• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

oleh : es_ito




Kawan, kita sebaya. Hanya bulan yang membedakan usia. Kita tumbuh di tengah sebuah generasi dimana tawa bersama itu sangat langka. Kaki kita menapaki jalan panjang dengan langkah payah menyeret sejuta beban yang seringkali bukan urusan kita. Kita disibukkan dengan beragam masalah yang sialnya juga bukan urusan kita. Kita adalah anak-anak muda yang dipaksa tua oleh televisi yang tiada henti mengabarkan kebencian. Sementara adik-adik kita tidak tumbuh sebagaimana mestinya, narkoba politik uang membunuh nurani mereka. Orang tua, pendahulu kita dan mereka yang memegang tampuk kekuasaan adalah generasi gagal. Suatu generasi yang hidup dalam bayang-bayang rencana yang mereka khianati sendiri. Kawan, akankah kita berhenti lantas mengorbankan diri kita untuk menjadi seperti mereka?

Di negeri permai ini, cinta hanyalah kata-kata sementara benci menjadi kenyataan. Kita tidak pernah mencintai apapun yang kita lakukan, kita hanya ingin mendapatkan hasilnya dengan cepat. Kita tidak mensyukuri berkah yang kita dapatkan, kita hanya ingin menghabiskannya. Kita enggan berbagi kebahagiaan, sebab kemalangan orang lain adalah sumber utama kebahagiaan kita. Kawan, inilah kenyataan memilukan yang kita hadapi, karena kita hidup tanpa cinta maka bahagia bersama menjadi langka. Bayangkan adik-adik kita, lupakan mereka yang tua, bagaimana mereka bisa tumbuh dalam keadaan demikian. Kawan, cinta adalah persoalan kegemaran. Cinta juga masalah prinsip. Bila kau mencintai sesuatu maka kau tidak akan peduli dengan yang lainnya. Tidak kepada poster dan umbul-umbul, tidak kepada para kriminal yang suka mencuci muka apalagi kepada kuli kamera yang menimbulkan kolera. Cinta adalah kesungguhan yang tidak dibatasi oleh menang dan kalah.

Hari-hari belakangan ini keadaan tampak semakin tidak menentu. Keramaian puluhan ribu orang antre tidak mendapatkan tiket. Jutaan orang lantang bersuara demi sepakbola. Segelintir elit menyiapkan rencana jahat untuk menghancurkan kegembiraan rakyat. Kakimu, kawan, telah memberi makna solidaritas. Gocekanmu kawan, telah mengundang tarian massal tanpa saweran. Terobosanmu, kawan, menghidupkan harapan kepada adik-adik kita bahwa masa depan itu masih ada. Tendanganmu kawan, membuat orang-orang percaya bahwa kata "bisa" belum punah dari kehidupan kita. Tetapi inilah buruknya hidup di tengah bangsa yang frustasi, semua beban diletakkan ke pundakmu. Seragammu hendak digunakan untuk mencuci dosa politik. Kegembiraanmu hendak dipunahkan oleh iming-iming bonus dan hadiah. Di Bukit Jalil kemarin, ada yang mengatakan kau terkapar, tetapi aku percaya kau tengah belajar. Di Senayan esok, mereka bilang kau akan membalas, tetapi aku berharap kau cukup bermain dengan gembira.

Firman Utina, kapten tim nasional sepak bola Indonesia, bermain bola lah dan tidak usah memikirkan apa-apa lagi. Sepak bola tidak ada urusannya dengan garuda di dadamu, sebab simbol hanya akan menggerus kegembiraan. Sepak bola tidak urusannya dengan harga diri bangsa, sebab harga diri tumbuh dari sikap dan bukan harapan. Di lapangan kau tidak mewakili siapa-siapa, kau memperjuangkan kegembiraanmu sendiri. Di pinggir lapangan, kau tidak perlu menoleh siapa-siapa, kecuali Tuan Riedl yang percaya sepak bola bukan dagangan para pecundang. Berlarilah Firman, Okto, Ridwan dan Arif, seolah-olah kalian adalah kanak-kanak yang tidak mengerti urusan orang dewasa. Berjibakulah Maman, Hamzah, Zulkifli dan Nasuha seolah-olah kalian mempertahankan kegembiraan yang hendak direnggut lawan. Tenanglah Markus, gawang bukan semata-mata persoalan kebobolan tetapi masalah kegembiraan membuyarkan impian lawan. Gonzales dan Irvan, bersikaplah layaknya orang asing yang memberikan contoh kepada bangsa yang miskin teladan.

Kawan, aku berbicara tidak mewakili siapa-siapa. Ini hanyalah surat dari seorang pengolah kata kepada seorang penggocek bola. Sejujurnya, kami tidak mengharapkan Piala darimu. Kami hanya menginginkan kegembiraan bersama dimana tawa seorang tukang becak sama bahagianya dengan tawa seorang pemimpin Negara. Tidak, kami tidak butuh piala, bermainlah dengan gembira sebagaimana biasanya. Biarkan bola mengalir, menarilah kawan, urusan gol seringkali masalah keberuntungan. Esok di Senayan, kabarkan kepada seluruh bangsa bahwa kebahagiaan bukan urusan menang dan kalah. Tetapi kebahagiaan bersumber pada cinta dan solidaritas. Berjuanglah layaknya seorang laki-laki, kawan. Adik-adik kita akan menjadikan kalian teladan!

**
Source : http://www.detiknews.com/read/2010/12/28/162042/1534365/10/surat-inspiratif-dari-novelis-untuk-firman-utina-cs?992204topnews
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
song by Nikita Willy.

Meski dirimu bukan milikku
Namun hatiku tetap untukmu
Berjuta pilihan disisiku
Takkan bisa menggantikanmu

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan untuk membuktikan
Ku mampu jadi yang terbaik
Dan masih jadi yang terbaik

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku

Biarlah waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Walau badai menerpa
Cintaku takkan ku lepas
Berikan kesempatan untuk membuktikan
Ku mampu jadi yang terbaik
Dan masih jadi yang terbaik

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya untukku

Biarlah waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Penantian panjang

Ku akan menanti
Meski harus penantian panjang
Ku akan tetap setia menunggumu
Ku tahu kau hanya hanya untukku

Biarlah waktuku
Habis oleh penantian ini
Hingga kau percaya betapa besar
Cintaku padamu ku tetap menanti

Cintaku padamu..
Ku tetap menanti

Meski dirimu bukan milikku
Namun hatiku tetap untukmu

**

Note :

Sumpah… Lagu ini aku banget! Lagu ini bener2 mencerminkan kehidupan cinta aku banget!

Dari aku kecil sampe aku sebesar ini, aku masih ‘mencintai’ seorang cowok. Bisa dibilang cowok ini adalah cinta pertamaku. Cinta pertama yang gak bisa dilupain. Gimana gak cinta pertama… Aku mulai suka sama cowok ini sejak aku masih kelas 3 SD dan sampe sekarang (aku udah kuliah semester 1) aku masih mendam rasa cintaku ini. Kalo diitung-itung mungkin udah ada 10 tahun kali ya..?? Mungkin sebagian orang boleh bilang aku bodoh, obsesif, atau apa, aku gak peduli karena memang itu kenyataannya!

Aku udah bener2 speechless gak bisa ngomong apa2.

Lagu ini bener2 ngena! Menusuk dalam hati.

Andai kau yang ada di sana tau lagu ini… Lagu inilah yang mencerminkan perasaanku padamu selama 10 tahun terakhir ini.. Maka kumohon pahamilah perasaanku…

Untuk engkau pria yang sangat spesial…

Mr. I.S yang lahir 5 Mei 1991, “Takkan ada yang bisa menggantikanmu”

**

Ini nih sosok pria yang mampu membuatku ‘setia menunggu’ dalam ‘penantian panjang’ :D

Share
Tweet
Pin
Share
No comments
CHAPT 3 : KEKHAWATIRAN

“Edward, apakah kau lupa dengan semua upaya yang telah kau lakukan bersama dengan keluargamu selama ini? Jawabku dengan nada setenang mungkin karena aku sadar emosi Edward sedikit terpancing akibat pertanyaanku sebelumnya.

“Apa yang kau maksud dengan kepura-puraan Bells?”

“Sudah berapa kali kalian berpindah-pindah untuk menyamarkan identitas kalian? Untuk menghindari kecurigaan warga bahwa kalian tidak pernah menua?”

Edward hanya terdiam mendengar pertanyaanku.

“Begini Edward, bukannya aku ingin menyinggungmu atau meragukanmu tentang keyankinanmu mengenai Renesmee. Tetapi aku sedang memikirkan beberapa hal sekaligus mengenai masa depan Renesmee. Aku ingin pendidikan Renesmee terjamin dengan memasukkannya ke sekolah, walau aku tahu dia sangat ‘cemerlang’. Tapi di sisi lain aku tahu keinginanku itu akan menimbulkan berbagai ‘masalah’. Masalah yang pertama adalah status orang tua Renesmee. Jika ia masuk sekolah pasti akan ada pertanyaan tentang siapa orang tua atau walinya. Jika kita berkata jujur bahwa kita adalah orang tua kandungya itu tidak mungkin karena kita baru menikah kurang lebih 5 bulan rentang waktu yang sangat mustahil untuk memiliki seorang putri sebesar itu. Tetapi jika kita mengakuinya sebagai anak asuh, egoku tidak mengizinkannya Edward.” Jawabku panjang lebar, suaraku pecah saat mengatakan kalimat terakhir.

Edward akhirnya mengerti maksudku. Reaksinya melunak dan kemudian menarikku ke dalam pelukannya. “Aku paham maksudmu sayang. Tapi aku tak menyangka kau sudah memikirkan hal ini saat ini. Kupikir kau akan memikirkannya beberapa bulan lagi karena mengingat euphoria kebebasan kemarin.” Bisik Edward.

“Aku sendiri juga tidak mengerti Edward, tiba-tiba saja pikiran itu muncul saat aku membantu Renesmee berdandan tadi pagi. Maafkan aku kalau aku sempat membuatmu tersinggung tadi.”

“Tak apa. Apa pun yang kau pikirkan harus kau katakan Bella.”

“Lalu apa yang harus kita lakukan?”

Dialogku dengan Edward terputus karena tiba-tiba saja Renesmee berlari ke arah kami dengan tangan menelungkup.

“Daddy… Momma… lihat apa yang Nessie dapat.” Ucap Renesmee saat sampai di depan kami.

Dibukanya tangannya. Ternyata ia berhasil menangkap seekor kupu-kupu bersayap kuning putih. Kupu-kupu yang cantik.

“Woow… kupu-kupu yang cantik sayang.” Pujiku.

“Aku boleh membawanya pulang?” Tanya Renesmee kemudian.

Aku dan Edward saling pandang dan membelalakkan mata. “Bagaimana kau akan membawanya Nessie sayang?” Tanya Edward akhirnya.

“Aku akan melindunginya seperti ini Daddy.” Jawab Nessie sambil menelungkupkan tangannya lagi. “Supaya tidak lepas lagi.”

“Itu tidak mungkin sayang. Jika kau terus membawanya seperti itu, dia akan mati ketika sampai di rumah nanti. Lagipula kau akan menaruhnya dimana jika sudah kau bawa pulang?”

Kening Nessie mengernyit mendengar perkataan Edward. Aku tahu ia tidak suka mengetahui kenyataan bahwa ia tidak bisa membawa pulang kupu-kupu cantik yang ada dalam genggamannya itu. Tiba-tiba terbersit sebuah ide dalam pikiranku.

“Bagaimana kalau kita bawa suasana padang rumput ini pulang.”

Sekarang giliran Edward dan Renesmee yang saling pandang, bingung mendengar perkataanku.

“Kita ciptakan padang rumput kita sendiri. Di samping pondok, tepat di depan kamar Nessie masih ada sedikit ruang yang bisa kita manfaatkan. Bagaimana kalau ruang tersebut kita buat taman lagi. Kita buat rumah kita dikelilingi taman dengan aneka macam bunga. Momma yakin, jika bunga-bunga itu tumbuh dan bermekaran pasti akan banyak kupu-kupu yang akan datang kesana.” Jelasku.

Mata Renesmee melebar senang. Edward hanya memandangiku bangga.

Akhirnya karena hari juga sudah mulai senja bermain-main di padang rumput juga harus diakhiri. Renesmee juga sudah ‘mengikhlaskan’ kupu-kupu cantiknya untuk dilepaskan. Kami pun pulang ke rumah.

**

Setelah menidurkan Renesmee dalam boksnya aku kembali ke kamar. Kulihat Edward memandang keluar jendela kamar. Melihat bulan yang tertutup awan. Sudah dua hari ini Forks tidak turun hujan. Sebuah keanehan atau mungkin sebuah keajaiban? Aku berdiri di samping Edward ikut memandangi bulan yang tertutup awan.

“Bella, aku bangga padamu karena kau mampu memikirkan yang terbaik untuk Renesmee. Aku sedikit iri, karena selama ini aku yang selalu melakukakannya. Untuk membahagiakanmu.” Ucap Edward sambil berpaling ke arahku setelah cukup lama kami bediri dalam diam.

“Naluri seorang ibu Edward.” Jawabku sambil tersenyum.

Edward meraih tanganku kemudian memandangiku. Kubalas tatapannya. Kupandangi mata emasnya berharap aku bisa membaca apa maksud Edward memperlakukanku seperti ini malam ini. Tapi seperti biasa, hanya kedalaman jiwa Edward yang tanpa batas yang bisa kulihat.

“Bella, saat aku mengembalikan mobil ke rumah besar tadi aku sempat bertemu dengan Alice dan Carlisle.” Ucap Edward setelah keheningan yang cukup lama.

“Lalu, apa yang kalian bicarakan? Alice pasti sudah ‘melihat’ apa yang kukhawatirkan.” Tanyaku berspekulasi.

“Ya, mereka memang ingin menanyakan hal itu kepadaku. Tapi aku menolak untuk membicarakannya jika tidak bersamamu.” Jawab Edward sambil berpaling menatap keluar jendela lagi. “Oleh karena itu mereka ingin bertemu dengan kita besok untuk membicarakannya lebih jauh.” Sambung Edward.

Aku terdiam cukup lama. Menimbang-nimbang apakah sebaiknya aku juga melibatkan Carlisle, Esme, Alice dan lainnya dalam pengambilan keputusan ini. Sebenarnya aku sudah tidak ingin melibatkan siapapun dalam keputusan keluargaku. Aku sudah cukup merepotkan mereka selama ini. Selain itu aku ingin, aku dan Edward lebih mandiri dalam mengurus keluarga kami. Tapi kemudian aku sadar, keluargaku bukan keluarga normal, pengambilan keputusan harus dipertimbangkan dari berbagai sisi. Jika salah mengambil keputusan, bukan hanya keluarga kecilku yang terancam tapi juga semua keluarga, Alice, Carlisle, Esme, Emmet, Rosalie, dan Jasper. Aku begidik memikirkan hal itu. Sebuah fakta baru terpampang jelas di depan mataku. Keluarga besar kami, keluarga Cullen, bagaikan satu tubuh. Jika satu bermasalah semuanya akan terkena imbasnya. Lagipula setelah kupikir-pikir, aku memang butuh pendapat Carlisle. Pengalamannya berabad-abad pasti bisa memberikan jalan keluar yang baik. Ditambah lagi Alice yang bisa meramalkan masa depan.

“Jam berapa kita besok menemui mereka?” Tanyaku pada Edward setelah berpikir.

“Mungkin setelah tengah hari. Karena pagi harinya Carlisle harus ke rumah sakit. Tapi terserah kau saja.”

“Aku pikir kita kesanannya sore hari saja. Aku besok ingin mengajak Renesmee berbelanja bunga.”

“Baiklah terserah kau saja.”

Setelah percakapan singkat itu tidak ada lagi yang kami bicarakan. Aku melirik ke arah tempat tidur. Rasanya ingin sekali berbaring disana dan memejamkan mata, merasakan kembali sensasi bermimpi seperti dulu. Melupakan sejenak permasalahan yang terjadi hari ini dan kembali memikirkannya esok setelah pagi datang menjelang. Tapi aku tahu aku tak akan pernah lagi bisa merasakannya. Aku sudah menjadi makhluk yang berbeda, makhluk yang tak akan pernah membutuhkan tidur, dan tak bisa merasakan bagaimana menyenangkannya bermimpi.

Aku pun keluar kamar untuk menghibur diri. Rasanya terlalu menyesakkan jika terus berada di dalam kamar tetapi Edward mengacuhkanku. Sepertinya aku telah merusak kebahagiaannya hari ini. Baru saja terbebas dari satu masalah, tapi masalah lain sudah muncul lagi. Dan masalah itu, aku yang memunculkannya. Ironis memang. Kemarin malam aku mampu membuatnya tertawa dengan kenyataan bahwa akhirnya ia bisa membaca pikiranku dan mengetahui betapa besar cintaku padanya. Kemudian dilanjutkan dengan perayaan yang mungkin tak akan bisa kami lupakan selamanya. Tapi malam ini, aku telah membuatnya bersedih, menyingkirkan senyuman dari wajahnya. Senyuman favorit yang kumiliki.

Kuputuskan untuk menghibur diriku dengan memandangi Renesmee tidur. Wajah Renesmee terlihat sangat kelelahan namun damai. Rambut ikalnya kusut dan menyebar di sekeliling wajahnya. Aku penasaran apakah malam ini dia bermimpi. Kutempelkan tangan mungilnya di pipiku. Awalnya hanya kabut putih yang terlihat, tetapi kemudian berubah menjadi berwarna-warni. Aku sedikit terkejut melihatnya. Renesmee bermimpi. Ia memimpikan aku dan Edward bermain-main dan berlari-lari bersamanya di padang rumput. Mengejar kupu-kupu dan tertawa bersama. Hal yang aku dan Edward tak lakukan siang tadi. Rupanya di balik senyum riangnya sepulang jalan-jalan tadi, Renesmee menyimpan kekecewaan. Ia kecewa karena aku dan Edward tak mau bermain bersamanya. Kenyataan ini semakin membuatku sakit. Aku telah mengecewakan dua orang terpenting dalam hidupku hari ini. Andai saja aku masih bisa menangis.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Sadar atau tidak sadar, kita harus mengakui bahwa bangsa kita adalah bangsa yang perlu belajar banyak ke negeri jiran Malaysia. Dengan kehebatannya, Minggu, 26 desember 2010, tim Harimau Malaya berhasil mengalahkan tim Garuda 3-0. Sebuah prestasi yang cukup gemilang. Ditambah lagi, bangsa kita seringkali kurang memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, termasuk diantaranya sumber daya manusia.

Ulasan berikut memberikan sedikit saran kepada Malaysia untuk merekrut tenaga-tenaga terbaik dari Indonesia untuk kemajuan Malaysia.

Sebelumnya perlu diketahui, Malaysia pernah mencoba merekrut Irfan Bachdim sebagai warga negara Malaysia. Menurut hemat kami, upaya Malaysia merekrut Irfan Bachdim sama sekali kurang tepat. Irfan Bachdim hanyalah pemain sepak bola biasa, yang tentunya jauh dari harapan Malaysia yang menginginkan tenaga-tenaga terbaik bagi kemajuan Malaysia. Adalah sebuah kerugian besar jika Malaysia mengincar Irfan Bachdim, apalagi Bambang Pamungkas. Nama-nama ini sangat tidak layak jika harus dijadikan tenaga-tenaga terbaik bagi kejayaan Kerajaan Malaysia.

Lantas, siapakah orang-orang yang layak untuk dinaturalisasi oleh Malaysia sehingga bisa dijadikan sebagai sumber daya terbaik Malaysia dalam mencapai kemakmuran?
Ini dia diantaranya :
1. Gayus Halomoan Tambunan
Pria yang akrab disapa dengan Mas Gayus ini merupakan seorang pemuda dengan kecakapan luar biasa. Di usianya yang masih 30 tahun, dia sudah bisa mencapai golongan/ruang III/a dan bisa meraup kekayaan hingga mencapai 25 milliar. Ide-ide kreatifnya menghantarkannya menjadi miliarder muda di Indonesia. Sayang sekali, Indonesia bukanlah tempat yang sesuai bagi orang dengan kemampuan luar biasa sekelas Mas Gayus. Malaysia-lah tempat yang paling sesuai baginya. Mas Gayus merupakan sosok yang bisa membawa Malaysia menuju kemakmuran. Ide-ide cemerlangnya memungkinkan untuk menjadikan pertumbuhan ekonomi Malaysia di tahun 2012 bisa mencapai 70% dan cadangan devisa Malaysia bisa meningkat tajam pada 2012 mencapai 133%. Keahliannya dalam memperoleh berbagai dana keuangan dam negosiasinya dengan berbagai pihak memungkinkan Malaysia bisa meningkatkan kerja sama bilateral, regional, maupun internasional. Keahlian Mas Gayus dalam bernegosiasi dengan berbagai pihak, menjadikannya sangat layak untuk dapatnya segera dinaturalisasi sebagai warga negara Malaysia dan dapat diangkat sebagai menteri keuangan di kementerian keuangan Malaysia. Insya Allah Malaysia akan menjadi negara yang semakin sentausa.

2. Nurdin Halid
Sosok Nurdin Halid adalah sosok yang wajib dinaturalisasi oleh Malaysia. Kecerdasan luar biasanya dalam mengelola persepakbolaan Indonesia dan usaha gula di Indonesia, tidak dapat diikuti oleh pemikiran orang-orang Indonesia sehingga menjadikannya bersalah dalam kasus gula beberapa tahun silam. Sosok pria multitalenta seperti inilah yang sangat layak untuk dinaturalisasi sebagai warga negara Malaysia dan segera ditempatkan sebagai kepala badan urusan logistik Malaysia atau kepala badan penyaluran gula Malaysia. Ekspor gula Malaysia ke Amerika Serikat bisa melonjak hingga 450% pada tahun 2011 dan Malaysia bisa mencapai swasembada pangan tahun ini juga ( 2010 ) bila merekrut Nurdin Halid, sang pria multitalenta.

3. Ferry Idham Henyansyah ( Rian )
Sebagai negara dengan luas wilayah yang tidak terlalu besar, Malaysia tentunya juga akan mengalami masalah kependudukan. Figur paling handal yang mampu menangani kasus ini adalah seorang pria brillian yang bernama Ferry Idham Henyansyah atau yang akrab dipanggil Rian. Pria ini mempunyai reputasi sangat baik dalam mengendalikan jumlah penduduk di suatu tempat. Sayang sekali, Indonesia sebagai negara yang kalah maju dengan Malaysia, membuat Rian tidak betah. Rian sangat berminat untuk menjadi warga negara dengan lagu kebangsaan Negaraku ini. Posisi yang paling baik baginya adalah menteri kependudukan. Masalah kependudukan dan pertumbuhan penduduk di Malaysia bisa diatasi dengan sangat baik. Pihak pemerintah bisa memerintahkan Rian mengatur laju pertumbuhan penduduk dengan sangat cepat, apakah dibuat -60% ( minus 60 persen ), 0%, atau bahkan cuma 1,5%. Bahkan kalau perlu, piramida penduduk Malaysia yang saat ini merupakan piramida penduduk muda bisa diubah menjadi piramida penduduk tua dalam waktu kurang dari 20 hari. Hal ini tentu sangat bermanfaat bagi kinerja kenegaraan Malaysia.

4. Arthalita Suryani
Arthalita Suryani atau yang akrab dipanggil Mbak Ayin adalah seorang arsitek handal. Saking handalnya, Mbak Ayin mampu mendesain sebuah ruangan supermewah di dalam penjara paling angker di Indonesia. Belum pernah ada satu arsitekpun di muka bumi ini pada periode ini yang mempunyai keahlian sekaliber Mbak Ayin. Malaysia hendaknya tahu dan segera menaturalisasi Mbak Ayin ini supaya segera bisa menjadi warganegara Malaysia. Mbak Ayin menawarkan konsep penjara yang berkemanusiaan sehingga sangat layak untuk diangkat menjadi menteri hukum dan HAM di Malaysia. Penjara-penjara di Malaysia akan disulap menjadi sebuah ruangan yang begitu indah sekelas hotel bintang 40 atau dengan nuansa cottage paling mahal di kepulauan Hawaii. Gebrakan ini sesuai dengan langkah Malaysia untuk menjadi pioner dalam penegakan HAM di Malaysia.

5. Edy Tansil
Edy Tansil, mempunyai kemampuan mengatur keuangan hingga triliunan rupiah. Di masa orde baru, Edy Tansil sudah membuktikan kemampuannya. Malaysia yang menginginkan perencanaan dan pertumbuhan perekonomian yang kokoh, harus dipimpin oleh tenaga yang mempunyai visi yang jelas pula. Adalah sangat layak apabila Edy Tansil dinaturalisasi Malaysia dan diangkat sebagai kepala badan perencanaan pembangunan nasional Malaysia. Perekonomian Malaysia akan semakin mantap dan mampu meningkatkan GDP dan GNP hingga melonjak sampai dengan 765% pada tahun 2011. Malaysia dalam waktu singkat akan menjadi macan asia baru yang siap menerkam cina dan menjadi pesaing terberat amerika serikat. Bahkan saking mantapnya perekonomian Malaysia apabila dipimpin Edy Tansil, gelandangan yang mempunyai masa menggelandang 0 tahun mempunyai tunjangan negara minimal RM 12.000. setiap masa menggelandang 1 bulan direncanakan akan dilakukan kenaikan tunjangan berkala sebesar 85%. Dengan demikian dipastikan, Malaysia akan menjadi negara paling makmur di dunia.

6. Anggodo Widjojo dan Anggoro Widjojo
Pasangan kakak beradik ini sangat layak dinaturalisasi sebagai warga negara Malaysia sebagai menteri ekonomi. Kondisi ini sangat cocok mengingat suku bangsa terbesar kedua di Malaysia adalah keturunan Cina. Sektor perbankan Malaysia akan menjadi sektor perbankan paling sehat di dunia dan di akhirat, mengalahkan sektor perbankan di Swiss. Dengan dibawah kawalan kakak beradik ini, kiblat perbankan dunia akan dialihkan ke Malaysia.

Demikian beberapa nama yang layak dinaturalisasi oleh Malaysia sebagai warga negara dan segera diberikan jabatan seperti yang diharapkan. Adalah kebodohan dan ketololan yang nyata apabila Malaysia tidak segera melakukannya. Cukuplah Indonesia yang tidak bisa memanfaatkan suber daya terbaik ini. Kini saatnya Malaysia merekrtutnya untuk kejayaan Kerajaan Malaysia. :’)

NB : Postingan ini hanya untuk senang-senang belaka. Untuk meregangkan saraf-saraf yang tegang akibat kekalahan Indonesia dari Malaysia… =))
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
CHAPT 2 : PADANG RUMPUT

Perjalanan menuju padang rumput sangat menyenangkan. Dalam pangkuanku sepanjang jalan Nessie bernyanyi-nyanyi, berceloteh menanyakan nama-nama benda yang belum ia ketahui. Kulihat wajah Edward, tak sedetik pun senyuman lepas dari bibirnya. Hari ini benar-benar akan jadi hari paling membahagiakan.

Tak lama kami sampai di tepi hutan. Aku termenung dalam mobil mengingat saat pertama kali Edward mengajakku kemari, mengendarai Chevy tuaku yang kini sudah menjadi monumen di depan rumah Charlie. Untuk menuju padang rumput kami harus berjalan lagi. Ingatan manusiaku yang kabur tidak bisa mengingat jalan mana yang harus diambil untuk bisa sampai ke padang rumput walau aku sudah dua kali datang kemari (yang pertama kenangan menyenangkan bersama Edward, dan yang kedua kenangan mengerikan saat bertemu Laurent dan kawanan serigala untuk pertama kalinya).

“Ayo turun.” Ucap Edward yang tidak kusadari sudah membuka pintu mobil penumpang dan berdiri di sampingku.

“Daddy… mana padang rumputnya?? Ini kan masih tepi hutan. Daddy bohong ya pada Nesssie??” perkataan Nessie membuyarkan jawabanku.

“Tidak sayang… Daddy tidak bohong padamu. Hanya saja untuk bisa mencapai padang rumput itu kita masih harus berjalan lagi ke arah sana.” Jawab Edward sambil menunjuk ke suatu arah. “Ayo..” ucap Edward kemudian sambil mengulurkan tangan.

“Nessie gak mau jalan. Nessie maunya gendong Daddy.”

“Baiklah anak Daddy yang cantik.”

Setelah Nessie naik ke punggung Edward. Kuraih tangan Edward dan keluar dari mobil. Cuaca hari ini sangat mendukung. Sedikit cerah tapi tak terlalu menyengat. Seperti pengalaman pertama, kami berjalan santai saat perjalanan menuju padang rumput. Hanya saja kini ada Nessie dan aku bukan lagi manusia yang kikuk, aku vampire sempurna, ibu dan istri dari anak dan suami yang hebat.

Setelah perjalanan yang bagiku kini terasa singkat kami sampai di tepi padang rumput. Edward sangat pas memilih hari ini untuk berkunjung. Bunga-bunga di padang rumput sedang bermekaran. Perpaduan warna merah, kuning, ungu, dan putih dari kelopak-kelopak bunga membuatku sangat terpesona. Wajah Nessie sangat berbinar-binar, ia kemudian menempelkan tangannya ke pipiku dan menyatakan “Daddy hebat Momma.. benar-benar indah.”

Edward menurunkan Nessie dari punggungnya. Dan tanpa ragu-ragu Nessie berlari ke tengah padang rumput. Ia tampak sangat cantik dikelilingi bunga-bunga yang indah seperti ini. Edward memeluk pinggangku dan berbisik, “Bagaimana menurutmu?”

“Kalau aku masih bisa menangis, mungkin aku sudah menangis dari tadi. Begitu sempurna Edward. Aku tak punya kata-kata lain selain ‘sempurna’.” Jawabku.

Aku dan Edward hanya berdiri di tepi padang rumput, memandangi Renesmee yang berlari-lari bahagia di tengah padang rumput yang indah. Kuambil kamera digital dari dalam tasku. Kupotret semua tingkah laku Nessie. Mulai dari hanya berlari-lari mengitari padang rumput sampai berlari-lari mengejar kupu-kupu berwarna-warni. Untung saja aku teringat untuk membawanya saat membantu Nessie berdandan tadi, kalau tidak aku pasti akan kehilangan momen bahagia seperti ini. Nanti akan kutunjukkan pada Alice, Rose dan yang lain.

“Momma.. Daddy… ayo sini main sama Nessie… kejar kupu-kupu cantik.” teriak Nessie dari ujung padang rumput.

“Bermain sepuaslah sayang… Daddy dan Mommy tidak mau mengganggu.” Jawab Edward.

“Edward, apa kau tahu apa yang kupikirkan sekarang.” Tanyaku tiba-tiba.

Edward menoleh dan mengernyitkan keningnya, “Apa kau bercanda Bella?? Dari dulu hingga sekarang aku tidak bisa membaca pikiranmu kecuali kau mengangkat perisaimu.”

“Aku sedang serius Edward.” Jawabku sambil menatap tajam matanya.

“Oke.. apa yang sedang kau pikirkan sekarang.”

“Coba kau lihat Renesmee sekarang.” Jawabku sambil menengok ke arah Renesmee.

“Ya aku melihatnya setiap hari. Pertumbuhannya masih cukup cepat, tapi akan terus melambat seperti yang sudah dikatakan Carlisle.”

“Bukan itu maksudku, Edward.”

“Lalu..??”

“Coba kau lihat, dengan postur tubuh seperti itu seharusnya Renesmee sudah mulai masuk sekolah. Bahkan menurutku dengan postur tubuh setinggi itu, dia seharusnya sudah ada di bangku sekolah dasar. Tapi ini..?? Masuk taman kanak-kanak saja belum.”

“Aku tahu arah pembicaraanmu Bella. Aku tahu sebagai seorang ibu kau ingin memberikan yang terbaik bagi putrimu. Aku pun sama. Tapi lihatlah Nessie.. dia begitu cemerlang.”

“Edward, aku tahu tentang itu. Tapi sadarkah kau jika ini bisa mengancam kepura-puraan yang keluargamu buat dengan sangat sempurna selama ini?”

“Apa maksudmu Bells..??” Tanya Edward dengan nada suara Edward agak sedikit meninggi.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Coretan Fitri tentang DAY6 The Book of Us : Negentropy - Chaos swallowed up in love
    Halo selamat malam teman-teman semuaaa.... Fitri menulis tulisan ini sambil mewek jelek karena Senin, 19 April 2021 pukul 6.00 PM KST atau 4...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose