• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Ada yang ingat dengan Silvi Olivia? Pelajar dari SMPN 1 Mojowarno, Jombang yang sempat viral diberitakan di media pada bulan Agustus lalu lantaran mengalami kecelakaan ditabrak truck yang mengharuskan dia kehilangan kaki kirinya untuk diamputasi? Ingat kan?

Kalau tidak ingat atau justru ketinggalan dengan berita tersebut, bisa baca beritanya dulu DISINI.

Udah dibaca beritanya?

Kalau abis baca berita itu trus kamu menyangka kalau Silvi kemudian jadi amat sangat terpuruk, mengasingkan diri karena tidak percaya diri dengan kondisi tubuhnya sekarang sampai gak mau masuk sekolah dan hanya mengurung diri karena malu, kamu salah besaaaarrrr.......

Silvi justru sangat aktif dan bersemangat menjalani hari-harinya. Ia sudah bersekolah seperti biasa. Ia sudah belajar dan juga bermain dengan ceria bersama teman-temannya.. :)

Aku bisa bilang begitu karena pada Selasa, 7 Desember 2016 kemarin aku berkesempatan untuk bertemu dengan Silvi di sekolahnya. Kebetulan, redaksi mengusulkan untuk membahas kembali keadaan serta bagaimana Silvi menjalani kegiatan sehari-harinya pasca kecelakaan dan operasi amputasi kaki yang dijalaninya lalu untuk majalah edisi Januari mendatang.

Harusnya sih aku membagikan cerita ini ketika majalah yang memuat berita tentang Silvi (yang kebetulan kutulis sendiri juga) sudah terbit nanti. Tapi aku sudah tidak sabar untuk membagikan pengalamanku bertemu dengan gadis 15 tahun ini. Tapi tenang aja, isi tulisan ini gak akan sama dengan isi berita yang di majalah nanti kok... :D

Gak perlu banyak penjelasan lagi, ini nih ceritaku ketika bertemu Silvi... :)

photo by : aditya eko (MSP)

Awal ketika aku mendapatkan masukan untuk meliput kondisi terkini Silvi pasca ia dioperasi, jujur aku berada diantara kondisi yakin gak yakin. Yakin karena aku memang pengen banget ketemu dengan Silvi sejak berita tentang dia ramai dibicarakan. Gak yakin karena aku takut kalau pas ketemu dia, aku gak bisa menahan sedih trus jadi mewek gak sanggup wawancara dia. Kan gak lucuuu..... -_-

Saat baca berita tentang Silvi pas Agustus lalu, aku tuh ngerasa sedih parah. Ya gimana gak sedih, anak sekecil itu udah harus menerima cobaan yang segitu berat! Silvi harus kehilangan kaki kirinya saat ia usai latihan paskibra untuk perayaan kemerdekaan RI. Parahnya Silvi harus kehilangan kaki itu gara-gara kecerobohan supir truck yang meleng karena asik main HP waktu lagi nyetir.. :'(

Tapi meski Silvi harus kehilangan kaki, dia tetap menghadapi takdir hidupnya dengan sangat tegar yang itu dibuktikan dengan ia tetap bersikukuh untuk menghadiri perayaan kemerdekaan RI di lapangan Mojowarno yang kemudian pada malam harinya mendapat undangan kehormatan dari Bupati Jombang untuk mengikuti makan malam dan pengukuhan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kabupaten di Pendopo Kabupaten Jombang padahal saat itu Silvi belum secara resmi diperbolehkan pulang/keluar dari rumah sakit tempatnya dirawat.

Silvi saat menghadiri perayaan kemerdekaan RI. (sumber : brilio.net)

Tapi sekarang pas akhirnya aku ketemu Silvi langsung, empat bulan setelah tragedi itu terjadi aku justru bukan dibuat sedih. Aku justru dibuat salut dengan ketegaran dan ketangguhannya yang luar biasa. Dengan kruk yang gak lepas dari tangannya, ia sangat lincah dan aktif melangkah kembali ke kelasnya usai mengikuti lomba cerdas cermat antar kelas yang diadakan sekolahnya, SMPN 1 Mojowarno. Bersama dengan sahabatnya Devi, Silvi bersenda gurau sepanjang perjalanan mereka menuju kelas mereka di IX-B.

Sampai di kelas, Silvi yang melihat teman-temannya sedang mengerjakan tugas langsung tanpa banyak kata membatu teman-temannya. Dia bener-bener gak kelihatan minder sama sekali. Temen-temennya juga gak sama sekali memperlakukan Silvi berbeda.

"Sempat ngerasa down itu pasti. Tapi setelah dipikir-pikir lagi kenapa saya harus down lama-lama? Dipikirkan atau bahkan disesali terus menerus pun tidak akan membuat kaki saya kembali. Maka dari itu saya tidak mau lama-lama bersedih, saya harus kembali aktif dan bersemangat. Lagipula banyak orang yang sangat mendukung saya."

Begitu yang dibilang Silvi ketika aku bertanya bagaimana perasaan dia ketika harus menghadapi kondisi dia yang sudah tidak sama seperti dulu lagi.

"Dipikirkan atau bahkan disesali terus menerus pun tidak akan membuat kaki saya kembali."

Satu kalimat dari Silvi ini benar-benar menohok perasaanku yang sekaligus juga membuatku benar-benar gak percaya sekaligus salut dengan anak kelas IX SMP ini. Dengan rentang usia yang 10 tahun lebih muda dari aku, tapi dia justru punya pemikiran dan pemahaman yang jauh lebih dewasa dibanding umurnya bahkan umurku. Dari sini aku benar-benar salut, benar-benar kagum dengan kedewasaan, ketegaran, dan ketangguhan dari seorang Silvi Olivia.

Dia bisa berdamai dengan kondisinya.

Disaat kadang beberapa orang dewasa justru banyak mengeluh tentang musibah atau kondisi yang sedikit kurang menguntungkan yang sedang mereka hadapi. Yang mungkin musibah atau kondisi yang sedikit kurang menguntungkan itu tidak lebih berat dari musibah yang harus dihadapi Silvi.


Silvi membatu temannya mengerjakan tugas.
photo by : aditya eko (MSP)

Dan seperti layaknya anak-anak SMP pada umumnya, Silvi juga menjalin persahabatan yang seru dengan sahabatnya. Bersama sahabatnya Devi, ia berbagi keluh kesahnya tentang berbagai hal. Bersama Devi ia melewati masa-masa sulit pasca kecelakaan dan operasi. Bersama Devi ia masih bisa bertingkah konyol layaknya anak-anak SMP pada umumnya.

Meskipun mereka berbeda keyakinan.

Silvi yang seorang muslim dan Devi yang seorang non-muslim tak mempermasalahkan perbedaan yang ada diantara mereka. Bagi mereka asal mereka nyaman dan saling mendukung satu sama lain, persahabatan mereka akan terus berjalan. Bagi mereka, perbedaan fundamental yang akhir-akhir ini kerap membuat banyak orang tercerai berai bukanlah suatu penghalang dalam hubungan persahabatan mereka. Bagi mereka asal mereka saling bertoleransi dengan saling menghargai dan menghormati keyakinan masing-masing, perbedaan itu tidak ada artinya.

photo by : aditya eko (MSP)
photo by : aditya eko (MSP)



Perjumpaan satu jam itu bener-bener gak kerasa sama sekali. Sebenarnya ketika ditelaah lagi, aku masih penasaran dengan banyak hal. Tapi yaa gak tau kenapa saat berhadapan langsung dan ngobrol langsung dengan Silvi, aku ngeblank padahal Silvi ini anaknya enak banget diajak ngobrol. Segala macam pertanyaan dia jawab. Dia bukan tipe anak yang pendiam atau bahkan anak yang pemalu. Dia anak yang asik, mudah bergaul, dan mudah akrab dengan orang baru sekali pun.

Alasannya mungkin karena ini adalah pertemuan pertamaku dengan dia, jadinya aku masih harus menyesuaikan kondisinya dulu. Ditambah ini adalah pertemuan dalam rangka tugas. Mungkin kalau nanti aku diberi kesempatan ketemu Silvi lagi bukan dalam rangka tugas, aku bisa kepo-kepoin dia. Hehehe... Trus.... perbedaan umur. Yaa gak bisa dipungkiri lah yaaa kalau perbedaan umur itu mempengaruhi cara ngobrol juga. Hahahahaa.....

But overall, I must give standing ovacation to Silvi.
Di pertemuan singkat kita ini, dia bisa ngasih banyaaaaaaakkkkkkkk banget inspirasi buat aku.
Bahwa kita gak seharusnya terlalu larut bahkan menyesali musibah yang kita terima terlalu dalam.
Sedih boleh, sedih wajar.
Tapi jangan berlebihan.

Kelapangan, ketegaran, dan ketangguhan hati serta semangatmu yang begitu besar semoga selalu bisa menginspirasi banyak orang.

Terima kasih Silvi... :)


*tolong abaikan pose saya yang terlalu alay* :p



PS :
Jangan lupa untuk baca juga tulisanku tentang Silvi di Majalah Suara Pendidikan, edisi 53 Januari 2017 mendatang juga yaa... :D :D

UPDATE :
Tulisanku tentang Silvi Olivia yang masuk di Majalah Suara Pendidikan Edisi 53 Januari 2017, bisa juga dibaca lewat web resmi Majalah Suara Pendidikan. Atau bisa klik langsung DISINI!

Selamat membaca!! :)
Share
Tweet
Pin
Share
18 comments
Selamat Hari Jumat berkaaahhh.

Hari Jumat ini berkah banget karena lokasi liputan yang cuma disekitaran kantor aja gak perlu ngeluyur jauh-jauh sampe ke ujung dunia Kabupaten Jombang kayak empat hari yang lalu yang harus melewati gunung lewati lembah, lewati jalan berliku-liku yang bahkan jalan aspal aja udah give up buat ngecover akses jalannya hingga membelah hutan cuma demi nyari sebuah SD terpencil di Kecamatan Kudu, Jombang. Nama SD-nya SDN Munungkerep III. *profil SDN Munungkerep III selengkapnya ntar baca di Majalah Suara Pendidikan edisi 52 Desember 2016 aja* *sambil promo dikit* :p

Sebagai orang yang pekerjaannya berkutat dengan cari-cari narasumber, ngedatengin rumah atau lebih seringnya ngedatengin sekolah tempat narasumber kerja, tahu jalan dan tahu arah menuju ke lokasi adalah suatu hal yang mutlak. Tapi apa dayalah daku yang dari jaman sekolah gak pernah main jauh-jauh melebihi jauhnya rumah dan tempat sekolah yang cuma di sekitaran Jombang kota aja, alhasil aku pun seringkali gak paham sama lokasi yang harus aku datengin meskipun udah dikasih petunjuk jalan. *meh*

Tapi untungnya, di jaman yang udah digital dan modern ini orang buta arah kayak aku ini bisa tetep nyampe ke lokasi tujuan yang dimaksudkan. Dengan apa? Yaps, dengan bantuan Google Maps (selanjutnya kusebut G-Maps)!

Tulisan ini bukan dalam rangka ngepromoin G-Maps lho ya. Sekali lagi BUKAN. Tapi ini emang pengalaman nyata banget dimana aku tuh sangat ngerasa harus berterima kasih banget dengan G-Maps. Karena kalau nggak ada G-Maps mungkin aku gak akan pernah bisa nyampe ke lokasi-lokasi narasumber liputanku. Kalau gak bisa nyampe di tempat narasumber, berita yang harus kubikin gak akan bisa kebikin deh.


Sedikit flashback, dulu pertama kali pake bantuan G-Maps tuh pas tahun 2013 di Jakarta. Waktu itu, aku sama temen semagangku Nana harus ke suatu kantor gitu dan kita berdua sama-sama ngeblank gak tau dimana lokasinya. Kita cuma tahu kalau kantor yang mau kita datengin tuh di sekitar GBK. Singkat cerita, begitu sampe GBK kita bingung. Mau nanya orang takut-takut. Alhasil pake lah G-Maps. Itu pun dengan agak setengah hati, karena ada yang pernah bilang kalau pake G-Maps, paket data dan baterai HP akan cepet habis. Taunya beneran, abis ketemu lokasi kantor yang harus kita datengin aku dapet notif kalau penggunaan paket dataku udah hampir overload. *abis itu bersumpah gak akan pake G-Maps lagi kalau gak penting banget*

Ternyata setelah beberapa tahun kemudian, aku justru harus sering-sering banget buka G-Maps buat ngasih arahan dan petunjuk lokasi tempat yang harus aku datengin. Tapi bersyukurnya sekarang paket internet udah lebih jauh terjamin gak akan gampang abis. *ketawa licik*

Rute ke SDN Gedangan I (ini perjalanan ke-2 yang juga mau ke SDN Gedangan III)
yang tetep aja disasarin lewat sawah

Awalnya, pas mau pake G-Maps di Jombang sempet ragu gitu... di kota kecil macem Jombang gini apa G-Maps udah bisa dipake? Apa detail-detail jalannya udah bisa kedeteksi? Jangan-jangan G-Maps masih bisa dipake di kota besar aja. Eehhh taunyaaa pas dicoba, G-Maps bahkan udah tau jalan-jalan terpencil yang bahkan gak pernah aku bayangin bakal kulewatin.

Jadi pernah suatu ketika, sebelum pengalaman mbrusuk-mbrusuk ngelewatin hutan cuma demi ke SDN Munungkerep III (yang insya allah bakal aku ceritain nanti kalau edisi cetak majalahnya udah terbit) aku pernah harus liputan ke SDN Gedangan III. SD ini ada di Kecamatan Sumobito. Apesnya pas di search di G-Maps SDN Gedangan III gak ada. Matik! Aku gimana kesananya kalau lokasi tujuannya gak ada di G-Maps? Akhirnya dengan sedikit nekat, aku ngarahin lokasi G-Maps ku ke Desa Gedangan aja. Karena pertimbanganku, kalau udah nyampe di desanya nyari SD-nya kemungkinan bakal lebih gampang.

Taunyaaaa.....
Tetep SUSAH!

Akhirnya aku ngarahin aja lokasi G-Maps ku ke SDN Gedangan I yang ter-detect di G-Maps. Ntar dari SDN Gedangan I situ baru nanya orang arah ke SDN Gedangan III. Tau apa yang kutemui di perjalanan ke SDN Gedangan I? Aku diarahin sama G-Maps buat lewat di pinggir sawah-sawah! Yang jalannya masih tanah campur batu gitu. Dan sepi sama orang. Omaygaaadddd......

Asli pas jalan itu berasa pengen misuh bercampur takut kesasar sama takut dibegal orang juga. Kan serem gituuu.....

Tapi dengan modal nekat dan cuek aja aku tetep terus jalan ngikutin petunjuk si G-Maps. Yang pada akhirnya mengantarkanku nyampe ke SDN Gedangan I.

Fyuuhh.... legaaaaa......

Dan dari situ aku menyadari sekaligus bersyukur bahwa G-Maps save my life! Wkwkwkwkk.... #lebay!

G-Maps ini gak cuma sekali menyelamatkan hidup perliputanku. Bisa dibilang G-Maps ini selalu menyelamatkan setiap liputanku yang aku gak tahu tempatnya. Aku selalu nanya ke G-Maps buat nunjukin dimana lokasinya. Bahkan aku juga sering banget buat milih pake directionnya G-Maps juga buat ngarahin jalan pas udah di perjalanan ke lokasi. Dengan kebiasaan naik motorku yang kayak gini, suara petunjuk directionnya G-Maps cukup didengerin lewat headset dengan nyela lagu yang diputer aku tinggal ngikutin arahannya aja. :v

"In 500 meters turn right....."


Ini rute pulang dari SDN Gedangan III...

Intinya mah, di tulisan ini aku sebagai reporter yang buta arah gak tau mana-mana mengucapkan terima kasih yang teramat sangat pada sebuah aplikasi bernama Google Maps!

Semoga kedepannya pekerjaan semakin lancar dan semakin banyak lokasi yang bisa terdeteksi sama Google Maps.

Dan plisss tolong kalau ngasih rute tercepat a.k.a fastest route jangan disasar-sasarin ke sawah-sawah! (kecuali gak ada jalan lain selain situ) :p

Thanks Google Maps...!! :*
*cipoks basah* :v :p :v


Diantara temen-temen, ada yang punya pengalaman yang sama?
Share yuukk.... :)
Share
Tweet
Pin
Share
17 comments
Waiitt....
Kenapa judulnya gituu..??

Jadi, selama ini setelah lulus kuliah hampir setahun yang lalu setiap aku ditanyain sama temen, sama (sebagian) sodara, sama gebetan dan mantan, atau sama sekedar kenalan yang kenal di FB/IG/twitter/blog tentang sesuatu pertanyaan itu aku gak pernah jawab dengan bener.

Setiap aku ditanya pertanyaan ini :
"Kamu lagi sibuk apa sekarang?"

Aku akan selalu menjawabnya dengan jawaban : 
"Lagi sibuk menghibur diri sambil nontonin drama Korea." 
atau
"Lagi sibuk bantuin Park Bongpal ngusir hantu sama bantuin Kang Chul bolak-balik dunia nyata sama dunia webtoon." *ini efek dari kebanyakan nonton drama Korea* :p
atau 
"Gak lagi sibuk apa-apa, sibuk mencari kesibukan. Hahahaaaa.."

Pokoknya aku selalu menjawabnya pertanyaan "lagi sibuk apa" itu dengan jawaban yang cengengesan, yang gak pernah serius, dan gak pernah jujur *maafkan!*

Tapi sebenarnya, aku sejak bulan April lalu udah gak 'sesantai' itu lagi kawan-kawan. Kalau ditanya masih sibuk nonton drama Korea, iya juga. Cuma itu udah bukan yang utama lagi. Sejak April lalu aku sebenarnya sudah ada kegiatan lain. Yang bisa bikin aku lebih lumayan sibuk dan lebih bikin aku lumayan capek juga (tapi ngehasilin duit :p). Apa itu?

Ini jawabannya :


Ada yang bisa menebak, apa yang aku kerjain sekarang kalau diliat dari ilustrasi gambar dia atas? *masih aja tebak-tebakan* :p

Gak ada yang tau?

Okaiiii...... okkaaii.... aku ceritain. Disimak yaaa.... :D

Jadi, sejak bulan April lalu aku udah keterima kerja sebagai reporter/wartawan di salah satu majalah lokal di Jombang. Namanya Majalah Suara Pendidikan. Kantornya ada di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang, tepatnya di sebelah studio Radio Suara Pendidikan miliknya Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang.

Proses rekrutmennya lumayan cepet, cuma sekitar satu bulan.
Akhir Februari masukin lamaran pekerjaannya, bulan Maret ikutin serangkaian tesnya, pertengahan April udah mulai masuk dan kerja.

Aku dan empat edisi majalah yang ada tulisankunya

Kerja di Majalah Suara Pendidikan ini menyenangkan banget. Selain gak perlu kerja jauh-jauh dari rumah, ritme kerjanya tuh santai-santai serius. Temen sekantor juga asik-asik. Meskipun temen sekantor cuma 3 orang, tapi kalau lagi ngumpul nano-nano. Bisa serius banget (kalau lagi rapat terutama) bisa juga seru-seruan banget. Dan berhubung sekantor cuma 4 orang doang gak pernah deh saling berantem atau iri-irian. Yang ada malah saling tukeran drama Korea. #laaah. Hahahahaa.....

Kalau masalah job desk, berhubung aku adalah wartawan a.k.a reporter maka tugasku tiap hari adalah liputan. Cari-cari berita. Berita tentang apa? Tentang pendidikan sudah jelas. Selain tentang pendidikan juga tentang hal-hal yang khas dan unik yang ada di kota Jombang. Bisa tentang pekerjaan-pekerjaan yang unik, kuliner, atau tempat-tempat seru di Jombang yang bisa dikunjungi saat liburan. Intinya gak jauh-jauh tentang pendidikan dan segala sesuatu yang ada di Jombang.

Tulisan pertamaku yang muncul di Majalah

Dan ketika tulisan ini diposting, aku sedang menyisihkan (sekali) waktu di sela-sela ngerjain bahan buat edisi Oktober. Meskipun sebenarnya dalam sehari itu gak gitu ditargetin untuk ngumpulin banyak berita, tetep aja aku lumayan kesusahan buat bagi waktu antara nulis berita dan nulis bahan buat di blog ini.

Itulah juga alasan kenapa akhir-akhir ini aku jarang banget buat posting tulisan di blog.
Nulis berita sehari satu aja kadang gak kelar-kelar, gimana ditambah sama nulis blog?
Mabok iya daaahhh....

Karena percayalah bahwa menulis itu butuh mood yang bagus dan pikiran yang jernih.
Kalau pikiran kacau dan lelah, tulisan gak akan keluar, gak akan jadi dengan baik.
*ngeleeeessssss* :p

Tapi meskipun gitu, aku senang bisa ngejalanin pekerjaan ini. Karena memang ini sesuai dengan apa yang aku pengenkan yaitu kerja di media. Meskipun bukan media dengan skala besar/skala nasional seperti yang apa aku kepengenkan dulu sekali, tapi aku cukup senang lah.
Tiap hari berkutat sama kamera, sama coret-coretan catetang hasil wawancara, dan komputer/laptop buat bikin beritanya.
Menyenangkaaaannn....... :D

Dengan bekerja di Majalah Suara Pendidikan ini juga aku bisa ketemu orang-orang baru, orang-orang hebat, dan orang-orang yang menginspirasi. Melihat kegiatan-kegiatan atau tradisi-tradisi di desa-desa terpencil yang belum pernah aku lihat. Sangat menyenangkan sekali!
Meskipun kadang capeknya itu naudzubillah karena harus pergi liputan kesana kemari, liputan dari ujung ke ujung desa atau kecamatan di Jombang yang kadang jalannya aja masih makadam belum beraspal yang bikin pantat dan punggung rontok, tapi kepuasan batinnya dapet banget!

Ya meski juga gak bisa dipungkiri kalau setiap kegiatan bahkan pekerjaan itu gak lepas sama hal-hal yang gak mengenakkan juga. Cuma sebisa mungkin lah untuk dijalani dan dinikmati aja... :)

And still counting...... *majalah ke 5, 6, 7, 8 dst.....*

Sebenarnya masih banyak banget hal yang masih bisa dibagi tentang pengalaman jadi wartawan di Majalah Suara Pendidikan ini. Cuma biar gak kehabisan bahan tulisan buat postingan mendatang, dan biar tulisan ini gak terlalu panjang juga.... ceritanya aku cicil aja yaaa....

Yang penting sekarang udah pada tahu kan kesibukanku sekarang apaaa.... :D

Untuk kelanjutannya, nanti (Insya Allah) tiap Jumat aku akan bagi pengalaman-pengalamanku dalam bekerja jadi reporter Majalah Suara Pendidikan ini.. :)

Sampai ketemu di cerita minggu depan yaaaa.... :D
*kalau gak lagi sibuk ngerjain berita yaaaa....* #plak
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Hello Again, 31 January
    Sesuai judul, "Hello Again, 31 January" Sedikit enggak nyangka bakal nyampe di hari ini, di usia ini, dan di kondisi ini, yang seb...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose