• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Beberapa hari yang lalu waktu aku nemuin sesuatu yang menarik itu aku lagi pengen misuh-misuh karena suatu hal. Daripada bete berkelanjutan aku pun jalan-jalan ke twitter, ke akun twittenya @cinema21. Scroll-scroll timeline-nya eh aku tertarik pada suatu tweet. Tweet tentang promo film yang akan segera tayang. Layaknya film yang akan segera tayang pasti dibikinin trailer/cuplikan film yang biasanya dibuat iklan dan itu biasanya bikin calon penonton penasaran. Nah tweet promo film plus trailernya yang bikin aku penasaran ini adalah trailer film "Sunshine Becomes You"


Versi cover novel

Kenapa penasaran?

1. Film ini diadaptasi dari novel terkenal karya Ilana Tan dengan judul yang sama. "Sunshine Becomes You"

Karena diadaptasi dari novel maka ekspektasi pada film ini tentu sangat tinggi. Mengingat novelnya termasuk novel yang best seller dan sudah memiliki fans tersendiri. Sehingga pasti banyak para pembacanya ingin adegan-adegan dalam film ini bisa sesuai dengan yang ada di dalam novel.

2. Para pemeran utamanya.
Yep. Dari awal waktu pihak rumah produksi ngumumin kalau "Sunshine Becomes You" bakal diproyek untuk dikerjain jadi film udah banyak aja celotehan-celotehan dari masyarakat terutama dari pecinta novelnya tentang siapa yang layak berperan jadi Mia Clark, si tokoh utama wanita, si penari balet yang terkenal. Juga tentang siapa yang layak berperan jadi Alex Hirano, si tokoh utama pria, si pianis terkenal keturunan Jepang. Dan tak lupa tentang sosok Ray Hirano, adik Alex yang seorang anggota B-Boy.

Dan saat akhirnya pihak rumah produksi mengumumkan siapa-siapa aktor dan aktris yang akhirnya terpilih untuk memerankan Alex, Mia, dan Ray linimasa pecah! Pro dan kontra bermunculan. Aku sempet ngikutin perdebatan pro dan kontra ini di linimasa beberapa waktu yang lalu tepat setelah diumuminnya peran Mia (tapi lupa tepatnya kapan). Yang pro tentunya dukung-dukung aja. Sementara yang kontra, berbagai macam ekspresi bermunculan. Mulai dari yang hanya kecewa, ngambek, nggak terima, misuh-misuh, sampe ngehujat-hujat.

Emang siapa sih yang kepilih meranin Alex, Mia, dan Ray?
Well.... yang kepilih jadi Alex adalah Herjunot Ali.
Siapa sih yang gak tau Junot. Film-filmnya kayak 5 cm, Tenggelamnya Kapal Van Der Wick, dan Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh sukses di pasaran. Aktinya pun udah gak perlu diragukan lagi. Tapi Junot berperan jadi orang yang punya darah Jepang? Kayaknya gak terlalu masuk, Junot gak punya tampang-tampang orang Jepang. *in my opinion sih...!*

Kemudian Ray.
Ray diperanin sama Boy William.
Meskipun Boy William termasuk baru di dunia film (koreksi kalau aku salah ya) tapi sepertinya dia cukup lumayan kok. Terbukti filmnya bersama Chelsea Islan, "Dibalik 98" yang tayang beberapa waktu lalu cukup menyita perhatian penonton film di Indonesia.

Lalu Mia?
Tokoh Mia diperanin sama Nabilah Ratna Ayu A atau yang lebih dikenal dengan Nabilah JKT48.
Pemilihan peran untuk tokoh ini yang menyita dan bener-bener jadi bahan perdebatan, yang mengundang pro dan kontra.
Ketika nama Nabilah keluar, fans novel seperti serempak berteriak NO! untuk Nabilah berperan jadi Mia. Menurut mereka Nabilah terlalu muda untuk memerankan tokoh Mia yang memang secara umur di dalam novel dideskripsikan jauh lebih tua dewasa dibanding umur asli Nabilah. Juga dianggap Nabilah terlalu 'cemen' untuk memerankan sosok Mia yang perfect, yang cantik, yang ahli balet, yang bisa meluluhkan hati Alex, tapi juga menyimpan rahasia tentang dirinya.

Tapi ya toh keputusan pihak rumah produksi udah gak bisa diganggu gugat lagi. Mau fans-fans protes sampe misuh-misuh kayak apa juga gak bakal dipeduliin. Proses produksi terus berlanjut.
Setelah proses pengumuman pemain dengan segala pro dan kontranya ini selesai, perdebatan sementara berhenti (emang berhenti beneran atau emang aku aja yang gak tau yang sebenernya debat itu masih jalan? *entahlah*)


Official poster film

Sampai akhirnya hari Minggu kemarin (tanggal 1 November) official trailernya keluar!
Perdebatan pun lanjut lagi..........

Masih tentang pro - kontra antara fans novel vs fans lead female.

Yah, gak bisa dielak juga sih kalau Nabilah yang selama ini lebih dulu udah dikenal sebagai salah satu member idol grup udah punya fans 'militan' yang bakal dukung dia abis-abisan. Tapi fans novel juga gak bisa dianggap enteng. Mereka adalah salah satu pemicu mengapa film ini sampai terpilih untuk diangkat menjadi film, novel dengan pembaca yang banyak. Pihak-pihak yang menginginkan visualisasi sama (atau mendekati sama) dengan apa yang ada dalam novel.

Initip dulu nih trailernya :



Nih, beberapa komen yang paling aku inget dari beberapa puluh komen di bawah video trailernya: 

"Yak elah... itu scene jatuhnya si Alex alay banget. Gak sesuai sama di novel."

"Make up Nabilah ketebelan. Jadi kayak emak-emak..."

"Junot jadi kayak om-om pedofil. Naksir bocah... -_-"

"Golden rules hanya sekedar mitos!" << (jujur aku gak ngerti sama maksud komen yang ini. Mungkin yang fans JKT48 bisa jelasin? :v)

Kalau buat aku pribadi sih, yang belum pernah baca novelnya dan cuma modal lihat trailernya... perhatian utama jelas ngeliat si Nabilah (ini efek pro dan kontra penggemar). Dan yaaahhhh ini lagi-lagi menurutku dan aku setuju sama komen yang ada, penampilan Nabilah disini terlalu dituakan. Full make up ala-ala mbak-mbak (aku bilang mbak bukan emak kayak di lapak sebelah :p). Masih kelihatan bener kalau sebenernya Nabilah ini masih muda dan dipaksa jadi tua dewasa untuk menjadi Mia.

Belum lagi saat scene Nabilah satu frame dengan Junot, ualah... aku ngeliatnya justru kayak kakak-adik. Atau om dan keponakan? Ada satu frame yang Nabilah kelihatan ngedongak banget buat bisa eye contact waktu ngobrol sama Junot (ini entah faktor Nabilah yang memang kecil dan pendek dan Junot yang terlalu tinggi, aku gak tahu)

Selain merhatiin Nabilah, ada satu scene yang bikin aku pengen nepok jidat karena menurutku itu nggak masuk akal banget! Yaps! tepat! Scene Alex jatuh dari tangga dan nimpa meja kaca. Jatuhnya alay banget coy! Kayak salto! Udah gitu kan jatuhnya Alex nimpa meja kaca sampe meja itu kacanya pecah berkeping-keping bin rusak pula (yaiyalah rusak) tapi masa' si Alex cuma patah tulang tangan doang? Kalau menurutku sih itu harusnya patah tulang punggung, tulang rusuk, bahkan tulang duduk (?). Anehnya lagi, kepala Alex juga gak ada benjol, mukanya gak lecet kegores-gores kaca. -_-
Ah ya sudahlah... mungkin sutradara dan petugas make up-nya lupa sama detail itu.. :p

Dan, trailer ini ditutup dengan scene penyataan Alex ke Mia dibalik piano : "Let me kiss you..."

Prang! makin pecahlah itu komen-komen di YouTube.
Nabilah yang tahun 2015 ini masih baru berusia 16 tahun, dihadapkan dengan scene 'kiss'. Fans yang semula mendukung, beberapa mulai ikutan jadi kontra. Bukan kontra pada Nabilahnya tapi kontra pada scene-nya. Mereka nganggep Nabilah belum saatnya melakukan scene itu. Hahahaaa...

Ah, kalau diinget-inget lagi bener-bener lucu liat dan baca komen-komenannya orang-orang.
Kalau mau liat melipir aja ke official YouTube-nya Hitmaker Studio trus cari trailernya "Sunshine Becomes You". Atau klik ini aja deh!

Eumm...
Dari aku, sementara itu dulu aja deh.

Buat yang penasaran sama film ini dan pengen lihat....silahkan ditandai tanggalannya.
Film ini akan rilis dan mulai tayang di bioskop-bioskop tanggal 23 Desember 2015.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Hai, ini aku posting pake email dan G+ baru loh.... *lah terus?*

Oke, jadi begini..
Setelah mempertimbangkan beberapa hal aku akhirnya memutuskan untuk pindahan (lagi). Kalau dulu sempat kena kasus pindahan alamat blog, sekarang pindahan alamat email dan juga G+ yang nantinya akan selalu dipake buat posting di blog ini.

Tapi pertimbangan utama itu sebenernya lebih ke nama email yang lama (fitrotulfytry@gmail.com) itu menurutku terlalu alay -_-. Dan mempertimbangkan akan mulai masuknya aku ke dunia kerja setelah akhirnya lulus kuliah ini, maka aku memutuskan untuk pindah ke nama email yang sekarang ini (fitrotulaini1@gmail.com).

Email yang sekarang ini juga sebenernya bukan email baru. Justru email yang sekarang ini udah aku bikin lebih dulu dibanding akun yang lama. Dan sebenernya akun yang lama itu bukan aku sendiri yang bikin. Tapi dibikinin. Cekikik...

Btw, ini tampilan profil G+ ku yang baru


Jangan sampe salah nyasar di G+ yang lama lagi yaaaa.... karena yang lama ini udah gak akan dipake lagi.


Jadi gitu ajalah...
Buat temen-temen yang udah berteman dengan aku di G+ yang lama, bisa tolong buat add atau follow lagi di G+ ku yang baru... Yaaa....??? :)

Terima kasih.... :)
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Duh... duh... siapa sih yang enggak kenal dengan bapak Ridwan Kamil? Pemimpin (Walikota) Bandung yang ganteng ini....#eeaaaa. Secara sepintas yang bisa dilihat dari pemberitaan-pemberitaan di media, bapak wali yang satu itu adalah sosok yang berwibawa, tegas, dan berhasil membawa kota yang dipimpinnya ke arah yang jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Selain itu, beliau juga sosok yang ramah sekaligus lucu dalam beberapa kesempatan. Beberapa alasan ini yang mungkin bisa membuat menjadi salah satu sosok pemimpin daerah yang difavoritkan oleh banyak orang. Nggak cuma warga Bandung, tapi juga warga lain di seluruh Indonesia. Termasuk (mungkin) aku salah satunya. Heheee....

Kalau Pak Walinya kayak gini, jadi warga yang baik deh! :v
(Sumber: twitter Kang Emil @ridwankamil )

Dan, siapa sih yang gak kenal sama yang namanya Instagram? Iyaaa.... itu loh, sosmed yang biasa dipake buat posting-posting foto-foto/gambar-gambar. 

Gak cuma anak gaul doang dong yang make Instagram buat uploadin foto-fotonya. Tapi yang sekelas walikota pun make sosial media ini buat tempat 'nyampah' foto-fotonya.

Bagi Kang Emil Instagram itu udah dijadikan kayak album pribadinya. Tempat beliau 'nyampah' mengekspresikan segala macam hal yang beliau rasakan. Maka gak heran di Instagram kita bisa ngeliat Kang Emil posting berbagai macam foto yang disertai caption-caption lucu yang seringkali bisa mengundang senyum bahkan bisa bikin ketawa ngakak. Beda dengan penggunan Facebook dan twitter. Facebook beliau gunakan untuk membagikan informasi sekaligus sosialisasi program-program Pemkot. Sementara twitter yang selain digunakan untuk menginfokan tentang kegiatan Kang Emil sebagai walikota sekaligus tempat warga bisa berinteraksi dengan Kang Emil. Seringkali Kang Emil terlihat membalas mention dari followers di twitter. Gak cuma mention yang serius, mention yang gak serius pun suka dibalas oleh Kang Emil

Iya deh Pak kalau gitu... saya milih single aja... :v

Nah.... balik ke Instagram. Dari berbagai foto yang udah diunggah Kang Emil di akun IG-nya nih ada beberapa foto yang sukses bikin aku ngakak guling-guling waktu ngeliatnya. Postingan itu sebenernya Kang Emil nge-repost postingan followersnya. Postingannya foto-foto Kang Emil yang sudah diedit. Parahnya foto-foto yang sering kena korban edit oleh followers Kang Emil ini justru foto-foto Kang Emil bersama Bu Atalia (istri Kang Emil) yang sebenernya keren dan cukup romantis. Tapi setelah diedit, justru jadi sukses bikin (aku) ngakak. Ditambah caption dari Kang Emil yang sukses bikin tambah ngakak! :v

Ini foto aslinya! (Korban pertama)
Editan #part1 *kata Pak Wali mah pait!*
Editan #part2 *kata Pak Wali ditikung warga sendiri*
Editan #part3 *Pak Wali jadi Akang Min Hoo* :p


Foto asli (korban kedua)
Eaaaakkkkkk....... diedit jadi wajah Bang Mimin lagi.....!!!
Dan sepertinya ini ending dari drama Pak Wali - Bu Wali - Bang Mimin :p

Ckckckck.... aku bener-bener gak habis pikir (setelah puas ketawa ngakak!) Ide ngedit gambar macem itu datang darimana coba? Apa dari si followers yang ngefans banget sama Kang Emil? Ngefans (juga) sama Bu Atalia? Ngefans keduanya? Atau mungkin lagi iseng-iseng berhadiah (berhadiah di repost sama Kang Emil maksudnya) :p. Tapi aseli foto-foto editan yang dipost Kang Emil itu petjah! Sukses bikin ngakak. Apalagi yang versi Kang Emil jadi Lee Min Hoo. Alamak.... Lee Min Hoo! :v

Aku sih memang bukan orang Bandung, bukan juga orang yang lahir dan besar di Bandung. Atau pendatang yang sekarang tinggal di Bandung. Bukan. Bukan itu semua! Jangankan lahir dan besar atau sekarang tinggal di Bandung, mengunjungi kota yang terkenal dengan landmark Gedung Sate-nya itu saja baru sekali seumur hidup, saat dateng ke nikahannya Mas misananku (anaknya Budhe) Oktober tahun lalu.

Tapi jadi followersnya Kang Emil di Instagram itu bener-bener hiburan banget. Selain menghibur, juga ada sedikit rasa ikut bangga akan pencapaian-pencapaian dan prestasi yang beliau dapat. Di jaman sekarang gak banyak pemimpin yang seperti Kang Emil ini. Yang sangat concern dalam pekerjaannya. Tapi juga tetap menyempatkan berinteraksi dengan warga dan masyarakat, dan tetap apa adanya. Gak kehilangan sense of humor (karena gak selamanya pejabat harus tampil selalu serius) :)

Terima kasih sudah mau berbagi dengan kami para warga, Pak Ridwan Kamil.
Sukses terus untuk bapak! :)





PS: Bang Mimin = Lee Min Hoo (sebutan konyol dari Amel - mantan temen sekosan buat Lee Min Hoo) :v




Salam dari saya yang bukan warga Bandung
tapi jadi followers bapak di Instagram
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
"Well...
Tak harus percaya dengan buku ini,
anggap saja dongeng pengantar tidur.
Setidaknya sebelum aku mati, aku bisa berbagi.
Hingga kelak diceritakan kembali,
ke generasi yang tak pernah bertemu
denganku, ataupun 'mereka'."

Satu paragraf 'pesan' itulah yang disampaikan oleh Citra Prima pada pembukaan di buku terbarunya "Conversation With Ghost". Sebenarnya dari judulnya saja kita bisa menebak apa yang ada dalam buku bercover ungu magenta-biru ini. Ya cerita pengalaman dari seorang Citra Prima mengenai beberapa pengalamannya, persinggungannya, dan perbincangannya dengan 'mereka' makhluk tak kasat mata yang biasa kita sebut dengan 'hantu'.


Citra Prima yang merupakan pengarang buku ini bukanlah nama asing dalam dunia 'perhantu'an di Indonesia. Nama dan juga wajahnya sudah sering wara-wiri di televisi. Ia secara berkala muncul menjadi narasumber dalam acara mistis [Masih] Dunia Lain dan Mister Tukul Jalan-Jalan. Wajahnya yang cantik dan penampilannya yang nyentrik seperti menjadi 'pembeda' sekaligus juga daya tarik tersendiri bagi dirinya diantara narasumber-narasumber mistis yang kala Nyanyah Citra (panggilan akrab Citra Prima) pertama kali muncul masih didominasi oleh laki-laki.

Nyanyah Citra Prima (Sumber : Liputan6.com)

*by the way, aku kangen nonton MDL a.k.a [Masih] Dunia Lain. Akhir-akhir ini gak pernah nonton lagi karena udah keburu ngantuk duluan*

Well, balik ke buku 'Conversation with Ghost'.... 

Semua ini bermula saat aku mengalami NDE (Near Death Experience) di usia 9 dan 11 tahun. Sejak saat itu, banyak kejadian yang kualami pada masa anak-anak yang sulit dipercaya oleh banyak orang, terutama orang dewasa. Dulu, aku pernah disangka gila karena sering berbicara sendirian dan menangis tiba-tiba.

Jauh dari kehidupan orang normal, aku menemukan kebahagiaan baru saat bertemu 'mereka'. Mungkin kalian pernah mendengar samar-samar suara cekikikan orang tertawa, suara geraman orang marah, atau mungkin kalian juga pernah melihat bayangan yang berlari cepat lewat depan mata, dan juga melihat benda-benda bergerak dengan sendirinya. Atau jangan-jangan, kalian pernah tidak sengaja melihat penampakan 'mereka'?

Namun, apakah kalian yakin kalau semua peristiwa tersebut ulah 'mereka'? Ada baiknya kalian membaca ceritaku ini. Cerita di mana aku bertemu ragam jenis dari 'mereka' dan mumpi yang menjadi nyata, serta melakukan penjelajahan tanpa batas ke tempat-tempat baru yang sulit dijangkau.

Sekarang kalian hanya perlu duduk manis, buka lembar demi lembar buku ini. Maka akan aku ceritakan pengalamanku bertemu 'mereka' dan pesan yang ingin 'mereka' sampaikan kepada kalian.

Sttt... aku beritahu, ini bukan cerita fiksi!

Begitulah ringkasan yang tertulis di sampul belakang buku "Conversation With Ghost" dan seperti yang sudah disebutkan, buku ini memang berisi cerita pengalaman Citra Prima saat bertemu dengan 'mereka' yang lebih sering kita sebut dengan hantu.

Cover belakang 'CWG'

Terdiri dari total 12 bagian. 10 cerita pilihan tentang pengalaman Citra bertemu dan berinteraksi dengan makhluk astral, 1 bab tentang dialog langsung antara Citra dan makhluk astral, dan 1 bab terakhir tentang jurnal/catatan mengenai istilah-istilah dalam dunia astral yang selama ini dikumpulkan oleh Citra.

Nyi Rantam Sari, The Touch of Midas, Kebo Buntung, Kursi Goyang, Kuntilanak Overdosis, Gadis Kecil dan Kucingnya, Kerajaan Gaib, Yang Terlupa Yang Terjebak, dan Pocong di Makam Keramat adalah judul-judul cerita terpilih yang Citra masukkan dalam bukunya ini. Karena aku yakin sekali, kalau Citra harus menceritakan semua pengalamannya tebal buku yang dihasilkannya ini pasti bakalan bersaing dengan tebal ensiklopedia pengetahuan umum. Hahahaaa....

Membaca buku ini, benar-benar seperti diajak berjalan-jalan dan merasakan suasana yang sedang dialami Citra saat itu. Bagaimana dia bernarasi membuka cerita, menceritakan alur kejadian secara runut, menyisipkan dialog jika dia dan 'mereka' terlibat percakapan, hingga mengakhiri cerita yang pada akhirnya dapat membawa kita mengambil makna dari cerita yang disampaikan. Dan dari 9 cerita yang ada, cerita mengenai interaksi Citra dengan genderuwo di sebuah hotel yang dalam buku itu diberi judul The Touch of Midas adalah cerita yang paling mengesankan buatku. Kenapa? Baca sendiri aja. Gak mau spoiler. Ntar gak jadi penasaran lagi. :p

Selain cerita dengan judul The Touch of Midas bagian dari buku ini yang menarik perhatianku adalah bagian dialog langsung antara Citra dan makhluk astral. Bagian ini menarik perhatian selain karena isinya yang tak biasa yakni percakapan antara manusia dengan makhluk astral yang membahas mengenai dunia makhluk astral, tetapi juga karena layout dalam buku pada bagian ini dibedakan. Jika pada bagian-bagian lain layout buku berwarna putih dengan font hitam, maka pada bagian ini komposisi tersebut dibalik. Layout (warna kertas) hitam dengan font putih. Pengaturan ini serasa bertujuan untuk membawa kita merasakan apa yang dirasakan oleh Citra saat ngobrol dengan si makhluk astral yang tentunya dilakukan di malam hari yang gelap.


Awal bagian yang 'beda'

Secara keseluruhan, buku ini menarik untuk dibaca terutama buat yang punya rasa penasaran tinggi terhadap keberadaan makhluk astral. Cara penyampaian penulis yakni Citra Prima yang ngalir benar-benar bisa membuat kita ngerasain apa yang dia rasain saat itu, saat ia mengalami interaksi dengan si makhluk astral.

