• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi


IDENTITAS BUKU : 

Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang 
Penulis : Wisnu Suryaning Adji 
Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka) 
Tahun Terbit : 2022 
ISBN : 978-602-291-984-1 
Tebal : 266 hlm 

BLURB dan SINOPSIS

"Dia laki-laki Tionghoa yang tinggal bersama anak-anaknya melewati tahun 1965.
Berbagai kejadian menguji kekuatan hidupnya.
Dia bertahan.
Dia hidup memewati zaman.
Dia menua, hingga merasa telah hidup terlalu lama.
Kini, dia cuma menginginkan satu hal: Mati.
Ternyata, mati juga sama sulitnya."  

Kematian.
Mungkin adalah salah satu topik pembicaraan yang paling dihindari. Membicarakan kematian sama dengan membicarakan kesedihan. Kesedihan tentang perpisahan dan kehilangan selamanya.

Tapi apa yang terjadi jika kematian adalah sebuah keinginan yang ingin segera diwujudkan? Terutama kematian yang tenang tanpa terbebani masalah-masalah pelik dalam kehidupan.

Dalam buku "Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang" ini kematian merupakan sesuatu yang sangat diinginkan oleh sang tokoh utama. Ncek (panggilan aku si tokoh utama) begitu ingin untuk bisa mati dengan tenang. Sengkarut perjalanan hidupnya sejak kecil hingga tua membuat sosok Ncek jengah dengan segala kondisi yang ada di sekitarnya. Sehingga dia ingin segera mengakhiri problematika kehidupannya itu dengan mati dengan tenang.

Tapi ternyata mati dengan tenang tidak semudah yang dibayangkan dan diinginkan. Ncek masih memiliki permasalahan yang harus diselesaikannya. Masalah dengan keluarga (anak-anaknya) juga dengan dirinya sendiri yang nyatanya selama hidup tidak pernah dengan secara sadar diselesaikannya dengan baik. Yang kemudian diketahui secara tersirat bahwa permasalahan itu adalah manifestasi luka batin (trauma) dalam diri Ncek yang tak pernah disembuhkan. Luka itu begitu dalam menyakiti psikilogis Ncek sebagai seorang laki-laki, suami, dan juga ayah.

Lantas apakah yang terjadi dengan Ncek di kehidupan masa lalunya hingga membentuk sosok Ncek saat ini yang penuh kekecewaan, amarah, dan juga trust issue (masalah kepercayaan)?
Apakah Ncek akan berhasil menyelesaikan permasalahannya dan mewujudkan keinginan mati dengan tenangnya? Ataukah justru buku ini memberikan alternatif lain yang bisa membuat pembaca memiliki persepsi/interpretasi lain terhadap Ncek dan seluruh kisah perjalanan hidupnya?


KESAN

Jujur, ketika awal membaca judul buku ini, aku agak ngeri-ngeri merinding karena menyeret-nyeret tentang kematian. Tapi ngeri-ngeri merinding itu kemudian berubah jadi tertarik karena tokoh utama dalam buku ini adalah seorang laki-laki Tionghoa yang melewati kejadian tahun 1965 dimana semua orang tahu di tahun tersebut ada sebuah kejadian memilukan yang tak hanya membawa trauma bagi  warga pribumi tapi juga warga-warga keturunan Tionghoa yang akibat dari kejadian tersebut mendapat stigma negatif hingga perlakuan-perlakuan kejam tak berperikemanusiaan.

Latar belakang tokoh utama tersebut lah yang membuatku penasaran. Bagaimana Mas Wis sebagai penulis akan menggambarkan, menceritakan kisah hidup seorang laki-laki Tionghoa yang bertahan hidup dari waktu ke waktu ditambah dia pernah mengalami pahitnya kejadian di tahun 1965.

Dan benar saja tokoh Ncek benar-benar membuat perasaanku jungkir balik. Di awal buku, aku benar-benar dibuat tersinggung, marah, dan cukup sakit hati dengan narasi yang disampaikan Ncek. Dia seperti sangat membenci anak-anak dan juga menantunya. Menganggap anak-anak itu bodoh, tidak piawai dalam melakukan pekerjaan, dan selalu menyalah-nyalahkan semua perbuatan yang mereka lakukan. Intinya semua perbuatan yang dilakukan anak-anak tidak pernah ada yang benar di mata Ncek.

Sungguh, aku tidak habis pikir, dari mana anak-anakku mendapatkan bakat bodoh dan pemalas. Kecuali malaikat telah mengirimkan paket berisi bayi yang keliru kepadaku, aku tidak bisa menduga alasan lainnya. -hlm.18

Mereka anak-anak bodoh, dan aku tidak tahu konspirasi macam apa yang sudah terjadi sehingga aku yang pintar dan istriku yang baik hati bisa melahirkan anak-anak yang kesulitan berpikir, dan tak memikirkan bahwa klip staples berbahaya untuk sistem pencernaan manusia. Kurasa memang benar, malaikat yang bertugas membagikan bayi telah mengirimkan bayi yang keliru ke alamat yang salah akibat petunjuk denah yang kurang akurat. Anak-anakku seharusnya dilahirkan dalam rumah-rumah milik pasangan-pasangan bodoh yang lebih cocok sebagai orang tua mereka. Bukan rumahku. Bukan rahim istriku. -hlm.22

Wah asli yaaa sebagai anak, aku merasa sakit banget waktu baca narasi/kalimat Ncek itu. Aku ketriggered sampe langsung nutup bukunya, ngambil napas dalam-dalam, mencoba merdakan emosi dan keinginan untuk ngelempar buku saking keselnya! Bisa-bisanya seorang ayah bilang gitu tentang anaknya!

Bukannya kelakuan anak itu secara tidak langsung adalah bentukan dari didikan dari orang tua? Hasil mencontoh kelakuan orang tua? Jadi kelakuan anak-anak Ncek itu juga secara tidak langsung adalah hasil dari didikan Ncek (dan istrinya) juga dong. Yang berarti juga lagi-lagi secara tidak langsung Ncek mengajarkan hal yang salah pada anaknya dan membenci hasil didikannya. Tapi kenapa Ncek tidak introspeksi dan justru hanya menyalahkan anak-anaknya, dan sistem pendidikan Indonesia yang lagi-lagi menurut Ncek hanya menghasilkan anak yang tidak berguna.

Aku kemudian membayangkan bagaimana perasaan anak-anak Ncek jika tahu ayahnya memandang mereka dengan sebegitu negatifnya. Apakah anak-anak itu akan sakit hati juga? Padahal yang mereka lakukan kan mencoba merawat (berbakti) pada Ncek, ayah mereka di sisa usianya. Tapi kenapa Ncek justru berpikir begitu pada anak-anaknya? Meski ya harus diakui ada perilaku anak Ncek yang salah seperti hampir selalu ceroboh saat mengemas bekal makanan Ncek. Dan rencana menjual rumah yang mereka ditinggali padahal Ncek secara jelas dan terang-terangan menolaknya juga hal yang harus diakui  salah dari sikap anak-anak Ncek.

Tapi kemudian aku mencoba kembali berpikir, dengan backgroundnya sebagai seorang laki-laki Tionghoa yang hidup dalam lintas waktu yang cukup panjang di negeri yang sempat tak ramah pada warga keturunan ini pasti ada alasan, ada latar belakang kenapa Ncek bersikap sebegitu.

Dan benar saja, seiring perjalanan dan perkembangan cerita, perasaan marah dan kesalku pada Ncek pelan-pelan berubah. Aku mulai bisa memahami kenapa Ncek bersikap seperti itu di masa tuanya. Ada hal-hal di masa mudanya yang membuat Ncek tua memiliki penyesalan, trauma, yang kemudian menjadikannya memiliki semacam trust issue kepada orang lain.

Ncek anak-anak adalah anak yang tidak mengenal orang tua. Dia dibesarkan di panti asuhan dengan ayah asuh yang 'galak'. Teman-temannya kerap membully Ncek yang mungkin terlihat berbeda dari anak-anak lain di panti asuhan. Tidak tahan dibully Ncek melarikan diri.

Untuk menyambung hidup, Ncek bekerja sebagai kuli panggul di pasar dan tidur di sembarang tempat karena tak punya tempat tinggal. Kehidupan Ncek sedikit membaik ketika A Pe seorang penjual beras di pasar membantunya, mengizinkan Ncek tinggal bersama dengan keluarganya. Anak perempuan A Pe lah yang meminta kepada Papanya untuk membantu Ncek.

Namun, kehidupan nyaman Ncek di rumah A Pe tidak bertahan lama ketika anak perempuan A Pe mengajak Ncek untuk pergi melarikan diri. Ya, dua anak itu saling jatuh cinta tapi jelas A Pe tidak menyetujui dan merestui hubungan mereka. Berkali-kali permintaan anak perempuan A Pe untuk bisa menikah dengan Ncek ditolak oleh A Pe. Hingga akhirnya dua anak itu pergi melarikan diri.

Lagi-lagi, kehidupan pelarian tak memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi Ncek dan anak perempuan A Pe yang kemudian menjadi istrinya. Meski mereka bisa bertahan dan berjuang tapi hubungan yang tak harmonis dengan orang tua membuat Ncek dan istrinya menyesali keputusan dan perbuatan mereka. Ada rasa bersalah dalam diri mereka. Tapi meski merasa bersalah dan menyimpan luka, Ncek dan istrinya tetap menjalani kehidupan yang telah mereka pilih karena mereka sudah memahami konsekuensi dari segala keputusan dan perbuatan mereka.

Hingga kemudian terjadilah tragedi 1965 dan kejadian-kejadian penyerta setelahnya. Meski masih tak diterima, Ncek datang kepada A Pe memberitahu A Pe untuk segera mengungsi karena keadaan begitu berbahaya terlebih untuk kaum seperti mereka. A Pe sempat menolak tapi berkat paksaan seorang kerabat A Pe bersedia untuk mengungsi. Tapi tidak dengan istri Ncek.

Saat Ncek datang untuk memeriksa toko beras dan rumah yang ternyata sudah dijarah dan diobrak-abrik orang tak dikenal, sang istri masih disana, bersikukuh tetap bersama Ncek menemaninya. Sebuah keputusan naas yang kemudian membawa istri Ncek dan juga Ncek sendiri mengalami sebuah kejadian menyesakkan, memberikan trauma yang sangat mendalam bagi sepasang suami-istri itu hingga akhir hayat mereka. *dahlah aku gak tahan buat nyeritain apa kejadian dialami Ncek dan istrinya. Kejadiannya keji dan biadab. Sampe aku misuh-misuh kesal pas baca. Padahal di buku cuma diceritain dan dijelasin dalam 2 halaman, tapi marah, sedih, dan traumatisnya sampe setebal bukunya! KZL!*

Bukti misuh-misuh

Two thumbs buat Mas Wis sebagai penulis yang begitu piawai menceritakan kronologis kehidupan Ncek. Sejak dia anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia. Meski diceritakan dalam alur maju mundur, aku secara pribadi cukup bisa memahami mana bagian masa kini dan mana bagian masa lalu meski tidak ada pembeda yang cukup jelas dlm penulisan settingnya. Tapi ada kalanya, aku jadi sedikit bingung saat baca karena lompatan perubahan alurnya bisa terjadi secara tiba2 yang ternyata itu adalah bagian dari pola atau cara berpikir Ncek.

Yaaa... alur buku ini mengikuti pola atau cara pikir yang ada dlm pikiran Ncek! Jadi ketika setting ada di masa sekarang, itu adalah saat menceritakan kondisi saat ini Ncek, pergumulan yang ada dalam pikirannya tentang kondisinya saat ini. Sementara ketika setting mundur ke masa lalu, itu berarti Ncek 'tiba-tiba' teringat dengan kejadian yang dialaminya dahulu yang relate dengan apa yang sedang dia pikirkan saat ini.

Dan meski buku ini menceritakan perjalanan hidup Ncek sejak kecil hingga tua, hingga dia merencanakan kematiannya ada beberapa bagian yang cukup relate entah dengan kondisi sosial saat ini atau kondisi secara pribadi. 
Seperti misalnya percakapan antara A Pe (bapak angkat Ncek yang kemudian menjadi ayah mertuanya) dengan sahabatnya si pemilik toko sebelah tentang revolusi terasa masih relate dengan kondisi politik yang terjadi sekarang. A Pe merepresentasikan masyarakat awam yang 'realistis' meski terkesan agak masa bodo dengan urusan negara, yang hanya ingin hidup tenang. Sementara pemilik toko sebelah seperti masyarakat yang berhasil terpengaruh oleh janji-janji manis para politikus yg seakan-akan bisa membawa perubahan instan terhadap kondisi negara. Padahal kan ya belum pasti... 🤷‍♀️🤷‍♀️🤷‍♀️

"Kalian orang-orang politik cuma bisa ribut. Orang-orang lapar dan bosan dengan keributan kalian." -hlm.100

"Orang-orang kecil berselisih, bahkan berkelahi, untuk masalah yang tidak mereka pahami." -hlm.102

"Bilang kepada orang-orang di atas sana, berhentilah berebut kekuasaan. Rakyat butuh makan." -hlm.102

At the end, banyak nilai-nilai yang bisa kita ambil dari buku ini. Terutama tentang luka batin yang mungkin tak disadari tapi ternyata membawa dampak yang begitu besar. Sehingga penting bagi kita secara pribadi untuk bisa mengenal kondisi psikis kita. Jika memang ada luka batin yang perlu dan harus segera diselesaikan/disembuhkan maka segerakanlah. Perlu bantuan profesional? Pergi saja tak perlu takut. Sebelum semuanya terlambat. Sebelum semuanya menjadi luka yang tak akan pernah bisa disembuhkan yang mungkin bahkan bisa membuat luka bagi orang lain.

Seperti sebuah pesan dari Ncek di bagian akhir buku:

"Anak-anakku, bacalah catatan-catatanku dengan baik karena sejarah bisa berulang dalam bentuk berbeda. Percayalah, kalian tidak menginginkannya. Maafkan. Maafkan aku karena tak mampu menjadi masa lalu yang baik untuk kalian. Aku adalah ayah kalian yang tak pernah pulih dari rasa sakitnya. Kalian memang tidak pernah benar-benar mengenalku. Tapi, kalian sudah kumaafkan karena maaf-lah yang membebaskan walau takkan melupakan." -hlm 265.

😭😭😭😭😭😭

So, overall aku memberi buku ini poin 8.8/10.
Dan seperti yang sudah beberapa kali aku bilang di twitter, buku ini kemungkinan akan menjadi salah satu buku favoritku di tahun 2023.

Tertarik untuk ikutan baca? 

Tapi.... tapiii..... kalau tertarik ikut baca, pastikan kamu dalam kondisi psikis yang siap yaa. Jangan memaksa baca buku ini jika kondisi psikismu tidak siap. Berhenti saja jika sudah tidak nyaman dan merasa triggered banget. Seperti pesan Mas Wis padaku saat aku sambat di awal-awal baca buku ini.

Pesan dari Mas Wis ketika membaca bukunya
Share
Tweet
Pin
Share
No comments

Judul : Laki-laki ke-42
Penulis : Atalia Praratya
Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2021
ISBN : 9786020641065
Tebal : 128 hlm

Melihat nama Atalia Praratya sebagai penulis buku novel bertema cinta rasanya seperti sesuatu yang cukup unik dan menarik. Karena dalam kesehariannya, perempuan yang sering disapa Bu Cinta itu lebih dikenal sebagai Bunda dari segala bunda di Jawa Barat.
 
Terlepas dari beragam jabatan yang diembannya, menengok buku karya Bu Cinta adalah sebuah manifestasi rasa penasaran. Bagaimana seorang perempuan nomor satu di Jawa Barat menuangkan imajinasi dan kemampuannya dalam menyusun kata dan kalimat. Meski seharusnya tak perlu diragukan karena pengalaman dan latar belakang pendidikan beliau yang sangat mumpuni.
 
Laki-laki ke-42 ini bercerita tentang kehidupan Chiara yang cukup sederhana. Hidupnya digambarkan bahagia dengan ibu yang sangat menyayangi serta mendukungnya tapi sedikit protektif pada dirinya. Maklum anak perempuan.

Paras Chiara yang cantik juga menjadikannya banyak disukai oleh kaum adam. Begitu banyaknya sampai sang mamah iseng mengusulkan bagaimana jika Chiara mencatat nama-nama laki-laki itu sekaligus bagaimana cara mereka mendekatinya. Toh perempuan itu sedari kecil suka menulis buku harian dan mencatat segala hal.

Hingga dari sekian banyak lelaki yang mendekati Chiara, laki-laki ke-42 lah yang akhirnya berhasil terpilih dan menjadi pendamping hidup Chiara.
Lantas siapakah laki-laki ke-42 itu?
Baca aja biar tahu jawabannya. Ehehee...
(P.S. also a little spoiler: Buat yang ngikutin Bu Atalia dan suami, pasti bisa menebak siapa yang ada di balik cerita Chiara atau siapa sosok asli Chiara juga siapa sosok laki-laki ke-42 yang berhasil memenangkan Chiara di cerita ini.
Karena yaaa sejelas ituu... yang mengikuti sosok beliau-beliau tersebut pasti langsung sadar!
Gemas!
Sekaligus bikin iri... *eh*)


Jujur, ketika pertama kali pegang buku ini sekitar dua bulanan yang lalu (begitu bukunya sampe dan selesai kubuka dari bungkus paketannya) aku langsung mikir dan nyeletuk, "Wah, ini sih bacanya pasti  cepet. Sekali duduk juga langsung habis. Gak pake lama..."

Dan bener ajaa.. Begitu mulai baca... bawaannya santai, ngalir dan seru. 
Ibarat naik mobil kayak lagi di jalan tol yg sepi. Lancar dan bebas hambatan. 
Gak kerasa lembar demi lembar terlewati. Sampe lebih kurang satu jam aku udah selesai baca bukunya. Bacanya juga biasa aja, gak ngebut, gak dicepet-cepetin, apalagi dilwatin. Gak! Dibaca normal semua. Bahkan di beberapa kalimat ada yang kuulang karena aku suka.


Karena ceritanya yang super duper ringan dan hampir gak ada konflik yang berat, baca buku ini juga gak bikin emosi jiwa. Rasanya enteeeenngg bangeett. Bahkan yang ada tuh malah mesam-mesem karena gemes campur iri liat Chiara yang dideketin banyak cowok. 

Rasa itu muncul mungkin karena didukung sama format penulisannya yang pake sudut pandang orang pertama, sehingga baca buku ini berasa kayak lagi baca buku harian. Buku hariannya Chiara. Efek lainnya seolah-olah pembaca tuh menjadi Chiara. Jadi bisa memahami perasaan yang dirasakannya.
Gemes!

Tapi karena secara garis besar buku ini mengangkat cerita cinta yang sepertinya berdasarkan kisah nyata, ceritanya meski ngalir, ringan, dan seru ada momen saat baca tuh tiba-tiba ngerasa bosen. Karena ya itu tadi, hampir gak ada konflik di cerita ini. Terlalu unyu dan uwu nyeritain Chiara yang dideketin sama cowok-cowok. Sehingga konflik/permasalahannya hanya sekadar gimana Chiara menghadapi cowok-cowok itu.


So, overall aku ngasih 7,8/10 buat buku ini.

Buku ini cocok dibaca untuk semua umur. Baik anak-anak remaja yang beranjak dewasa, yang ada di masa-masa naksir-naksir ditaksir hingga dewasa yang meski kisah cintanya gak semulus Chiara tapi kepengen juga, bisa baca buku ini.
Buat orang tua yang punya anak remaja dan mulai naksir-naksiran sama temennya, bisa baca buku ini juga karena ada sosok Ibu Chiara meski gak terlalu di-ekspos keberadaannya, tapi bisa menjadi sosok orang tua yang bisa dicontoh kebijaksanaannya dalam mendidik dan menghadapi anak perempuannya. Selain itu juga bisa mendapat insight tentang bagaimana anak perempuan jika sedang didekati dan ditaksir sama lawan jenis. Lumayan bisa buat jaga-jaga gitu. Ehe....
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments


Judul : Wingit
Penulis : Sara Wijayanto
Penerbit : PT Elex Media Komputindo
Tahun Terbit : 2020
ISBN : 978-623-00-2183-1
Halaman : vii + 244 halaman

"Hantu tersebut berwujud seorang anak kecil laki-laki. Fadi mengambil alih penelusuran saat makhluk tersebut berkomunikasi dengan saya. Selanjutnya kami menyebut hantu anak kecil tersebut dengan nama Adik. Ia memiliki kebiasaan mengangkat kaki kanannya, lalu menggesekkan tulang kering kakinya ke betis kaki kiri seperti merasakan gatal.

Ternyata, Adik tidak sendirian. Ia bersama dengan seorang kuntilanak yang ia panggil Tante. Adik bahkan menunjukkan di mana lokasi Tante berada, tepatnya di sebuah pohon. Inilah penelusuran kisah Adik dan Tante Kun beserta hantu-hantu lainnya."

Blurb di sampul belakang buku berjudul "Wingit" karya Sara Wijayanto ini benar-benar memancing penasaranku. Apalagi selama pandemi, eh enggak deh jauh sebelum pandemi pun aku cukup senang dengan hiburan-hiburan yang berhubungan dengan 'mistis'. Bahkan bisa dibilang selain per-Koreaan, hal-hal yang berhubungan dengan mistis mendapat perhatianku tersendiri.

Wingit dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti suci dan keramat, atau angker. Kesan inilah yang selanjutnya dibawa oleh Sara Wijayanto ke dalam buku terbarunya.

Buku Wingit sendiri sebenarnya lahir dari pengalaman Sara Wijayanto sebagai penulis selama perjalanannya melakukan penelusuran ke tempat-tempat misteri. Seperti diketahui banyak orang, Sara Wijayanto, artis yang sempat juga menjadi penyanyi ini sekarang lebih dikenal sebagai konten kreator/YouTuber mistis melalui acara "Diary Misteri Sara (DMS)" yang ditayangkan berkala setiap hari Sabtu melalui akun YouTube miliknya. Sebagai acara yang rutin tayang, DMS sudah memiliki ribuan bahkan jutaan penggemar. Per Januari ini jumlah subscriber di akun YouTube Sara Wijayanto sudah mencapai 7,39 juta. Angka tersebut belum termasuk jumlah pengikut/followers di akun Instagram diarymisterisara yang mencapai 732 ribu dan di akun pribadi sarawijayanto sebanyak 1,9 juta followers.

View this post on Instagram

A post shared by Official #DiaryMisteriSara (@diarymisterisara)


Dalam setiap video, wawancara dengan berbagai pihak, serta cerita-cerita yang dibagikan baik melalui akun diarymisterisara ataupun akun pribadinya, Sara selalu mengatakan jika dia tidak memaksa orang lain untuk mempercayai apa disampaikannya karena dia hanya ingin berbagi cerita. Cerita dari sosok-sosok tak kasat mata yang ditemuinya di setiap tempat yang dikunjunginya. Sosok-sosok itu, seperti kita manusia meski ada yang memiliki wujud yang mengerikan tapi ternyata memiliki ceritanya tersendiri.

Meski tampak serupa dengan buku-buku lain yang menceritakan pengalaman mistis dari sudut pandang orang yang diberi kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan sosok di dunia sana, namun cerita yang disajikan Sara dalam buku ini jauh lebih personal. Bukan personal dalam sudut pandang Sara Wijayanto, melainkan personal dari sudut pandang para hantu sosok tak kasat mata yang kisahnya dipilih oleh Sara Wijayanto.

Baca juga : [Review] Conversation With Ghost by Citra Prima

Terdiri dari tujuh bab yang masing-masing menceritakan tujuh orang sosok yang berbeda. Sara terlebih dulu menceritakan bagaimana latar belakang atau awal mula pertemuannya dengan sosok yang akan diceritakannya sebagai pembuka. Bagaimana kesannya ketika dia bertemu dan hal apa yang kemudian membuatnya memutuskan untuk memilih dan memperbolehkan sosok tersebut bercerita. Baru setelahnya Sara akan memulai cerita mengenai si sosok.

Dalam menceritakan perjalanan hidup si sosok, Sara tak selalu menceritakannya dalam sudut pandang orang ketiga. Dalam beberapa bab, Sara mengubahnya menjadi sudut pandang orang pertama. Jadi seolah-olah pembaca bisa merasakan sekaligus menjadi sosok yang sedang diceritakan.

Seperti ketika Sara menceritakan sosok bernama Ningsih, Marni, dan Mary. Sara menceritakannya dengan cukup detail dan apik menggunakan sudut pandang orang pertama.

"Setelah mendengar teriakan itu, mendadak tubuhku terasa ringan. Aku merasa sehat. Aku senang sekali dan bisa bangkit berdiri. Aku melihat dukun yang masih duduk di atas dipan dan sedang menampar pelan pipi seorang perempuan yang terbujur kaku di atas dipan. Aku melihat sosok tubuh itu adalah aku. Tubuhku. Ragaku. Aku sudah mati." -hlm.17

Pernah menuangkan cerita pengalamannya dalam sebuah buku meski kala itu berkolaborasi dengan Risa Saraswati, membuat cara bercerita Sara Wijayanto sangat mengalir. Caranya dalam mendeskripsikan tentang tempat dan kejadian demi kejadian yang dialami oleh sosok yang tengah diceritakan membuat pembaca seperti turut hanyut di dalamnya. Karena diceritakan secara lebih personal, rasa greget, gemas, kasihan, bahkan turut marah seperti datang silih berganti ketika membaca alur cerita yang disajikan.

Kalau aku diminta untuk memilih satu cerita yang berkesan, jujur sih aku gak terlalu bisa milih. Karena setiap sosok memiliki ceritanya masing-masing. Namun jika benar-benar dipaksa untuk memilih, mungkin aku akan memilih cerita dari sosok Siti. Dia tak pernah bisa memilih jalan hidup yang dipilihnya, lingkungan yang membawanya harus menjalani hidup dalam sisi gelap. Namun dalam kegelapan hidupnya, dia melihat ada cahaya dan dia ingin meraih cahaya itu dan meninggalkan kehidupan kelamnya. Namun takdir berkata lain, sebelum dia bisa mencapainya semuanya harus terenggut... :'(((

Untuk membedakan satu cerita dengan cerita yang lain, selain dipisahkan dengan BAB dan nama sosok yang akan diceritakan, dalam buku ini juga disertakan ilustrasi yang menggambarkan bagaimana sosok tersebut ketika menampakkan dirinya kepada Sara sebagai pemisah sekaligus permulaan setiap babnya. Digambar oleh Wisnu Hardana yang merupakan adik dari Sara Wijayanto yang juga hampir selalu menemani Sara dalam setiap penelusarannya di konten DMS, membuat pembaca sedikit mendapatkan bayangan bagaimana wujud sosok yang tengah bercerita atau diceritakan.

Ilustrasi sekaligus pembuka bab

Akhir sekaligus kesan usai membaca buku ini adalah bahwa meski ketujuh sosok tak kasat mata yang diceritakan Sara pada buku ini sebagian besar memilih jalan yang salah di akhir hidupnya, namun ada pelajaran yang dapat diambil dalam perjalanan hidup mereka. Diantaranya pelajaran tentang bagaimana dalam kelamnya hidup, masih ada secercah harapan. Juga pelajaran bahwa dibalik sifat 'keras' justru menyimpan kelembutan dan kasih sayang yang tak terhingga.

Dan satu, bahwa seberat apapun ujian hidup jangan sekali-kali menyerah dan terbawa dengan energi negatif baik yang muncul dalam diri sendiri atau terpengaruh dari luar. Memutuskan mengakhiri hidup dengan jalan bunuh diri, bukan pilihan yang baik.

Olah rasa dan perasaan juga penting dilakukan dalam hidup. Belajar untuk memiliki sifat ikhlas, sabar, dan pemaaf lebih menenteramkan diri daripada menyimpan kecewa, amarah, bahkan dendam apalagi jika hingga dibawa sampai ajal.
Hal itu sudah pasti sulit, namun dengan mengingat keberadaan Tuhan Yang Maha Esa dan mendekatkan diri kepada-Nya niscaya akan ada jalan yang diberikan.

Dan kembali mengutip tulisanku sendiri di postingan ini, bahwa mungkin ada beberapa kalian yang mungkin membaca tulisan ini ada yang tidak percaya dengan keberadaan makhluk astral a.k.a hantu dan gak tertarik dengan buku ini. Gak apa-apa! Itu semua kembali ke diri kita masing-masing. Iya kan? Dan aku lebih memilih untuk percaya. Bukan percaya kepada hantunya, tapi percaya bahwa keberadaan mereka ada. Dan Allah sebagai Dzat yang Maha Agung memang menciptakan mereka untuk hidup berdampingan dengan kita meski kita dengan mereka berbeda dimensi alam. Keberadaan mereka juga bisa memberi arti dan pelajaran bagi kita, jangan sampai kita mengulangi kesalahan yang sudah pernah mereka lakukan.. :)

Nah buat kalian yang penasaran, buku ini masih ada di toko-toko buku. Bahkan terakhir kali aku ngecek sosmed dan web resmi Gramedia buku Wingit ini menjadi salah satu buku best seller.

Tertarik?

Selamat membaca :)

For points : I give 3,9/5 points for this book :))
Share
Tweet
Pin
Share
11 comments
Di awal tahun 2021 lalu, aku baru tahu kalau ternyata salah satu band Indonesia favorit aku, ADA Band baru aja rilis single baru. Kalau gak gara-gara liat Instastory dari sodaraku yang juga sesama fansnya ADA Band, mungkin sampe sekarang aku gak tahu kalau mereka ngerilis lagu baru dan masih akan istiqomah dengan list lagu-lagu dari DAY6, band Korea favoritku. Eheheee.....

Di single baru mereka kali ini, ADA Band udah nggak lagi barengan sama Donnie Sibarani yang biasa ngisi di bagian vokal. Posisi vokalis saat ini udah ditempati sama Indra Perdana Sinaga atau yang akrab disapa Naga. Yups, Naga ex-vokalisnya Lyla ituuu.

As info aja, sejak sekitar tahun 2017, Donnie emang mengajukan pengunduran diri dari posisi vokalis ADA Band. Untuk berita dan alasan kenapa Donnie mundur dari ADA Band bisa lah di searching sendiri aja yak. Aku gak perlu ceritain detail disini. Begitu juga alasan sekaligus latar belakang kenapa akhirnya bisa Naga yang sebelumnya udah lebih dikenal sebagai vokalisnya Lyla, akhirnya mengisi kekosongan posisi vokalis di ADA Band yang kosong selama hampir tiga tahun. Naga diumumin secara resmi menjadi vokalis ADA Band menggantikan Donnie pada awal 2020.

Jujur sih sebagai penikmat lagu-lagu ADA Band begitu tahu berita Donnie udah cabut dari ADA Band dan kemudian digantiin sama Naga, aku cukup kaget sekaligus ngerasa sedikit aneh. Kok bisa-bisanya vokalis band pindah. Berasa bursa transfer pemain sepak bola antar club gitu. Ehehehee...
Selain itu, diakui atau tidak Naga dan Lyla juga udah rekat banget. Suara Naga pun udah khas banget dengan lagu-lagu Lyla. Jadi ketika Naga pindah ke ADA Band, apa bisa dia 'melepaskan' image-nya Lyla? Belum lagi posisi Donnie dan juga suara khasnya sangat lekat pula dengan lagu-lagu dan image ADA Band. Apa bisa itu terganti? Atau setidaknya terlepas?

Di awal banyak yang ragu, pesimis, bahkan ada yang mencibir terhadap keputusan Naga dan juga manajemen ADA Band. Beberapa fans berseloroh, Naga di ADA Band berasa Lyla lagi cover lagu-lagu ADA Band. Beberapa yang lain yang mengatakan ADA Band rasa Lyla atau bercanda dengan menggabungkan dua nama band itu menjadi satu, menjadi ADA Lyla Band.
Ada-ada aja....

Tapi ya show must go on!

Digital Cover Single Baru ADA Band "Tak Lagi Cinta"

Hingga akhirnya, setahun setelah pengumuman pergantian vokalis baru itu akhirnya ADA Band rilis lagu baru juga. Sekilas dari cerita behind the scene lagu baru ini, sebenarnya ADA Band sudah berencana untuk merilis lagu dengan vokalis baru segera setelah pengumuman. Tapi ternyataaaaa kemudian ada Korona sehingga semua rencana harus ditunda dulu dan akhirnya baru bisa terealisasi di akhir 2020 - awal 2021.

"Tak Lagi Cinta" adalah judul lagu terbaru ADA Band yang official Music Video (MV)-nya diunggah tepat di tanggal 1 Januari 2021. Lagu yang 'katanya' mengambil konsep 80an ini suprisingly bener-bener ADA Band BANGET! Lagu bertema cinta dengan lirik yang bisa bikin patah hati ini punya aransemen yang SANGAT ADA BAND BANGET.

Nah berhubung aku tuh gak bisa mendefinisikan dan mendeskripsikan gimana sih bentuk lagunya sampe bisa dibilang dan dirasain kalau lagu itu tuh modelnya ADA Band, mending langsung dengerin dan nonton official MV-nya aja nih....


Gimana?
Paham kan?

Kalau gak paham, ya anggap aja paham lah yaaa.... :p

Aku waktu pertama kali denger lagu ini aku udah langsung nyantol dan jatuh cinta. Vokal Naga di lagu ini bener-bener ngebland dan enak banget buat didengerin. Suaranya cocok dan masuk banget di lagu ini dan bersyukurnya Naga bisa ngebangun 'warna'nya dia sendiri dan gak jadi kebawa sama 'warna' suaranya Donnie, vokalis ADA Band sebelumnya.

ADA Band sendiri meski udah tiga kali ini berganti vokalis, tetap bisa mempertahankan ciri khas atau warna musiknya meski harus berganti-ganti vokalis. Berganti vokalis gak menjadikan band yang mulai terbentuk pada tahun 1996 ini kemudian 'berubah' karena perubahan vokalis. Justru vokalis baru yang ketarik masuk ke musik khas-nya ADA Band. Dika (bassist) sebagai satu-satunya personel asli sedari awal ADA Band terbentuk, justru dianggap pintar memilih vokalis pengganti yang sangat cocok dengan warna musik ADA Band. Sehingga fans gak merasa kehilangan warna musik khas ADA Band meski berganti vokalis.

Meski harus diakui, masing-masing vokalis membawa warna dan ciri khas tersendiri juga. Donnie ketika menggantikan posisi Baim di tahun 2003 pun pernah dianggap akan sulit menggantikan Baim. Namun nyatanya Donnie berhasil dan justru bisa menciptakan warna dan khas tersendiri.
Begitu pula yang terjadi pada Naga sekarang. Suara Donnie yang berat dan sangat khas, yang sudah menjadi ciri khas bagi lagu-lagu ADA Band selama lebih kurang 15 tahun dianggap akan sulit digantikan. Apalagi beberapa lagu hits ADA Band ada yang diciptakan oleh Donnie, sebagai pencipta lagu dia pasti membuat lagu itu sesuai dengan karakter vokalnya.

Tapi ya kembali lagi seperti yang sudah kusebut di atas, SHOW MUST GO ON!

Keputusan Donnie untuk mundur di ADA Band sudah diambil dan personel juga managemen ADA Band udah memilih Naga menjadi vokalis yang baru.

Dan ketika didenger-dengerin (sebagai orang awam) Donnie dan Naga memiliki jenis suara yang cukup mirip. Sama-sama berat, sehingga seharusnya Naga gak kesulitan menyesuaikan sama lagu-lagu ADA Band. Kalau aku pribadi, Naga cukup oke ketika menyanyikan lagu ADA Band. Meski di awal rasanya aneh banget. Bayang-bayang suara Donnie, tarikan dan desahan nafasnya gak semudah itu dihilangkan dari lagu ADA BAnd dan kadang-kadang secara gak sadar masih suka ngebandingin sebuah lagu itu ketika masih dibawain Donnie dan ketika udah dibawain sama Naga.
Tapi sebagai fans, harus bisa mulai membiasakan mendengar suara Naga menyanyikan lagu ADA Band dong! Kan sekarang Naga yang jadi vokalisnya. Ehehee.. (Dan gak menutup rasa bahagia ketika nemu video Donnie yang perform solo nyanyiin lagu ADA Band).

Ah udahlah... berasa ngelantur kemana-mana banget.

Intinya, congrats buat ADA Band, salah satu band Indonesia favoritku yang udah merilis single terbarunya.
Semoga dengan vokalis baru, single baru, bisa menunjukkan jika ADA Band masih eksis di belantika musik Indonesia.
Tetap menjadi pelopor lagu-lagu mellow nan galau dengan lirik-lirik lagu yang bikin baper. Ehehe.

Sukses terus ADA Band.... :)

Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Heyhooooo......
Selamat sore!
Ketemu lagi kita... :D

Sore ini aku lagi seneng dan bangga sekaliii.... karena semalem sebagai pecinta olahraga tepokan bulu alias bulu tangkis kita baru aja berpesta. Berpesta atas keberhasilan Praveen Jordan dan Debby Susanto keluar sebagai juara ganda campuran turnamen All England 2016. Wohhhooooowwww..... *ledakin kembang api* *tebar-tebar konfeti*

Praveen/Debby on podium AE 2016
(Sumber badmintonindonesia.org)

Datang sebagai unggulan 8 Praveen/Debby agak kurang difavoritkan untuk keluar sebagai juara di sektor ganda campuran di turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini. Lha gimana enggak? Persaingan di sektor ganda campuran dunia itu ketat bangeeettt.... seketat ah sudahlah nggak usah dibahas :p.

Di All England juga udah pasti pemain-pemain elit kayak Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Ma Jin dari China trus suami istri 'The Adcocks' selaku tuan rumah dan juga pencetak hattrick All England 2012-2014 sekaligus senior Praveen/Debby yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dipastikan ikut. Secara kan All England ini turnamen yang nilai gengsinya tinggi banget! Jadi pemain-pemain top dunia pada ikutan semua! Dan kalau dilihat dari pembagian seeded (unggulan) jelas Zhang Nan/Zhao Yunlei [CHN] yang difavoritkan banget sebagai juara. Selain berstatus sebagai ganda campuran rangking  1 dunia, mereka juga juara bertahan All England 2015. Disusul Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir [INA] di seeded 2 sekaligus pemegang juara All England 3 kali berturut-turut dalam lima tahun terakhir. Tapi yaaa siapa yang nyangka justru Praveen/Debby yang keluar sebagai juaranya.

Ekspresi kemenangan Praveen/Debby
(Sumber badmintonindonesia.org)

Di final yang berlangsung semalam (waktu Indonesia Barat) Praveen/Debby berhasil jadi juara setelah mengalahkan pasangan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dari Denmark dua game langsung dengan skor akhir 21-12 21-17 dalam waktu 43 menit.

Uwh, pas nonton mah rasanya greget banget! Deg-degannya kayak jantung mau copot. Padahal mah kan kita tinggal nonton aja yah. Gimana kalau main? :p

Tapi meski deg-gegan, nonton pertandingan final semalem juga gak berhenti takjub dan nganga. Soalnya mainnya Praveen sama Debby kece banget. Pertahanan kuat, serangan ke lawan efektif ngehasilin poin, pokoknya keren deh! Defense jongkok ala Debby dan smash gledek menyilang ala Praveen bikin Om Fischer sama Tante Pedersen frustasi. Strategi mereka buyar. Ajiibb lah pokoknya!

Sebelum nyampe di final dan sukses jadi juara, Praveen/Debby lebih dulu naklukin 'monster' ganda campuran yang sekaligus juara All England 2015, Zhang Nan/Zhao Yunlei [CHN] di babak semifinal. Praveen/Debby ngalahin Zhang/Zhao juga dengan dua game langsung dengan skor akhir 21-19-21-16. Kemenangan dari Zhang/Zhao di semifinal AE juga jadi kemenangan pertama Praveen/Debby dari ganda campuran ranking 1 dunia ini setelah sebelumnya dalam 7 kali pertemuan mereka, Praveen/Debby selalu kalah. Tapi di pertemuan ke-8 mereka kemarin akhirnya Praveen/Debby menang. SUPEEERRRR!!!

Perjalanan Praveen/Debby di All England 2016
(Sumber dari SINI)

Keberhasilan Praveen/Debby jadi juara All England 2016 juga diapresiasi baik oleh banyak pihak. Ucapan-ucapan selamat ditujukan pada pasangan yang resmi berpasangan sejak sekitar tahun 2013 ini. Diantaranya dari menteri olahraga Imam Nahrawi dan Presiden Joko Widodo. Ini terlihat dari tweet bapak-bapak ini semalam.

Selamat & terima kasih u/ Praveen/Debby juara Bulutangkis @YonexAllEngland, Indonesia Bangga. Terima kasih Yaa Allah pic.twitter.com/t6qTi6W8Ns
— Imam Nahrawi (@imam_nahrawi) March 13, 2016

Praveen/Debby, luar biasa. Selamat Juara All England! Saya dan seluruh rakyat Indonesia sangat bangga -Jkw
— Joko Widodo (@jokowi) March 13, 2016

Ah.... bahagiaaa banget deehh rasanya.. :)
Di saat Owi/Liliyana atau Ahsan/Hendra sudah lebih dulu kalah dan gak bisa jadi juara, ada pemain lain yang bisa menggantikan mereka naik ke podium juara.
Yaaa gantian gitu laahh....
Biar variasi. Biar yang juara nggak itu-itu aja.
Biar nyinyiers gak nyinyir mulu dengan bilang "kok yang juara itu-itu aja siihh? yang lain mana?" -__-

Dengan kemenangannya di All England 2016 ini Praveen/Debby juga mencatatkan nama mereka ke dalam sejarah bulu tangkis Indonesia sebagai ganda campuran ketiga yang berhasil menjuarai turnamen All England menyusul dua senior mereka yakni Christian Hadinata/Imelda Wiguna (1979) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2012, 2013, 2014).

Semoga ini jadi momentum untuk para atlet agar terus berprestasi.
Menjadi modal juga untuk squad bulutangkis Indonesia menatap Olimpiade Rio 2016 yang tinggal beberapa bulan lagi.
Semoga di Olimpiade 2016 ini tradisi emas bisa diambil dan dibawa pulang kembali seperti di olimpiade-olimpiade terdahulu, yang dengan sedihnya harus terputus (sementara) di tahun 2012 lalu.

Sekali lagi....
Selamat untuk Praveen Jordan dan Debby Susanto yang berhasil jadi juara di ganda campuran All England 2016....!! :*
Ditunggu juara-juara di turnamen selanjutnya!!
Dapet medali Olimpade juga, mungkin? *AAAMMIIN!!

Juara dan Runner-Up Ganda Campuran All England 2016
(Sumber badmintonindonesia.org)



Anyway....
Buat yang pengen nonton pertandingan Praveen/Debby lawan Fischer/Pedersen di final ganda campuran All England 2016 kemarin. Ini aku kasih videonyaaa..... :)
(sumber Badmintalk on YouTube)

Share
Tweet
Pin
Share
9 comments
"Berada di pelukanmu, mengajarkanku apa artinya kenyamanan
kesempurnaan cinta
Berdua bersamamu, mengajarkanku apa artinya kenyamanan 
kesempurnaan cinta"

Siapa sih yang nggak tau sama lagu yang satu ini. Pasti pada tau semuanya! Yaps, lagu Kesempurnaan Cinta-nya Rizky Febian.


Lagu ini lagi hitz dan booming banget akhir-akhir ini. Seriusan deeh.... dimana-mana pada muter lagu ini. Radio-radio, mall, cafe, acara-acara musik di TV, sampe kalau ada yang lagi nongkrong-nongkrong bareng nyanyinya juga lagu ini. Di iTunes juga katanya jadi Top 1 di chartnya. Itu berarti lagu ini emang bener-bener banyak banget yang suka.

Emang sih, lagu yang bernuansa jazz ini easy listening banget, enak gitu didengerin. Suaranya si Iky (sapaan akrabnya Rizky) juga manteb. Jazzy, alus, dan bikin melting. Liriknya yang sederhana dan mewakili perasaan orang-orang (yang lagi jatuh cinta dan punya pasangan khususnya) bikin nilai plus lagu ini makin naik. Bonus si Iky-nya juga ganteng. Hahahaa...

Yang belum tau nih nonton MV-nya sekalian dengerin lagunya :



Naahh... saking hits-nya lagu ini, sekarang mulai banyak penyanyi-penyanyi yang nge-cover lagu ini. Mulai dari nge-cover sesuai dengan genre lagu aslinya sampe jauh keluar dari genre aslinya (dicover dan dirombak total aransemen musiknya).

Dan salah satu yang paling baru nge-cover lagu Kesempurnaan Cinta Iky ini adalah Sule.
Sule??
Iyaa... Sule.
Sule prikitiuw ituuu...
Sule bapaknya Iky.

Naahh... baru tau kan? Dan baru kali ini kayaknya ada bapak yang ngecover lagunya anaknya. Biasanya kan anaknya yang ngecover lagunya bapaknya. Tapi untuk kasus bapak-anak ini jadi kebalik. Justru bapaknya yang nge-cover lagu anaknya.

Coveran lagu Kesempurnaan Cinta versi Sule ini beda banget sama Kesempurnaan Cinta versinya Iky. Kalau versinya Iky lagunya mellow-mellow-jazzy-romantis-sendu gitu, kalau versinya Sule upbeat rock banget. Lagunya jadi mirip-mirip kayak lagu ngebeat band rock Jepang. Keren! Jadi beda lagunya!

Video coveran lagu Iky ini diupload Sule di akun YouTubenya SULE Channel pada tanggal 2 Februari 2016. Konsep coverannya gak cuma nyanyi biasa, tapi dibikin kayak video clip gitu. Asli niat banget kang Sule ngecovernya!

Tapi yang namanya Kang Sule yang basicnya komedian, video clip lagu coverannya ini gak lepas dari unsur komedi dan kekonyolannya Kang Sule padahal lagunya udah jadi oke banget loh!
Sepanjang nonton videonya eskpresi yang muncul antara takjub, shock, dan gak bisa berhenti ngakak. Asli konyol parah!

Video diawali dengan scene Kang Sule lagi nyanyi sambil boker, wajahnya Kang Sule sok-sok menghayati lagu. Trus Kang Sule yang lagi mandi masih sambil terus nyanyi. Abis itu liat aja sendiri aja laahh videonya. :v



Gimana videonya?

Iky dan Sule ini yah kalau menurutku adalah contoh bapak dan anak yang super profesional banget. Yang aku tahu (koreksi kalau salah) Sule nggak pernah sekalipun kelihatan ikut campur dengan urusan karir Iky (kalau mendukung sih pasti mendukung. tapi mendukung dan ikut campur itu beda yaa... tolong dicatet! :p). Sule gak pernah sekalipun kelihatan promo-promoin anaknya biar anaknya ikutan terkenal kayak dia. Justru yang ada Sule seringkali nyuekin Iky atau bahkan pura-pura nggak kenal dengan Iky kalau mereka satu scene atau satu panggung (yang dari awal bukan di set mereka sebagai ayah-anak). Aku inget banget celetukan guyonannya Sule waktu Iky pertama kali diundang jadi bintang tamu di Ini Talkshow, Sule dengan entengnya ngomong "Ini anaknya siapa? Ngapain dateng-dateng kemari?" pas Iky muncul.
Sule juga membiarkan Iky berusaha dan mencoba sendiri kemampuannya untuk bersaing di dunia entertaiment (musik khususnya sekarang).

Iky juga gak pernah sekalipun kelihatan memanfaatkan posisinya sebagai anak Sule - komedian terkenal yang multitalenta dengan ikut-ikut di kegiatan ayahnya. Mungkin dulu Iky pernah keliatan main bareng Sule, tapi itu juga cuma bentar karena dia diajak dan buat nyari-nyari pengalaman. Tapi seiring berjalannya waktu, dia lebih milih untuk mandiri. Gak tergantung pada ayahnya dan membuktikan kemampuan dan kualitasnya sendiri. Dan itu dibuktikan dengan single Kesempurnaan Cinta, yang ia ciptakan sendiri, yang kemudian jadi hitz dan booming. Setiap ia tampil pun ia juga jarang terlihat lipsync, ia selalu berusaha menyanyi langsung.

Salut lah dengan ayah dan anak ini. Dua-duanya punya sense of entertainment yang kental. Dua-duanya suaranya enak. Dan dua-duanya keren!

Sukses buat Iky dan Kang Sule!

Btw, kamu lebih suka mana?


Kesempurnaan Cinta versi Iky
atau
Kesempuraan Cinta versi Kang Sule
Share
Tweet
Pin
Share
10 comments
Beberapa hari yang lalu waktu aku nemuin sesuatu yang menarik itu aku lagi pengen misuh-misuh karena suatu hal. Daripada bete berkelanjutan aku pun jalan-jalan ke twitter, ke akun twittenya @cinema21. Scroll-scroll timeline-nya eh aku tertarik pada suatu tweet. Tweet tentang promo film yang akan segera tayang. Layaknya film yang akan segera tayang pasti dibikinin trailer/cuplikan film yang biasanya dibuat iklan dan itu biasanya bikin calon penonton penasaran. Nah tweet promo film plus trailernya yang bikin aku penasaran ini adalah trailer film "Sunshine Becomes You"


Versi cover novel

Kenapa penasaran?

1. Film ini diadaptasi dari novel terkenal karya Ilana Tan dengan judul yang sama. "Sunshine Becomes You"

Karena diadaptasi dari novel maka ekspektasi pada film ini tentu sangat tinggi. Mengingat novelnya termasuk novel yang best seller dan sudah memiliki fans tersendiri. Sehingga pasti banyak para pembacanya ingin adegan-adegan dalam film ini bisa sesuai dengan yang ada di dalam novel.

2. Para pemeran utamanya.
Yep. Dari awal waktu pihak rumah produksi ngumumin kalau "Sunshine Becomes You" bakal diproyek untuk dikerjain jadi film udah banyak aja celotehan-celotehan dari masyarakat terutama dari pecinta novelnya tentang siapa yang layak berperan jadi Mia Clark, si tokoh utama wanita, si penari balet yang terkenal. Juga tentang siapa yang layak berperan jadi Alex Hirano, si tokoh utama pria, si pianis terkenal keturunan Jepang. Dan tak lupa tentang sosok Ray Hirano, adik Alex yang seorang anggota B-Boy.

Dan saat akhirnya pihak rumah produksi mengumumkan siapa-siapa aktor dan aktris yang akhirnya terpilih untuk memerankan Alex, Mia, dan Ray linimasa pecah! Pro dan kontra bermunculan. Aku sempet ngikutin perdebatan pro dan kontra ini di linimasa beberapa waktu yang lalu tepat setelah diumuminnya peran Mia (tapi lupa tepatnya kapan). Yang pro tentunya dukung-dukung aja. Sementara yang kontra, berbagai macam ekspresi bermunculan. Mulai dari yang hanya kecewa, ngambek, nggak terima, misuh-misuh, sampe ngehujat-hujat.

Emang siapa sih yang kepilih meranin Alex, Mia, dan Ray?
Well.... yang kepilih jadi Alex adalah Herjunot Ali.
Siapa sih yang gak tau Junot. Film-filmnya kayak 5 cm, Tenggelamnya Kapal Van Der Wick, dan Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh sukses di pasaran. Aktinya pun udah gak perlu diragukan lagi. Tapi Junot berperan jadi orang yang punya darah Jepang? Kayaknya gak terlalu masuk, Junot gak punya tampang-tampang orang Jepang. *in my opinion sih...!*

Kemudian Ray.
Ray diperanin sama Boy William.
Meskipun Boy William termasuk baru di dunia film (koreksi kalau aku salah ya) tapi sepertinya dia cukup lumayan kok. Terbukti filmnya bersama Chelsea Islan, "Dibalik 98" yang tayang beberapa waktu lalu cukup menyita perhatian penonton film di Indonesia.

Lalu Mia?
Tokoh Mia diperanin sama Nabilah Ratna Ayu A atau yang lebih dikenal dengan Nabilah JKT48.
Pemilihan peran untuk tokoh ini yang menyita dan bener-bener jadi bahan perdebatan, yang mengundang pro dan kontra.
Ketika nama Nabilah keluar, fans novel seperti serempak berteriak NO! untuk Nabilah berperan jadi Mia. Menurut mereka Nabilah terlalu muda untuk memerankan tokoh Mia yang memang secara umur di dalam novel dideskripsikan jauh lebih tua dewasa dibanding umur asli Nabilah. Juga dianggap Nabilah terlalu 'cemen' untuk memerankan sosok Mia yang perfect, yang cantik, yang ahli balet, yang bisa meluluhkan hati Alex, tapi juga menyimpan rahasia tentang dirinya.

Tapi ya toh keputusan pihak rumah produksi udah gak bisa diganggu gugat lagi. Mau fans-fans protes sampe misuh-misuh kayak apa juga gak bakal dipeduliin. Proses produksi terus berlanjut.
Setelah proses pengumuman pemain dengan segala pro dan kontranya ini selesai, perdebatan sementara berhenti (emang berhenti beneran atau emang aku aja yang gak tau yang sebenernya debat itu masih jalan? *entahlah*)


Official poster film

Sampai akhirnya hari Minggu kemarin (tanggal 1 November) official trailernya keluar!
Perdebatan pun lanjut lagi..........

Masih tentang pro - kontra antara fans novel vs fans lead female.

Yah, gak bisa dielak juga sih kalau Nabilah yang selama ini lebih dulu udah dikenal sebagai salah satu member idol grup udah punya fans 'militan' yang bakal dukung dia abis-abisan. Tapi fans novel juga gak bisa dianggap enteng. Mereka adalah salah satu pemicu mengapa film ini sampai terpilih untuk diangkat menjadi film, novel dengan pembaca yang banyak. Pihak-pihak yang menginginkan visualisasi sama (atau mendekati sama) dengan apa yang ada dalam novel.

Initip dulu nih trailernya :



Nih, beberapa komen yang paling aku inget dari beberapa puluh komen di bawah video trailernya: 

"Yak elah... itu scene jatuhnya si Alex alay banget. Gak sesuai sama di novel."

"Make up Nabilah ketebelan. Jadi kayak emak-emak..."

"Junot jadi kayak om-om pedofil. Naksir bocah... -_-"

"Golden rules hanya sekedar mitos!" << (jujur aku gak ngerti sama maksud komen yang ini. Mungkin yang fans JKT48 bisa jelasin? :v)

Kalau buat aku pribadi sih, yang belum pernah baca novelnya dan cuma modal lihat trailernya... perhatian utama jelas ngeliat si Nabilah (ini efek pro dan kontra penggemar). Dan yaaahhhh ini lagi-lagi menurutku dan aku setuju sama komen yang ada, penampilan Nabilah disini terlalu dituakan. Full make up ala-ala mbak-mbak (aku bilang mbak bukan emak kayak di lapak sebelah :p). Masih kelihatan bener kalau sebenernya Nabilah ini masih muda dan dipaksa jadi tua dewasa untuk menjadi Mia.

Belum lagi saat scene Nabilah satu frame dengan Junot, ualah... aku ngeliatnya justru kayak kakak-adik. Atau om dan keponakan? Ada satu frame yang Nabilah kelihatan ngedongak banget buat bisa eye contact waktu ngobrol sama Junot (ini entah faktor Nabilah yang memang kecil dan pendek dan Junot yang terlalu tinggi, aku gak tahu)

Selain merhatiin Nabilah, ada satu scene yang bikin aku pengen nepok jidat karena menurutku itu nggak masuk akal banget! Yaps! tepat! Scene Alex jatuh dari tangga dan nimpa meja kaca. Jatuhnya alay banget coy! Kayak salto! Udah gitu kan jatuhnya Alex nimpa meja kaca sampe meja itu kacanya pecah berkeping-keping bin rusak pula (yaiyalah rusak) tapi masa' si Alex cuma patah tulang tangan doang? Kalau menurutku sih itu harusnya patah tulang punggung, tulang rusuk, bahkan tulang duduk (?). Anehnya lagi, kepala Alex juga gak ada benjol, mukanya gak lecet kegores-gores kaca. -_-
Ah ya sudahlah... mungkin sutradara dan petugas make up-nya lupa sama detail itu.. :p

Dan, trailer ini ditutup dengan scene penyataan Alex ke Mia dibalik piano : "Let me kiss you..."

Prang! makin pecahlah itu komen-komen di YouTube.
Nabilah yang tahun 2015 ini masih baru berusia 16 tahun, dihadapkan dengan scene 'kiss'. Fans yang semula mendukung, beberapa mulai ikutan jadi kontra. Bukan kontra pada Nabilahnya tapi kontra pada scene-nya. Mereka nganggep Nabilah belum saatnya melakukan scene itu. Hahahaaa...

Ah, kalau diinget-inget lagi bener-bener lucu liat dan baca komen-komenannya orang-orang.
Kalau mau liat melipir aja ke official YouTube-nya Hitmaker Studio trus cari trailernya "Sunshine Becomes You". Atau klik ini aja deh!

Eumm...
Dari aku, sementara itu dulu aja deh.

Buat yang penasaran sama film ini dan pengen lihat....silahkan ditandai tanggalannya.
Film ini akan rilis dan mulai tayang di bioskop-bioskop tanggal 23 Desember 2015.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Duh... duh... siapa sih yang enggak kenal dengan bapak Ridwan Kamil? Pemimpin (Walikota) Bandung yang ganteng ini....#eeaaaa. Secara sepintas yang bisa dilihat dari pemberitaan-pemberitaan di media, bapak wali yang satu itu adalah sosok yang berwibawa, tegas, dan berhasil membawa kota yang dipimpinnya ke arah yang jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Selain itu, beliau juga sosok yang ramah sekaligus lucu dalam beberapa kesempatan. Beberapa alasan ini yang mungkin bisa membuat menjadi salah satu sosok pemimpin daerah yang difavoritkan oleh banyak orang. Nggak cuma warga Bandung, tapi juga warga lain di seluruh Indonesia. Termasuk (mungkin) aku salah satunya. Heheee....

Kalau Pak Walinya kayak gini, jadi warga yang baik deh! :v
(Sumber: twitter Kang Emil @ridwankamil )

Dan, siapa sih yang gak kenal sama yang namanya Instagram? Iyaaa.... itu loh, sosmed yang biasa dipake buat posting-posting foto-foto/gambar-gambar. 

Gak cuma anak gaul doang dong yang make Instagram buat uploadin foto-fotonya. Tapi yang sekelas walikota pun make sosial media ini buat tempat 'nyampah' foto-fotonya.

Bagi Kang Emil Instagram itu udah dijadikan kayak album pribadinya. Tempat beliau 'nyampah' mengekspresikan segala macam hal yang beliau rasakan. Maka gak heran di Instagram kita bisa ngeliat Kang Emil posting berbagai macam foto yang disertai caption-caption lucu yang seringkali bisa mengundang senyum bahkan bisa bikin ketawa ngakak. Beda dengan penggunan Facebook dan twitter. Facebook beliau gunakan untuk membagikan informasi sekaligus sosialisasi program-program Pemkot. Sementara twitter yang selain digunakan untuk menginfokan tentang kegiatan Kang Emil sebagai walikota sekaligus tempat warga bisa berinteraksi dengan Kang Emil. Seringkali Kang Emil terlihat membalas mention dari followers di twitter. Gak cuma mention yang serius, mention yang gak serius pun suka dibalas oleh Kang Emil

Iya deh Pak kalau gitu... saya milih single aja... :v

Nah.... balik ke Instagram. Dari berbagai foto yang udah diunggah Kang Emil di akun IG-nya nih ada beberapa foto yang sukses bikin aku ngakak guling-guling waktu ngeliatnya. Postingan itu sebenernya Kang Emil nge-repost postingan followersnya. Postingannya foto-foto Kang Emil yang sudah diedit. Parahnya foto-foto yang sering kena korban edit oleh followers Kang Emil ini justru foto-foto Kang Emil bersama Bu Atalia (istri Kang Emil) yang sebenernya keren dan cukup romantis. Tapi setelah diedit, justru jadi sukses bikin (aku) ngakak. Ditambah caption dari Kang Emil yang sukses bikin tambah ngakak! :v

Ini foto aslinya! (Korban pertama)
Editan #part1 *kata Pak Wali mah pait!*
Editan #part2 *kata Pak Wali ditikung warga sendiri*
Editan #part3 *Pak Wali jadi Akang Min Hoo* :p


Foto asli (korban kedua)
Eaaaakkkkkk....... diedit jadi wajah Bang Mimin lagi.....!!!
Dan sepertinya ini ending dari drama Pak Wali - Bu Wali - Bang Mimin :p

Ckckckck.... aku bener-bener gak habis pikir (setelah puas ketawa ngakak!) Ide ngedit gambar macem itu datang darimana coba? Apa dari si followers yang ngefans banget sama Kang Emil? Ngefans (juga) sama Bu Atalia? Ngefans keduanya? Atau mungkin lagi iseng-iseng berhadiah (berhadiah di repost sama Kang Emil maksudnya) :p. Tapi aseli foto-foto editan yang dipost Kang Emil itu petjah! Sukses bikin ngakak. Apalagi yang versi Kang Emil jadi Lee Min Hoo. Alamak.... Lee Min Hoo! :v

Aku sih memang bukan orang Bandung, bukan juga orang yang lahir dan besar di Bandung. Atau pendatang yang sekarang tinggal di Bandung. Bukan. Bukan itu semua! Jangankan lahir dan besar atau sekarang tinggal di Bandung, mengunjungi kota yang terkenal dengan landmark Gedung Sate-nya itu saja baru sekali seumur hidup, saat dateng ke nikahannya Mas misananku (anaknya Budhe) Oktober tahun lalu.

Tapi jadi followersnya Kang Emil di Instagram itu bener-bener hiburan banget. Selain menghibur, juga ada sedikit rasa ikut bangga akan pencapaian-pencapaian dan prestasi yang beliau dapat. Di jaman sekarang gak banyak pemimpin yang seperti Kang Emil ini. Yang sangat concern dalam pekerjaannya. Tapi juga tetap menyempatkan berinteraksi dengan warga dan masyarakat, dan tetap apa adanya. Gak kehilangan sense of humor (karena gak selamanya pejabat harus tampil selalu serius) :)

Terima kasih sudah mau berbagi dengan kami para warga, Pak Ridwan Kamil.
Sukses terus untuk bapak! :)





PS: Bang Mimin = Lee Min Hoo (sebutan konyol dari Amel - mantan temen sekosan buat Lee Min Hoo) :v




Salam dari saya yang bukan warga Bandung
tapi jadi followers bapak di Instagram
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Coretan Fitri tentang DAY6 The Book of Us : Negentropy - Chaos swallowed up in love
    Halo selamat malam teman-teman semuaaa.... Fitri menulis tulisan ini sambil mewek jelek karena Senin, 19 April 2021 pukul 6.00 PM KST atau 4...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose