• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Tepat seminggu lebih sehari yang lalu, aku melihat sebuah scene yang akan membuat siapapun terenyuh.

Yang akan membuat penilaian orang-orang (mungkin) bisa berubah.

Bahwa,

"Dalam setiap kompetisi atau pertandingan, yang terjadi bukan akan hanya tentang persaingan. Bukan hanya tentang pembuktian akan siapa yang menjadi yang terbaik.
Tapi juga bisa tentang arti dari sebuah perjuangan, pengorbanan, bahkan sebuah persahabatan dan persaudaraan.
Di dalam arena kompetisi kita boleh menjadi lawan, tapi ketika ketika melangkah keluar kita adalah sahabat - saudara."

Rinov Rivaldy/Phita Hayunigtyas Mentari (baju hitam) Juara WJC 2017 sektor Ganda Campuran.
(Foto by : PBSI)

Jadi ceritanya, di hari Minggu, (22/10) yang lalu aku asik nonton babak final Kejuaran Bulutangkis Junior (World Junior Championship (WJC)) yang disiarin di Kompas TV. Sebenernya babak final dimulai jam 11-an kalau nggak salah, tapi aku baru baru bener-bener nonton sekitar jam 1 atau setengah 2-an siang.

Sejujurnya, siang itu aku tuh gak ada niatan sama sekali nonton final WJC. Tapi beberapa hari liatin TL twitter dan juga IG yang lumayan rame juga ngomongin tentang WJC, akhirnya nonton lah babak final siang itu. Gak ada ekspektasi sama sekali pas nonton pertandingan paling bergengsi di level junior itu. Gak ada feeling bakal baper atau deg-degan. Tapi teteup ajaa.... pas akhirnya nonton, liat dedek-dedek pemain Indonesia main, rasa baper dan deg-degan itu seketika menyeruak. Liat GOR Amongrogo, Jogja tempat diadainnya WJC yang rame dipenuhi penonton rasanya iri dan pengen kabur menuju kesana buat ikutan dukung langsung dedek-dedek pemain masa depan Indonesia yang lagi berjuang ini! Tapi apa daya cuma bisa nonton di tipi... :'( *seketika kangen Amongrogo. Kangen Indonesia GPG 2013* *yak, aku memang lemah!*

Kemudian sebuah kejadian mengguncang dunia per-BL (a.k.a Badminton Lovers)-an.

Menjelang akhir pertandingan sektor ganda campuran (XD) yang sebenernya cukup aman, damai, sejahtera nan sentosa karena mempertandingkan sesama pemain Indonesia yaitu Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti tiba-tiba Fadia meminta bantuan medis. Wah jangan-jangan bau-bau cedera nih. TL twitter pun mulai bergejolak.

Tensi TL semakin naik ketika akhirnya Rinov/Phita berhasil keluar sebagai juara. Mereka berhasil menang dari Rehan/Fadia yang notabenenya adalah juara Asia Junior Championship (AJC). Syalalaaaa.....

Phita Hayuningtyas Mentari/Rinov Rivaldy. Juara Ganda Campuran WJC 2017
(Foto by PBSI)

Kemudian TL berubah jadi gonjang-ganjing ketika seremoni pemberian hadiah di sektor XD tidak segera dilakukan karena kabarnya menunggu Fadia yang sedang ditangani medis. Tapi kemudian berhembus kabar, Fadia tidak bisa ikut seremoni karena kondisinya tidak memungkinkan. Katanya sampai tergeletak di pinggir lapangan dan rencananya bakal keluar dari arena dengan ditandu. Dan Rehan akan mengikuti seremoni pemberian hadiah SENDIRI.

Dan memang, ketika akhirnya seremoni siap dilakukan Rehan berdiri di belakang podium runner up sendiri. Di sebelah kirinya (kanan dari yang nonton) ada Phita dan Rinov yang juara.

Namun tiba-tibaa.... tanpa terduga, dengan dipapah oleh Kepala Sub Bidang Hubungan Internasional PBSI, Bambang Roedyanto (atau yang akrab disapa Koh Rudy) dan seorang panitia Fadia mendatangi podium. Dengan kondisi yang terlihat sangat lemah dan napas terengah, pemain spesialis ganda itu menginginkan untuk mengikuti seremoni.

"Koh, saya harus menghargai perjuangan teman saya..." 

Begitu kata Fadia ketia ia memaksa ke podium yang disampaikan oleh Koh Rudy melalui update status Facebooknya.

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah adegan-adegan dimana semua rivalitas di arena lapangan seluruhnya ditanggalkan. Rehan yang memang partner Fadia dengan sabar memapah Fadia, memeluk dan membantunya ketika harus naik ke atas podium. Phita yang beberapa menit yang lalu, saat pertandingan masih berlangsung adalah rival yang harus dikalahkan Fadia, justru kemudian menggamit lengan Fadia membantu Rehan saat Fadia kesusahan naik ke podium. Dan hampir sepanjang prosesi pemberian hadiah itu, Phita menggenggam erat tangan Fadia.

Fadia dibantu Rehan dan Phita saat naik ke atas podium.
(Courtesy on photo)
Rehan/Fadia dan Phita/Rinov

Siapapun yang liat momen itu pasti akan terenyuh dan terharu dengan persahabatan mereka.

Di arena pertandingan, mereka bisa saja menjadi lawan dan saling mengalahkan. Tapi di luar, mereka adalah teman, sahabat, bahkan keluarga. Yang sama-sama berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia.

Kalaupun kemudian ada yang mencibir, lebih baik tidak usah dipedulikan saja!
Hatters gonna be hate.

Dan satu hal lain yang perlu untuk diberi apresiasi setinggi-tingginya adalah kegigihan Fadia untuk tetap mengikuti seremoni walaupun kondisinya tidak memungkinkan. Dia bisa saja melewatkan momen penyerahan medali itu dan mendapatkan perawatan intensif untuk kesehatannya, namun ia justru melakukan yang sebaliknya.

Dalam benak Fadia, selain memang karena ia ingin menghargai perjuangan temannya, dia juga tidak ingin melewatkan momen paling berharga bagi seorang atlet. Berdiri di podium kejuaraan paling bergengsi. Mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang, meski lagu itu berkumandang bukan atas namanya tapi paling tidak ia sudah berjuang agar bisa mengumandangkannya.

Dengan khidmat tetapi juga sambil menahan sakit, Fadia menyaksikan bendera Indonesia diiringi dengan kumandang lagu Indonesia Raya dikerek ke tiang tertinggi. Berusaha sekuat tega dengan posisi sempurna, menghormat ke arah bendera. Mungkin karena sakit yang sudah tidak tertahan, Fadia pun hampir ambruk. Beruntung ada Rehan di belakangnya yang menopangnya untuk tetap berdiri tegak.




Dan walaupun sekuat apapun Fadia bertahan. Kondisinya yang sudah sangat lemah, dia akhirnya menyerah. Begitu Indonesia Raya selesai berkumandang, Fadia pun pingsan!

A post shared by Badminton Talk (@badmintalk_com) on Oct 22, 2017 at 2:35am PDT



Dari kabar yang kubaca, kondisi Fadia memang sudah tidak fit sejak sebelum final dimulai. Namun ia tetap memaksa untuk bermain. Mengenai penyebab pingsannya, dari rilis klarifikasi yang dikeluarkan oleh PP PBSI, Fadia hanya terlalu kelelahan. Sehingga ia sesak napas hingga pingsan. Tidak ada cedera yang menyerangnya.

Di WJC 2017 Fadia mungkin harus mengakhiri perjalanan dan perjuangannya dengan kondisi yang bisa dibilang tidak membahagiakan. Tapi bisa jadi, momen ini akan menjadi momen yang akan diingatnya seumur hidup. Dimana ia berjuang untuk menghargai pengorbanannya sendiri. Menghormati perjuangan teman seperjuangannya.

Dan meski sempat membuat heboh dan panik warganet, tapi kondisi Fadia pulih dengan cepat. Bahkan dirinya tetap bisa mengikuti turnamen Indonesia IC yang digelar dua hari setelah final WJC.

Yang kemudian membanggakan, tepat seminggu setelah kejadian WJC, Fadia menunjukkan prestasinya.

Di turnamen Indonesia IC yang diikutinya, Fadia bersama Angelica Wiratama menjadi runner up di sektor ganda putri. Tidak hanya itu, kembali bersama Rehan, partner yang sangat membantunya di sektor ganda campuran, Fadia berhasil menjadi juara.

SELAMAT!!

Podium Ganda Putri Indonesia IC
Podium Ganda Campuran Indonesia IC



Selain Tuhan, kita tidak akan pernah tahu bagaimana akhir dari sebuah perjalanan dan perjuangan yang kita lalui.

Apakah itu memang benar-benar sebuah akhir?

Ataukah justru sebuah awal?

Tetap berjuang Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan juga para pemain-pemain muda bulu tangkis Indonesia. Di tangan kalian, supremasi kejayaan bulu tangkis Indonesia akan dipertaruhkan.

Tetaplah rendah hati, saling membantu dan menyanyangi satu sama lain.

Jangan lelah untuk terus berlatih dan berjuang... :)

Kami menunggu kalian berdiri di podium tertinggi, mengharumkan nama bangsa Indonesia.. :)


Salam..
Dari kami,
Yang mencintai dan menyayangi kalian
dan juga bulu tangkis Indonesia.



Sumber foto :
Official website PP PBSI
Badmintalk
Screencapture live Kompas TV oleh beberapa fanbase bulutangkis di twitter



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Pagi hingga siang hari ini tadi, jagat pemberitaan terutama pemberitaan dunia hiburan diramaikan dengaaaannn.........














Joe Taslim aktor Indonesia yang ganteng dan keren banget itu foto bareng sama Song Joong Ki aktor Korea yang lagi hitz banget ituu. Yang main jadi Kapten Yoo Si Jin di drama seri Descendants of The Sun. *guling-guling*


Hahahahaa....

Bukan siihh...

Bukaaaannn.......

Beritanya itu sebenernya, Joe Taslim yang menerima penghargaan di Asia Pacific Actors Network (APAN) Star Award. Di APAN tersebut Joe Taslim menerima penghargaan dalam kategori Best APAN Star Award. Di Kategori Best APAN Star Award ini sepertinya memang memberikan penghargaan kepada aktor-aktor yang juga berasal dari luar Korea. Selain Joe Taslim (Indonesia) ada juga Narimiya Hiroki (Jepang), Thanayong Wongtrakul (Thailand), Jessy Mendiola (Filipina). Dari Korea sendiri yang menerima Best APAN Star Award Song Joong Ki dan Kim Hee Sun.

Baca beberapa beritanya disini :
  • Joe Taslim raih Best APAN Star Award
  • Joe Taslim dan Song Joong Ki Bersanding di Best APAN Star Award 2016
  • Joe Taslim Satu Panggung dengan Song Joong Ki saat Sambut Penghargaan di APAN Star Award 2016
  • FOTO : Joe Taslim Pamer Foto Bareng Song Joong Ki di APAN Awards
  • Foto Joe Taslim Bareng Song Joong Ki di APAN Star Award


Naaahhh.... karena hadir di tempat yang sama dan menerima penghargaan yang sama juga, maka gak disia-siakan laah momen itu.

Joe Taslim sepanggung dan foto bersama dengan Song Joong Ki.

Sebenernya, Joe Taslim gak foto berdua aja sih sama Song Joong Ki. Ada juga istinya Joe Taslim, Julie Taslim dan Duta Besar Indonesia untuk Korea John A. Prasetio.

With Ambassador Indonesia Mr. John A. Prasetio and Song Joong Ki 😊 @joe_taslim #dmcfestival2016
A photo posted by Ju-Li Taslim (@julietaslim) on Oct 2, 2016 at 3:17am PDT

Se-frame berdua sih akhirnya Joe Taslim sama Joong Ki :p
(pas Joong Ki ngasih speech Best APAN Star Award)
Sumber : kpopchart

Selain nerima penghargaan, Joe Taslim ternyata didulat untuk mengisi acara juga looh. Bukan acting berantem gak pake stuntman kayak film-film yang dia bintangi, tapi dia didulat untuk menyanyi.  Yesss.... menyanyi. Joe Taslim tampil duet sama Eru nyanyiin lagu Black Glasses-nya Eru yang versi duet sama Atiqah Hasiholan (yang jadi OST film Hello Goodbye).



Gimana..??
Gimana..??
Kece gak?? :D

APAN Star Award ini sendiri sebenernya adalah penghargaan untuk industri pertelevisian Korea. Di penghargaan ini, aktor-aktor dan aktris-aktris serta drama-drama yang tayang di tiga televisi terbesar di Korea sana yaitu SBS, KBS, dan MBC beradu.

Descendants of The Sun (DoTS) jadi drama yang paling banyak ngegondol penghargaan.
Selain Song Joong Ki yang nerima Best APAN Star Award dan Daesang, DoTS juga dinobatkan sebagai drama terbaik tahun 2016, Jin Goo memperoleh Aktor terbaik, Kim Ji Won aktris terbaik, serta Song Joong Ki dan Song Hye Kyo yang dinobatkan sebagai Pasangan Drama Terbaik.

Para pemenang APAN. Sumber dari Soompi SINI

Sebenernya kalau mau ngikutin perkembangan beritanya dari penghargaan ini, ada beberapa netizen yang kecewa dengan hasil yang dikeluarin sama pihak penyelenggara. Mulai dari kenapa kok drama ini yang menang, kok bukan yang itu atau kenapa si aktris A yang menang bukan aktris Z. Tapi aku mah sebodo amaaaattt. Yang penting mah aktor dan drama favoritku menang dan ada aktor Indonesia yang dapet pengharagaan. :D

Dan jugaaaaaaaa........ bisa ngeliat konsep acara penghargaan yang bagus, elegan, dan menyenangkan semua pihak. Baik itu bintang tamu, pengisi acara, dan juga penonton. :D

Nah aku jadi inget sama salah satu (yang katanya) penghargaan untuk pertelevisian Indonesia yang diadain beberapa waktu yang lalu di salah satu stasiun TV swasta Indonesia.

Untuk memeriahkan acara dan juga menarik minat penonton, pihak penyelenggara mengundang Jin Goo aktor dari Korea yang berperan sebagai Mayor Sersan Seo Dae Young di drama Descendants of The Sun sebagai guest star.

Ternyata, selain sebagai bintang tamu Jin Goo juga diberi penghargaan khusus oleh penyelenggara acara atas prestasinya yang hits pasca main di DoTS.

Itu garis besar dan ekspesktasinya.

Realitanyaaaaaaa..........

Jin Goo memang benar datang sebagai bintang tamu dan juga menerima penghargaannya, tapi.......... dalam menjamu bintang tamunya pihak penyelenggara terkesan main-main, gak serius (ini menurutku sebagai penonton, gak tau kalau menurut yang lain).

Jin Goo seolah cuma dijadikan bahan becandaan. Sebagai guest star dia juga gak diberi porsi yang cukup untuk tampil di layar TV. Penampilannya hanya sekitar 2 atau 3 menit ketika menerima penghargaan khusus yang memang ditujukan buat dia. Udaaahh...!! Anyep banget rasanya pas nonton.

Sekalinya dia keluar lagi, dia didaulat sebagai pembaca kategori untuk kategori sinetron terbaik. Tapi bukannya disandingkan dengan aktor atau aktris mumpuni Indonesia, tapi justru disandingkan dengan........yah you know who lah siapa, gak mau nyebutnya. Kalau belum atau gak nonton googling aja sendiri. Yang intinya disitu Jin Goo keliatan bingung parah. Sampe translatornya pun bingung (kebingungan si translator dicurhatin lewat Vlognya di YouTube (cari : Han Yoo Ra))

Dari sini aku jadi (maaf) banding-bandingin apa yang dialami Jin Goo di Indonesia dan dialami Joe Taslim di Korea. Di Korea sana, secara sama-sama kasat mata Joe Taslim terkesan lebih dihargai keberadaannya. Diberikan porsi yang cukup dan juga terhormat untuk tampil di depan penonton, dia gak terlihat konyol dihadapan publik Korea. Agak cukup berkebalikan dengan apa yang dialami Jin Goo *sedih*

Tapi yaaahhhh bagian terakhir ini cuma pendapat pribadiku aja.
Kalau ternyata salah yaaa maafkan.

Intinya, sebagai warga negara Indonesia bangga lah bisa liat aktor Indonesia mendapat penghargaan di negeri Korea sana. Negeri dimana drama-dramanya banyak banget kita (aku) sukai.

Semoga ini sedikit harapan kalau film (dan semoga) drama Indonesia bisa menjadi lebih baik... :)


"Saya punya mimpi agar semakin banyak kolaborasi Asia kelak," -Joe Taslim, pada sambutannya ketika menerima Best APAN Star Award.


Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Selamat .....
Selamat Hari Senin.
Dan selamat masuk sekolah lagi untuk dedek-dedek onyoe (baca : unyu) :D

Yaps, hari ini merupakan hari pertama dimulainya tahun ajaran baru buat adek-adek yang masih pada pake seragam. Hari kembalinya rutinitas bangun pagi, pergi sekolah, ngerjain tugas, ngerjain PR, dan drama-drama sekolah yang lainnya. *hahaaaa.... yang sabar yaa. Dinikmati aja. Percayalah kalau nanti udah lulus pasti kangen sama semua itu!* :D

Tapi kali ini aku gak mau bahasin tentang drama sekolah yang dihadepin sama adek-adek yang masih sekolah ini, tapi aku mau bahas tentang yang lain.... yang menarik perhatianku dan akhirnya kuputuskan untuk jadi bahan tulisan di #SeniNews edisi perdana kali. Yaitu tentang Gerakan Hari Pertama Sekolah.

Sumber dari SINI

Jadi sejak sekitaran seminggu yang lalu, banyak orang yang pada heboh tentang kebijakan Mendikbud yang menghimbau kepada para orang tua untuk mengantarkan anaknya di Hari Pertama Sekolah. Bahkan himbauan itu kemudian dituangkan oleh Mendikbud ke dalam Surat Edaran No.4 Tahun 2016.

Banyak pihak yang mendukung adanya gerakan Hari Pertama Sekolah termasuk dari kepala-kepala daerah. Mereka memberikan keringanan dan izin bagi orang tua siswa khususnya yang bekerja sebagai PNS untuk boleh datang terlambat masuk kerja selama alasan yang diberikan adalah untuk mengantar anak sekolah. Dukungan diberikan karena tujuan dari gerakan ini tuh keren dan kece banget. Yaitu untuk membangun komunikasi dan kedekatan antara orang tua murid dan juga guru/kepala sekolah di sekolah. Selain itu juga untuk memberikan dukungan pada anak yang akan memulai lagi kegiatan sekolahnya, terutama untuk anak yang masuk ke jenjang sekolah baru (jadi murid baru di sekolah). Dukungan ini menurutku penting, karena anak yang selama proses pendidikannya didukung dan diperhatikan oleh orang tua akan nyaman dan bertanggung jawab dengan pendidikannya.

Eh.. eh... saking banyaknya yang dukung gerakan ini, salah satu aplikasi chat sebut saja LINE :p sampe bikin infografis lucu nan unyu tentang Gerakan Hari Pertama Sekolah ini.

Sumber : LINE

Tapi meskipun banyak yang mendukung dan menaati himbauan Kemendikbud untuk para orang tua mengantar anaknya ke sekolah di #HariPertamaSekolah, ada juga beberapa pihak yang memilih menolak himbauan Kemendibud itu karena khawatir akan banyak orang tua yang bekerja akan datang terlambat ke tempat kerja dengan alasan mengantar anak ke sekolah di #HariPertamaSekolah. Utamanya bagi orang tua yang bekerja sebagai PNS. Kepala-kepala daerah yang memilih untuk tidak menaati edaran dari Kemendikbud, tidak memberikan izin dan toleransi pada PNS-nya untuk datang terlambat meskipun dengan alasan mengantar anak sekolah. Alasannya mereka khawatir pelayanan-pelayanan publik akan terganggu jika banyak pegawai yang datang terlambat meski dengan alasan yang jelas.

Terlepas dari pro-kontra yang ada, diadakannya gerakan #HariPertamaSekolah ini tetap patut mendapat apresiasi. Mengingat beberapa waktu belakangan ini cukup banyak kasus yang terjadi akibat salah paham yang terjadi antara guru-siswa-orang tua. Sehingga hubungan antara guru (sekolah), siswa, dan orang tua perlu dibina dari awal.

Kenapa #HariPertamaSekolah penting.
(Sumber : Sahabat Keluarga Kemdikbud)

Buatku pribadi, #HariPertamaSekolah ini jadi bikin flashback jaman-jaman masih sekolah dulu.
Pengalamanku selama sekolah dulu, aku gak pernah yang ngerasain namanya diantar sama Ayah/Ibu (orang tua). Termasuk saat hari pertama sekolah. Disuruh berangkat sendiri aja gituu. Orang tua (utamanya ayah) ke sekolah dalam setahun cuma dua kali. Pas ambil raport aja. Kalaupun setahun bisa lebih dari dua kali ke sekolah itu berarti ada rapat penting yang diadain sama sekolah dan itu amat sangat terjadi. Jadi pas sekarang ada himbauan untuk mengantar anak ke sekolah di hari pertama sekolah jadinya lucu aja dan kepengen ketawa ngeliatnya soalnya dulu gak pernah gitu.

Tapi yaa meskipun dulu gak pernah diantar sekolah sama Ayah/Ibu alhamdulillahnya aku gak pernah gagal memahami apa yang harus aku lakuin di sekolah dan bagaimana aku harus berkomunikasi dengan guru-guru atau warga sekolah yang lain. Orang tuaku juga berhubungan cukup baik dengan guru-guruku di sekolah meski mereka cuma ketemu dua kali dalam setahun.

Kalau dipikir-pikir, kenapa dulu orang tuaku gak pernah mengantar anaknya ke sekolah adalah karena mereka ingin anaknya mandiri. Bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya tanpa campur tangan orang tua. Mereka juga ingin agar anaknya berani dan percaya diri untuk menghadapi dunia baru, tak selalu bergantung pada orang tua.

Tapi, bukan berarti aku menganggap kalau anak jaman sekarang jadi manja, kurang mandiri, dan penakut hanya karena mereka masih harus diantar orang tua ke sekolah. Karena kembali lagi, setiap anak memiliki tumbuh kembang yang berbeda juga kondisi psikologis yang berbeda. Begitu pun orang tua, masing-masing orang tua memiliki pola pengasuhan pada anak yang berbeda-beda.


Dan sekali lagi, seperti yang udah aku bilang di atas, program dari Kemendikbud ini patut untuk diapresiasi dan didukung. Meski aku gak pernah ngerasain yang namanya diantar orang tua ke sekolah, tapi rasa-rasanya kalau nanti aku punya anak mungkin aku akan melakukan hal ini. Mengantar anakku ke sekolah, berkenalan dengan guru/wali muridnya, dan melihat-melihat sekilas lingkungan sekolah tempat si anak menimba ilmu.

Jadi, bagaimana pendapatmu tentang #HariPertamaSekolah ini?
Apa kamu sudah masuk dalam golongan yang mengantar atau masih golongan yang diantar?
Berbagi pendapat yuukkk... :)
Share
Tweet
Pin
Share
9 comments
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Hello Again, 31 January
    Sesuai judul, "Hello Again, 31 January" Sedikit enggak nyangka bakal nyampe di hari ini, di usia ini, dan di kondisi ini, yang seb...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose