• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

If you ever leave me baby,
leave some morphine at my door,
Cuz it would take a whole lot of medication,
To realise what we used to have, we don’t have it anymore.

There’s no religion that could save me, 
no matter how long my leaves are on the floor (ooooh) 
so keep in mind all the sacrifices I’m making,
to keep you by my side, and keep you from walking out the door

[Chorus]
Cuz there’ll be no sunlight, if I lose you baby.
There’ll be no clear skies, if I lose you baby.
Just like the clouds pass, I would do the same,
If you walk away, everything will rain, rain, rain.

(ooooh, ooooh, ooooh, ooooh)

I’ll never be your mother's favourite; 
your daddy can’t even look me in the eye.
(ooooh) if I was in their shoes id be doing the same thing,
saying there goes my little girl, walking with that troublesome guy.

But they're just afraid of something they can’t understand,
(ooooh) but little darling watch me change their minds.
Yeah for you, I’ll try, I’ll try, I’ll try, I’ll try,
I’ll pick up these broken pieces till I’m bleeding, if that’ll make it right.

[Chorus]
Cuz there’ll be no sunlight, if I lose you baby.
There’ll be no clear skies, if I lose you baby.
Just like the clouds pass, I would do the same,
If you walk away, everything will rain, rain, rain.

(Ooooh, ooooh, ooooh)

[Bridge]
(Ooooh) Don’t you say, goodbye,
don’t you say, goodbye,
I’ll pick up these broken pieces till I’m bleeding, if that’ll make it right.

[Chorus]
Cuz there’ll be no sunlight, if I lose you baby.
There’ll be no clear skies, if I lose you baby.
Just like the clouds pass, I would do the same,
If you walk away, everything will rain, rain, rain.

(ooooh, ooooh, ooooh)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Heyyaa bloggers...
24 hari ngilang gak pernah posting...
Kangen juga...
Kemana aja ente fit..??

Okay jadinya mulai tanggal 12 September kemarin aku udah mulai masuk kuliah. Dan kuliah semester 3 ini bener-bener berasa kuliah banget. Tugasnya adaaaa terus gak ada jedanya. Fiiuuhh...

Dan aku abis pindahan kos loohh.. Udah nggak di kos yang lama. Jadinya sekarang punya temen se-kos. Asseeekkk... :D
Tapi kos yang baru ini nggak beda jauh sama kos yang lama kalo masalah internet. Jaringan modem bapuk banget. Kalo dibuat online susahnya minta ampun. Lemoooottt gila..!! Makanya akhir-akhir ini jarang keliatan di dunia maya *stress*

Terus apa hubungannya sama judul postinganmu kali ini fit..??
Ini sekarang aku lagi di Bali.. Di B-A-L-I broo..
ke Bali ngikut sama bokap-nyokap keliling ziarah wali 7 Bali. Hohoo.. Di Bali ada wali 7 yaa..?? Iya dong..!! Nggak cuma Jawa aja yang punya wali songo.. Bali juga punya wali 7..!! Ntar di posting selanjutnya yah aku ceritain selengkapnya.. :)

Tapi di Bali nggak cuma melulu ziarah aja siih.. Ada kesempatan buat rekreasi juga koq. Diajakin ke Kuta, terus ke Bedugul, sama Joger buat beli oleh-oleh. *ke Jogernya masih besok, ane pengen beli tas :D*

Ane nggak mabuk laut loh.. Nggak mabuk laut.. Yeyeye... | -___- | Kan kalo mau ke Bali harus nyebrang laut naik kapal Ferry dari pelabuhan Ketapang, Banyuwangi ke pelabuhan Gilimanuk, Bali :p.

Sekarang tinggal tanya, apakah aku mabuk udara..??
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Alhamdulillah yah bulan Ramadhan udah di penghujung bulan.
Antara sedih dan seneng siih.. Sedih karena harus ninggalin bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, bulan dimana pahala dilipat gandakan yang 1 jadi 10 dan yang biasanya tidak berpahala jadi berpahala. Seneng karena kita udah lebaran, hari raya Idul Fitri yang diartikan kita kembali menjadi 'fithrah' atau suci kembali layaknya bayi yang baru lahir *ciiee bahasanya*

Dan kemarin (29/08) orang-orang pada rempong niihh... gegeran tentang kapan Hari Raya Idul Fitri (lebaran)-nya. Hari ini (Selasa, 30/08) atau besok (Rabu, 31/08) pasalnya Muhammadiyah udah ngumumin dari jauh-jauh hari kalo lebarannya hari Selasa, sementara Nahdlatul Ulama (NU) khususnya dan pemerintah pada umumnya masih belum bisa mastiin kapan lebaran.
Hal ini terjadi karena perbedaan metode penentuan awal bulan hijriah yang ditandai dengan munculnya hilal (bulan muda). Terdapat dua metode yang biasa dilakukan untuk menentukan munculnya hilal. Yaitu metode Hisab dan Rukyat. Metode Hisab yaitu menggunakan metode penghitungan matematik astronomi. Sementara metode Rukyat/Rukyah adalah dengan melihat penampakan hilal tersebut secara langsung.
Secara teoritis jika kedua metode ini digunakan seharusnya menghasilkan hasil yang sama. Karena metode hisab metode rukyah yang berulang-ulang yang kemudian diformulasikan menjadi sebuah perhitungan. Tapi pada kenyataannya penggunaan kedua metode ini belum tentu menghasilkan hasil yang sama, tahun 2011 ini contohnya. Warga Muhammadiyah yang notabene menggunakan metode hisab dalam penentuan awal bulan hijriah menetapkan lebaran jatuh pada hari Selasa, sementara warga Nahdliyin (NU) yang menggunakan metode rukyah menetapkan lebaran jatuh pada hari Rabu karena pada pemantauan hilal pada tanggal 29 Ramadhan (29/08) hilal belum terlihat. Ini jugalah yang dijadikan pertimbangan oleh Pemerintah RI dalam sidang itsbat penentuan Hari Raya Idul Fitri 1432 H. Sebenarnya jika kita mengikuti pelaksanaan sidang itsbat yang dilaksanakan Pemerintah kemarin malam, tidak semua pengamat hilal tidak bisa melihat hilal. Dari sekitar 90 titik pengamatan hilal dan 30 laporan yang masuk ke Kementrian Agama RI menyatakan mayoritas tidak bisa melihat hilal. Tapi 4 orang, 1 dari Kudus, Jawa Tengah dan 3 dari Cakung, Jakarta Timur mengaku bisa melihat hilal. Tapi pemerintah menolak kesaksian 4 orang ini dan menetapkan lebaran jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011.

Tapi meskipun Pemerintah telah menetapkan lebaran jatuh pada hari Rabu, mayoritas warga Muhammadiyah dan warga lain yang meyakini jika lebaran jatuh pada hari ini (Selasa) tetap melaksanakan ibadah Hari Raya-nya dengan menggelar Shalat Ied berjamaah hari ini. Sementara warga yang meyakini bahwa lebaran jatuh hari Rabu hari ini tetap melakukan puasa, dan baru akan melakukan Shalat Ied pada hari Rabu.

Membicarakan perbedaan aku jadi inget cerita ayah, dulu waktu kakekku masih ada beliau pernah berbeda. Saat orang satu rumah bahkan tetangga-tetangga yang lain sudah pada lebaran, beliau belum lebaran sendiri (saat itu kakekku mengikuti keputusan pemerintah yang memutuskan lebaran sehari lebih lambat). Beliau tetap menjalankan puasanya meski orang satu rumah sudah lebaran. Dan orang satu rumah juga menghargai keputusan beliau. Saat kakek harus menjalankan kewajiban Shalat Ied ayah juga dengan ikhlas mengantarkan kakek ke masjid yang juga menyelenggarakan Shalat Ied.
Inilah indahnya perbedaan, meskipun ada perbedaan kita tetap saling menghormati.

Tapi kemudian muncul pertanyaan, jika terjadi perbedaan hari raya seperti tahun ini, aku/kita harus meyakini yang mana..?? Coba simak perbincangan ini.
Q: "Yah..Yah.. kalo dengan perbedaan seperti ini, kemudian ada seorang pendatang. Sebagai seorang pendatang dia meyakini kalo hari rayanya itu Rabu padahal lingkungan yang didatangi lebarannya hari Selasa. Terus dia harus gimana?"
A: "Yaa yakin aja kalo Rabu."
Q: "Trus shalat Ied-nya gimana?"
A: "Kan hari rabunya juga pasti ada yang ngadain shalat Ied. Ikut itu aja."
Q: "Jadi nggak usah ngikutin mayoritas gitu boleh? yang penting mana yang jadi keyakinan kita?"
A: "Yap. Selama perbedaan itu masih normal dan nggak perlu untuk diomong-omongin atau dipamer-pamerin sama orang lain."
Q: "Okkee.. dan itu juga berlaku pada kondisi yang sebaliknya juga?"
A: "Pastinya.."

Jadi kesimpulan jawabannya adalah yakini yang menjadi keyakinanmu. Jangan hanya karena suara mayoritas. Meskipun suara mayoritas, tapi jika kau tidak meyakini kau boleh berbeda. Selama perbedaanmu masih dalam taraf yang normal.
Karena dalam beragama dan beribadah dasarnya adalah keyakinan (iman). Jika kau tidak yakin sia-sia saja ibadahmu.

Akhir kata..
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H.
Minal Aidzin wal Faidzin.
Mohon Maaf Lahir Batin.

Mohon maaf juga kalo dalam postingan ini ada banyak kekurangan dan mungkin juga kesalahan. Semoga bermanfaat.. :)
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Laa.. ilaaha.. illallah..
Laa.. ilaaha.. illallah..
Laa.. ilaaha.. illallah..

Dalam balutan malam kumenyebut nama-Mu.
Pada malam ke-27 Ramadhan kubersimpuh di hadapan-Mu.
Dan dalam ketidak berdayaan ku memohon pada-Mu.

Seketika air mata menetes deras tak bisa dibendung. Dada bergetar hebat di sela-sela isak tangis yang tertahankan mengiringi untaian dzikir yang terucap.

Pada awalnya aku menangis karena kemarin adalah malam ke-27 bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Malam ke-27 berarti kurang 3 hari lagi bulan ramadhan akan berakhir sementara aku belum ngapa-ngapain selama Ramadhan ini. Ibadah masih acak-acakan, shalat nggak tertib, ngaji jarang-jarang, shadaqah belum sama sekali. Aku jadi ngerasa jadi orang yang paling rugi karena udah nyia-nyiain bulan Ramadhan taun ini gitu aja. Akhirnya dalam dzikir aku berdoa, "Ya Allah, semoga hamba-Mu ini bisa memanfaatkan akhir bulan Ramadhan ini dengan maksimal. Dan semoga bisa bertemu dengan bulan Ramadhan tahun depan."

Setelah menyesali 'kebodohan'ku menyianyiakan Ramadhan, tangisku pecah kembali saat mengingat kedua orang tuaku. Ayah dan Ibu yang udah banyak berkorban buat aku selama ini. Berkorban baik fisik maupun mental, baik harta maupun doa. Tapi apa yang udah aku berikan buat mereka..?? Aku rasa aku belum ngasih apa-apa ke mereka. Aku belum bisa jadi anak yang bisa mereka banggakan. Hasil pendidikanku selama 2 semester terakhir juga dibilang sangat standard. Akhirnya aku berdoa supaya pendidikanku di semester depan diberi kelancaran dan diberi hasil yang maksimal yang pada akhirnya aku bisa ngeraih cita-citaku dan bisa ngebahagiain kedua orang tuaku. *amin*

Masalah ketiga yang bikin aku nangis adalah masalah Twifam. Enggak tau kenapa aku tiba-tiba kepikiran tentang mereka. 15 orang yang belum pernah aku temuin secara fisik. 15 orang yang entah kenapa bisa sangat aku sayang. 15 orang yang udah aku anggep keluarga kedua. Tapi entah kenapa akhir-akhir ini hubungan kami nggak seerat dan se-so sweet dulu. Akhir-akhir ini aku ngerasa diantara kami ada jarak. Udah mulai nge-blok sendiri. Udah gak pernah ngumpul atau ngobrol bareng. Aku pengen semuanya kembali seperti dulu. Akur, kompak, sama-sama. Doa-ku yang paling terakhir saat mikirin twifam adalah "Ya Allah, berikanlah hamba kesempatan untuk bisa bertemu dengan mereka semua."

Tapi satu hal yang hingga saat ini aku tak habis pikir, kenapa seseorang ini masuk dalam pikiranku saat aku seharusnya memikirkan hal-hal yang serius dalam dzikirku.
Aku memikirkan dia, laki-laki yang selama 10 tahun ini (dalam bahasa gaulnya) aku cintai, aku sayangi. Entah mengapa tiba-tiba aku memikirkannya.
Aku sempat merasa berdosa pada Allah, karena aku merasa aku terlalu mencintai makhluknya terlalu dalam. Padahal dalam agama sudah jelas kita tidak boleh mencintai makhluk melebihi cinta kita pada Pencipta. Sampai aku berkata dalam hati..
"Ya Allah, entah ini dosa atau anugerah dari-Mu. Aku mencintai makhlukMu melebihi cintaku padaMu. Jika ini dosa, enyahkan perasaan ini. Tapi jika ini anugerah, kenapa terasa sangat menyakitkan ya Allah..?? Penantian selama 10 tahun..??"
Mengingat 10 tahun, tangis di sela alunan dzikir semakin menjadi.
"Aku yakin perasaan ini adalah anugerah darimu ya Allah. Tapi 10 tahun penantian menjadi sebuah angka yang terlalu lama ya Allah. Hamba-Mu ini mulai tak kuat lagi menahannya. Jika hamba boleh memohon, malam ini hamba ingin Engkau memberikan jawaban yang terbaik. Entah kau mempersatukan kami, atau semakin memisahkan kami. Tapi jika hamba boleh memohon lagi, hamba ingin Engkau mempersatukan kami, agar penantian 10 tahun ini tak menjadi penantian yang sia-sia."
Penantian yang sia-sia.
Selama ini aku tak pernah menangis menghadapi masalah ini, tapi kenapa malam ini aku menangis. Terlebih lagi aku menangis di saat aku berdzikir pada-Mu ya Allah. Apa aku sudah mulai menyerah untuk mempertahankan perasaan ini..??
"Ya Allah, aku benar-benar memohon pada-Mu. Jika perasaan ini memang anugerah dari-Mu, persatukan kami. Jodohkanlah kami."
Aku tahu doa-ku sedikit memaksa. Tapi aku ingat kata ayahku, doa adalah permintaan, jadi jika kau berdoa, pertegas permintaanmu. Jangan meminta yang ambigu.
Akhirnya, saat dzikir sudah berakhir, aku merenung. Kenapa Allah mengingatkan 'dia' dalam dzikirku malam ini..?? Padahal selama ini tak pernah terpikir. Apakah ini suatu pertanda..?? Wallahu'alam.

Tapi mengingat dan menyebut namamu dalam dzikir adalah sebuah keajaiban. 10 tahun penantian dan malam-malam dengan kata-kata penuh kegalauan, akhirnya tercurah semua dalam satu malam. Beriringan dengan dzikir dan tangis.
Semoga kau tahu....
Share
Tweet
Pin
Share
1 comments
Witing tresno jalaran soko kulino.
Pepatah jawa itulah yang mungkin menjadi penggambaran yang pas tentang pasangan yang 'jadi' dalam satu organisasi.
Kerja sama dan kebersamaan yang rutin bisa menjadikan benih-benih cinta muncul diantara dua orang di dalam satu organisasi.
Memang tak ada yang salah dengan yang namanya jatuh cinta dan juga menjalin hubungan cinta karena itu adalah anugerah dalam Tuhan Yang Maha Esa. Tapi jika itu terjadi dalam sebuah organisasi yang menyinggung banyak orang. Dalam postinganku kali ini aku ingin sedikit membagikan pendapatku tentang fenomena berpacaran dalam satu organisasi.
Jika dilihat dari sisi postitf, jika kita berpacaran dalam satu organisasi bisa menambah semangat dalam bekerja. Akan mengerjakan tugas-tugas dalam organisasi dengan sebaik mungkin karena akan merasa malu dengan pasangan kalau hasil kerja kita tidak maksimal. Mobilitas transportasi dalam bekerja juga semakin efisien karena berada dalam satu lingkungan kerja.
Jika ada sisi positif juga pasti ada sisi negatif. Sisi negatif kondisi ini adalah terciptanya suasana kerja yang mungkin agak sedikit canggung. Selain suasana yang canggung mungkin akan terjadi beberapa penolakan pembagian kerja. Kita misalkan begini, Ani dan Budi berada dalam satu organisasi dan status mereka berpacaran, kemudian Mira dalam pembagian tugas kerja harus bekerja bersama dengan Budi, kemungkinan besar Mira akan menolak pembagian tugas tersebut dan memilih bekerja dengan anggota yang lain dengan alasan 'sungkan' dengan Budi meskipun Ani dan Budi sudah berkata mereka akan bekerja secara profesional dan akan memisahkan kehidupan pribadi dan organisasi. Tapi tetap saja rasa 'sungkan' itu akan timbul. Bukan karena ingin menjaga jarak, tapi 'sungkan' dan ingin menjaga perasaan pasangan yang berpacaran.
Kemudian jika suatu saat pasangan yang berpacaran tadi sedang ada konflik, secara tak sadar pasti akan terbawa ke dalam organisasi. Memang mereka tidak akan terang-terangan bertengkar di organisasi, tapi yang namanya orang sedang berkonflik pasti terlihat, entah tidak mau duduk bersebelahan saat rapat atau menolak bekerja dalam satu tim. Yang lebih parah lagi jika konflik mereka sampai berimbas pada keadaan organisasi.
Melihat situasi seperti ini, saya pribadi punya pengalaman. Dalam organisasi yang saya ikuti waktu SMA dulu, yaitu ekstrakurikuler PASKIBRA memiliki peraturan dimana sesama anggota aktif Paskib dilarang berpacaran. Awal mendengar peraturan ini jelas teman-teman sangat keberatan tapi setelah dijalani kami sangat bersyukur. Bersyukur karena apa..??
1. Kinerja tim dalam organisasi berjalan sangat lancar dan kompak. Tak ada penolakan pembagian tugas karena sungkan dengan pasangan yang berpacaran.
2. Organisasi menjadi sangat solid. Tak ada konflik. Jika ada konflik dipastikan bukan konflik karena 'berpacaran'.
3. Kami dalam satu angkatan menjadi sangat kompak. Tak ada rasa sungkan, tak ada rasa malu, tak ada rasa benci karena dulu pernah pacaran dan putus. Hahahahaa... Bahkan sampai sekarang kami masih kompak. Bisa dibilang kami sudah seperti saudara dan keluarga.

Kesimpulannya sih aku pribadi termasuk orang yang berada dalam sisi menolak keadaan seperti ini. Keadaan dimana dalam satu organisasi ada anggota yang berpacaran. Tapi jika dalam dalam suatu organisasi mengijinkan sesama anggotanya berpacaran yaa aku mengikuti aja.. :)
Itu siih pendapatku tentang fenomena pacaran dalam satu organisasi. Kalau ada yang setuju ya alhamdulillah. Kalau ada yang nggak setuju ya silahkan-silahkan aja. Kan berbeda pendapat itu indah... :)
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Coretan Fitri tentang DAY6 The Book of Us : Negentropy - Chaos swallowed up in love
    Halo selamat malam teman-teman semuaaa.... Fitri menulis tulisan ini sambil mewek jelek karena Senin, 19 April 2021 pukul 6.00 PM KST atau 4...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose