan mulai mencari hadiah yang dimaksudkan Chandra.
Ia menyusuri setiap inci bagian dari Gedung Rahasia, hanya di bagian luar saja sebenarnya, karena pintu Gedung sedang ditutup karena di dalam sedang ada perbaikan.
Pot bunga, kap lampu, angin-angin, hinga daun jendela ditelusuri Rissa. Ia bahkan sampai mendongak kesana dan kemari hanya untuk mencari hadiah yang dimaksudkan oleh Chandra. Bahkan ia sampai meraba-raba lantai dan rumput yang ada di halaman. Chandra hanya tersenyum melihat usaha yang tengah dilakukan Rissa .
"Bukankah kau baru saja bilang bahwa kau tidak memerlukan hal-hal lain? Untuk orang yang baru saja mengatakan hal seperti itu, tidakkah kau mencarinya dengan terlalu serius?" sindir Chandra pada Rissa yang masih tengah serius mencari.
"Apa itu sebenarnya?" Rissa berbalik bertanya pada Chandra karena ia tak kunjung menemukan sesuatu yang dimaksud Chandra. "Mungkinkah itu benda yang sangat kecil hingga tak bisa dilihat dengan mata telanjang?"
"Kecil? Tidak!" sanggah Chandra.
Rissa menengadah menatap Chandra mencerna kata yang baru saja diucapkan oleh Chandra. Itu sebuah petunjuk penting. Ia lantas berjalan kembali ke arah Chandra kemudian menatap dalam kedua mata Chandra. Namun saat ia sudah dekat dengan Chandra, tatapan itu berubah tercampur sedikit keraguan.
"Mungkinkah itu... Kau ingin memberikan padaku Gedung Rahasia?" tanya Rissa ragu-ragu.
Tawa Chandra seketika pecah. "Kau berani berpikir seperti itu?" tanyanya pada Rissa setelah tawanya reda. "Tapi bukan itu." lanjutnya.
"Lalu apa itu?" tanya Rissa dengan senyum manisnya.
Chandra menghela napas. "Yang ingin kuberikan padamu adalah sesuatu yang tidak dapat ditukar dengan apapun di dunia ini. Di seluruh dunia, hanya ada satu, satu-satunya. Yang selama ini para wanita menginginkannya. Satu-satunya.." ucapnya dengan diakhiri senyum.
Rissa balas tersenyum setelah mendengar pernyataan Chandra. Ia akhirnya menyadari 'sesuatu' apa yang ingin Chandra berikan untuknya.
"Mungkinkah....??" tanya Rissa dengan senyum yang masih mengembang di wajahnya.
"Sepertinya kau sudah menebaknya." Chandra pun turut mengembangkan senyumannya. "Benar, itu aku." Chandra mengakuinya dengan malu-malu.
Rissa pun semakin memperlebar senyumannya. Rasa bahagianya yang terlalu membuatnya ingin terus tersenyum dan tertawa.
"Hmm.. Apa arti tawamu itu? Jangan bilang ada yang lucu." tanya Chandra penasaran karena melihat Rissa yang tertawa begitu senang.
"Bagaimana mungkin aku berani tidak hormat pada BOS-ku yang terhormat?" jawab Rissa dengan pertanyaan retoris. "Aku tersenyum karena aku bahagia. Karena aku bahagia karena itulah aku tertawa." lanjutnya dengan masih dengan senyumnya yang mempesona menghias wajah ayunya.
Chandra lantas berjalan dua langkah besar-besar kemudian memeluk erat tubuh Rissa.
"Bukankah kau sudah memberikan hatimu padaku? Karena itu, aku akan memberikan segalanya padamu." ucap Chandra dengan tegas di telinga Rissa dan masih dengan memeluk Rissa erat.
Chandra dan Rissa menatap lurus gedung itu dengan tatapan yang penuh kenangan, mereka bersyukur akhirnya mereka bisa kembali ke tempat kenangan mereka saat mereka kini sudah menjadi pasangan.
"Sebenarnya, aku menyembunyikan sebuah hadiah yang sudah kusiapkan untukmu disini." ucap Chandra pada Rissa sembari masih menatap Gedung Rahasia. Rissa memandang Chandra penasaran kemudian menunduk tersipu.
"Aku sudah memiliki segalanya. Bagaimana mungkin aku berani menginginkan hal yang lain?" ujarnya dengan menatap Chandra penuh syukur.
Chandra balas menatap Rissa dengan tatapan yang sama. "Aku sudah menyiapkan hadiahnya. Carilah!" perintah Chandra lembut.
Rissa menoleh menatap Gedung Rahasia, ia lantas melepaskan genggaman tangannya dari tangan Chandra dan mulai mencari hadiah yang dimaksudkan Chandra.
Ia menyusuri setiap inci bagian dari Gedung Rahasia, hanya di bagian luar saja sebenarnya, karena pintu Gedung sedang ditutup karena di dalam sedang ada perbaikan.
Pot bunga, kap lampu, angin-angin, hinga daun jendela ditelusuri Rissa. Ia bahkan sampai mendongak kesana dan kemari hanya untuk mencari hadiah yang dimaksudkan oleh Chandra. Bahkan ia sampai meraba-raba lantai dan rumput yang ada di halaman. Chandra hanya tersenyum melihat usaha yang tengah dilakukan Rissa .
"Bukankah kau baru saja bilang bahwa kau tidak memerlukan hal-hal lain? Untuk orang yang baru saja mengatakan hal seperti itu, tidakkah kau mencarinya dengan terlalu serius?" sindir Chandra pada Rissa yang masih tengah serius mencari.
"Apa itu sebenarnya?" Rissa berbalik bertanya pada Chandra karena ia tak kunjung menemukan sesuatu yang dimaksud Chandra. "Mungkinkah itu benda yang sangat kecil hingga tak bisa dilihat dengan mata telanjang?"
"Kecil? Tidak!" sanggah Chandra.
Rissa menengadah menatap Chandra mencerna kata yang baru saja diucapkan oleh Chandra. Itu sebuah petunjuk penting. Ia lantas berjalan kembali ke arah Chandra kemudian menatap dalam kedua mata Chandra. Namun saat ia sudah dekat dengan Chandra, tatapan itu berubah tercampur sedikit keraguan.
"Mungkinkah itu... Kau ingin memberikan padaku Gedung Rahasia?" tanya Rissa ragu-ragu.
Tawa Chandra seketika pecah. "Kau berani berpikir seperti itu?" tanyanya pada Rissa setelah tawanya reda. "Tapi bukan itu." lanjutnya.
"Lalu apa itu?" tanya Rissa dengan senyum manisnya.
Chandra menghela napas. "Yang ingin kuberikan padamu adalah sesuatu yang tidak dapat ditukar dengan apapun di dunia ini. Di seluruh dunia, hanya ada satu, satu-satunya. Yang selama ini para wanita menginginkannya. Satu-satunya.." ucapnya dengan diakhiri senyum.
Rissa balas tersenyum setelah mendengar pernyataan Chandra. Ia akhirnya menyadari 'sesuatu' apa yang ingin Chandra berikan untuknya.
"Mungkinkah....??" tanya Rissa dengan senyum yang masih mengembang di wajahnya.
"Sepertinya kau sudah menebaknya." Chandra pun turut mengembangkan senyumannya. "Benar, itu aku." Chandra mengakuinya dengan malu-malu.
Rissa pun semakin memperlebar senyumannya. Rasa bahagianya yang terlalu membuatnya ingin terus tersenyum dan tertawa.
"Hmm.. Apa arti tawamu itu? Jangan bilang ada yang lucu." tanya Chandra penasaran karena melihat Rissa yang tertawa begitu senang.
"Bagaimana mungkin aku berani tidak hormat pada BOS-ku yang terhormat?" jawab Rissa dengan pertanyaan retoris. "Aku tersenyum karena aku bahagia. Karena aku bahagia karena itulah aku tertawa." lanjutnya dengan masih dengan senyumnya yang mempesona menghias wajah ayunya.
Chandra lantas berjalan dua langkah besar-besar kemudian memeluk erat tubuh Rissa.
"Bukankah kau sudah memberikan hatimu padaku? Karena itu, aku akan memberikan segalanya padamu." ucap Chandra dengan tegas di telinga Rissa dan masih dengan memeluk Rissa erat.