Gak hanya melulu cerita dengan tulisan, Citra juga menyisipkan foto/gambar yang berhasil dia dapat saat ia berinteraksi dengan si makhluk astral dalam ceritanya. Sayang, beberapa diantara foto tersebut tidak terlihat dengan jelas karena format dalam buku yang dicetak dengan warna hitam-putih sehingga foto yang disisipkan Citra juga harus berwarna hitam-putih sehingga pada beberapa foto seperti pada foto yang disisipkan pada cerita 'Gadis Kecil dan Kucingnya', 'Yang Terlupa Yang Terjebak, dan Pocong di Makam Keramat' hanya tampak hitam (setidaknya itu yang aku lihat), tidak bisa terlihat gambar apa yang ingin ditunjukkan oleh Citra. Mungkin lain kali, jika buku ini punya sekuel/kelanjutan bagian saat Citra menunjukkan foto itu bisa dibuat berwarna. Harga buku jelas akan jadi naik, tapi untuk para penggemar dan pecinta mistis dan mereka yang punya rasa penasaran tinggi mungkin tak akan jadi masalah.


Bagiku, ini cuma keliatan hitam-gelap. Kalau kamu?
*capture foto dari dalam buku CWG bagian cerita 'Pocong di Makam Keramat'

"Tak harus percaya dengan buku ini." 

Yap! Mungkin ada beberapa kalian yang mungkin membaca tulisan ini ada yang tidak percaya dengan keberadaan makhluk astral a.k.a hantu dan gak tertarik dengan buku 'Conversation with Ghost' ini. Tapi gak apa-apa, itu semua kembali ke diri kita masing-masing. Iya kan? Dan aku lebih memilih untuk percaya. Bukan percaya kepada hantunya, tapi percaya bahwa keberadaan mereka ada. Dan Allah sebagai Dzat yang Maha Agung memang menciptakan mereka untuk hidup berdampingan dengan kita meski kita dengan mereka berbeda dimensi alam.

Memiliki sahabat dan teman-teman yang juga diberikan kelebihan seperti Citra Prima bisa melihat, merasakan dan berinteraksi dengan mereka para makhluk astral, cerita dari kedua orang tua tentang pengalaman Mas (kakak) kandung yang sewaktu kecil pernah diikuti oleh tuyul semakin membuatku percaya pada keberadaan mereka. Selain itu semua, aku memang memiliki rasa penasaran yang tinggi pada keberadaan para makhluk astral sehingga jika ada orang lain yang bercerita tentang pengalamannya berinteraksi dengan makhlus astral aku akan sangat tertarik dan berminat untuk mendengarkannya.

Tapi, meskipun aku punya rasa penasaran yang tinggi aku gak pernah memiliki niat sekalipun untuk bisa berinteraksi dengan 'mereka', jangankan berinteraksi untuk melihat saja aku gak mau karena pada dasarnya aku ini penakut. Heheheeeeee..... penakut yang punya penasaran tinggi.

Punya rasa penasaran yang tinggi juga kayak aku?
Bisa loh buku ini dijadikan bahan bacaan... :) 

Selamat membaca!



PS : buat yang pengen beli dan baca buku ini, menurut info buku ini baru akan ada di toko-toko buku di awal November.
Aku bisa dapat dan baca buku ini, karena aku ikut PO (Pre-Order) yang dibuka oleh Citra Prima pada 3-8 Oktober lalu. Pre-order ini berhadiah TTD asli Citra Prima selaku penulis dan juga kartu astrologi sesuai dengan zodiak si pemesan buku. Sayang, aku gak kebagian bonus kartu astrologinya :'(
Share
Tweet
Pin
Share
25 comments
Tamales pagi, dulur!
Yuk, ngipok pagi dulu! :D

Sebelum masuk ke pembahasan utama, aku mau nanya-nanya dulu ah....
Apakah umak anak Ngalam? Atau umak bukan orang Ngalam tapi penggemar klub sepak bola Arema? Atau umak punya kenangan mendalam sama kota yang (katanya) dingin itu? Kenangan sama mantan, misal? *kemudian digeplak*

Kalau kalian akrab sama yang namanya kota Malang ini, selain identik sama buah apel, Malang juga identik sama klub sepak bola Arema, maskotnya si Singo Edan (Singa gila) dan juga bahasa walikan tentunya. Betul nggak nih? Gimana anak Malang? Setuju dengan pendapat ini? Kalau setuju, angkat tangan dan teriakkan suaranya..... wwuuhhhuuuuu..... *plak!*

Nah buat Ngalam-ers dan juga kalian yang lagi baca blog aku ini pada gak asing sama aplikasi chat yang namanya LINE kan? Pasti nggak asing dan pasti banyak yang pake. Kalau pada pake LINE pasti gak asing juga sama salah satu fiturnya LINE yaitu sticker LINE. Fitur ini sering banget dipake buat mewakilin/ngegambarin emosi kita kalau lagi chat sama orang lain baik chat pribadi atau chat di grup. Chatnya diselingin pake sticker biar makin greget, apalagi chat sama gebetan. #eeeaaaa.

Nah, apa hubungannya Malang dan sticker LINE?
Cerita bermula pas malem kemaren aku iseng ngecek salah satu aplikasi chatku. Ternyata chat di salah satu grup itu (sebut aja grup 'Tetua dan Alumni Kav.10) lumayan numpuk. Pas aku buka taunya ada temen yang lagi promoin sticker LINE. Specialnya sticker LINE ini bukan sticker LINE yang biasa. Tapi sticker LINE-nya bertemakan Malang dan si singa unyu!

Sumber : kiriman Herda di grup chat 'Tetua dan Alumni Kav.10'


Gimana? Ucul-ucul kan stickernya? Naahhh... buat kalian yang suka main LINE, yang suka nyari-nyari sticker yang unyu, lucu, dan mewakili pribadi kalian boleh tuh dipake sticker 'Go Ngalam Go'nya! Apalagi yang ngaku anak Ngalam dan cinta Ngalam. Dipake lah! Biar makin Ngalam pol umak! Yaaa meskipun kalau mau pake stickernya itu harus bayar sik... Tapi kalau emang minat dan mau nunjukin ke-Arema-an kalian kenapa enggak dipake coba stickernya? Hihii...

Nah, berhubung aku kenal nih sama si kreator sticker LINE 'Go Ngalam Go' ini... dan beberapa waktu lalu aku sempet 'ngucingin' update-an dia waktu sticker LINE ini masih dalam proses dan saat itu cuma aku liatin aja gak pernah aku komen, jadinya sekarang aku langsung kepoin aja dia... minta todong cerita tentang gimana sih cerita dibalik lahirnya sticker 'Go Ngalam Go' ini. 

Yuk simak obrolan aku sama Mbak Herda, si kreator sticker LINE 'Go Ngalam Go' ini:

Q: Aku
A : Herda

Q : Talames kakak. Akhirnya sticker Line-nya rilis. Hihi....
A : Sama-samaaa

Q : Ceritain dikit tentang prosesnya dong. Mulai dari ide, proses pembuatan, sampe akhirnya rilis
 A : Haha... interview banget iki.
Hmm... Kalo proses sih, proses sih pasti idenya dari awal emang pengen bikin sticker LINE buat dipake sendiri.
Sticker dengan kalimat "arek lali konco" ini sih sebenernya poros utamanya.
Like, lo pengen pake banget kan buat temen-temen yang sekarang udah pada nyebar dan susah dicariin kabarnya.

Kalau kenapa Malang, gak bohong sih emang kangen sama Malang (haha) secara dulu juga kuliah disana.
Berhubung sekarang sticker kreator dengan bahasa daerah lagi trend ya ini kesempatan yang bagus juga karena sticker Malang juga belum ada (waktu itu, Agustus). Banyak yang Surabaya-Surabaya.
Q : Cieee.... yang kangen Malang. Hihii...
A : Hahaaa ya kangen lah... kangen Ikana gue, hahahaa.... Sama nasgor perempatan watu gong. Eh pertigaan deng itu ya? Hahaa...
 Q : Yang makan sama gue itu? Itu pertigaan Kerto...
A : Hahahahaaa....
Lanjut buat proses pembuatan ya... Mulai cari info udah dari sebelum Ramadhan. Dari situ survey kecil-kecilan sama temen-temen deket, kata-kata Malang apa yang seru buat dipake. Abis itu mulai gambar, scan, sampai coloring 40 gambar makan waktu 2 minggu doang di bulan September.
Submit (ke pihak LINE) waktu itu awal September. Dan baru lulus QC (Quality Control) LINE-nya ya hari ini. Jadi kurang lebih quality control dari LINE-nya 1 bulan.
Q: Kayakya waktu itu sempet baca update-an lo kalau sticker ini sempet ditolak sama pihak LINE. Bener? Itu kenapa kalau boleh tau?
A : Jadi ada sih tolak 2 kali. Tolak pertama waktu itu ada beberapa gambar yang salah format. Harusnya transparent PNG tapi ternyata bukan transparent. Jadi waktu itu ga sengaja backgroundnya tetep putih.
Waktu tolak kedua, semua sticker berbau Arema dibilang nggak memenuhi syarat penggunaan sehari-hari. Ini sih yang paling disayangkan. Soalnya awalnya rencana emang mau jual dari sisi Aremanya. Mungkin gak diridhoi Allah aja kali, hahahaa...
Q : Trus akhirnya kok bisa lolos gimana tuh?
A : Gak tau deh... Ya mungkin udah gak ada yang salah lagi kali? Hahahaa.... Team review LINE juga gak ngasih notes kalau di-approve, kalau ditolak baru ngasih notes.
Q : Bisa jadi udah gak ada yang salah. Hahahahaa.... Btw, project sticker ini lo semua sendiri yang bikin? Termasuk gambar. Apa ada yang bantuin juga?
A : Gak lah... Gak ada yang bantuin. Semua gue yang gambar 2 minggu itu. Sekitaran Agustus. Curi-curi begadang, berhubung kerjaan juga bikin begadang. Jadi selingan aja sambil ngerjain kerjaan.
Q : Wah... keren...!!
 A :
 
Q : Hahahaaa.... Tapi udah ada hasilnya kan sekarang. 
A : Yaaa gue sih mencoba berpikir ini bukan semacam jerih payah terbayar sih. Soalnya kalo diseriusin gak seru lagi. Jadi kayak iseng berhadiah aja.
Q : Buat hiburan dan selingan aja jadinya nih?
A : Iya lah.... Karena gue juga seneng banget pake sticker. Koleksi sticker gue ada kali 20 mah lebih. *sambil ngirim screenshot koleksi stickernya* :v
Q : Buset niat bener! Hahaa...
A : Hahaha.... jadi guilty pleasure aja gitu.
Q : Btw, ada kepikiran kalau anak asli Malang bakal 'agak ketampar' gak sama hasil karya lo ini. Secara lo kan cuma anak rantau yang ngerasain Malang selama waktu kuliah lo doang. Gimana menurut lo? (as info, Herda ini aslinya anak Jakarta dan sekarang setelah lulus, dia balik kandang ke Jakarta lagi)
A : Hahahaa.... gue pikir nggak juga. Soalnya bikin 40 gambar itu gak gampang. Mesti orang murni niat atau murni iseng. Toh tinggal download sama ngomentarin kan juga lebih enak, dan gak salah sama sekali.
Itu juga yang jadi alasan kenapa gue pake nama 'osilur' sebagai publishernya. Biar dikira orang Malang aja. Kalau nyaru gitu, kan enak. Banyak sih, banyak banget yang kayak komplain lah sama gue, kenapa bukan nama gue sebagai publishernya, bla bla bla.. Cuma tujuan gue emang bukan cari eksistensi diri tapi eksistensi stickernya.
Q : Hoooo gituu.... oyi... oyi... *manggut-manggut*. Setuju deh karo umak! Eh, kalau sticker ini sukses, ada plan bikin sticker lagi?
A : Pengen sih, hahahaa.... Tapi ntar deh, cari pasar dulu.....
Q : Sip deh. Terakhir, apa harapan lo sama sticker LINE ini? Misal, semoga banyak yang pake gitu?
A : Harapan?  Ya itu mah pasti.... Tapi gue lebih pengen banyak yang pake buat ngangkat bahasa Malangan juga. Biar ngalahin sticker Surabayaan. Hahaha.
Soal revenue sih... Kecil banget bagi hasil perstickerannya. Mungkin untungnya mirip-mirip jualan pulsa. Jadi lebih buat kesenengan batin aja. Misalnya masuk top downloads. Wah keren.... Gitu.... Hehehe
Q : Aamiin... semoga bisa yak! Okedeh. Gitu dulu aja. Makasih udah jawabin pertanyaannya. Ditunggu sticker selanjutnya!
A : Oke!

Nah, gitu gaes ceritanya...
Jadi gimana? Gak pengen coba beli dan pake stickernya? Cuma 50 coins aja kok... Hihii... :D
Kalau udah pake, dijamin umak bakal Ngalam lop deh! :D

Sukses juga buat Herda. Kapan-kapan kalau aku main ke Jakarta ajakin main yaaa. Kangen makan nasgor bareng sambil ngerumpi. Hahahaa.... :v


* Chat dengan Herda, diubah sesuai kebutuhan tulisan disini. Tapi gak mengubah isi dan inti pembicaraan. :D

** Glosarium:
Tamales : Selamat 
Ngipok : Ngopi
Umak : Kamu
Ngalam : Malang
Nuwus : Suwun : terima kasih
Ilakes : Sekali
Lop : Pol : banget atau sekali
Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Coretan Fitri tentang DAY6 The Book of Us : Negentropy - Chaos swallowed up in love
    Halo selamat malam teman-teman semuaaa.... Fitri menulis tulisan ini sambil mewek jelek karena Senin, 19 April 2021 pukul 6.00 PM KST atau 4...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose