[OPINI] Liliyana di Superliga, Untung ataukah Rugi?

by - Rabu, Januari 22, 2014

Melihat nama Liliyana Natsir di list pemain yang akan ikut meramaikan turnamen Djarum Superliga 2014 memunculkan sebuah tanda tanya cukup besar dalam pikiranku yang seharusnya justru mikirin skripsi *abaikan kata yang terakhir :p*

Liliyana Natsir. Kirab Juara Dunia 2013.
Liliyana Natsir, pemain spesialis ganda campuran (saat ini berpasangan dengan Tontowi Ahmad) yang dalam beberapa tahun ini seakan selalu menjadi 'pahlawan' penyelamat muka Indonesia untuk mendapatkan gelar di turnamen-turnamen besar selevel Superseries dan Superseries Premiere tiba-tiba harus turun gunung dan ikut dalam turnamen antar club. Kendati Djarum Superliga ini digadang-gadang sebagai turnamen antar klub paling bergengsi tapi tetap saja keikutsertaan Liliyana dipertanyakan manfaatnya.

Djarum Superliga yang secara sistem menganut sistem Thomas dan Uber Cup yang mempertandingkan antara tim putra dan tim putri sejatinya bukan urusan Liliyana sebagai pemain spesialis ganda campuran. Keikutsertaannya justru akan mengurangi jatah pemain (dalam hal ini pemain ganda putri) untuk mendapatkan kesempatan bermain di jalur mereka yang seharusnya.

Memang... dalam hal bertanding pemain tidak boleh pilih-pilih pertandingan, bahkan ada pepatah yang mengatakan bahwa 'practice makes perfect'. Tapi dalam konteks ini saya rasa tidak terlalu relevan untuk rasionalisasi keikutsertaan Liliyana dalam Superliga.
Ditambah dengan fakta bahwa partner Liliyana, Tontowi tidak ikut turut ambil bagian dalam Superliga kali ini.

Jika saya boleh memilih dan boleh usul, saya lebih memilih Liliyana untuk diperam (berlatih secara lebih intensif) saja di Pelatnas Cipayung untuk dipersiapkan turun di turnamen All England yang akan digelar pada tanggal 4-9 Maret 2014 daripada mengikuti Superliga ini. 

Alasan yang pertama mungkin karena faktor prestise. All England sebagai turnamen bulutangkis tertua di dunia menjadi salah satu turnamen bulutangkis level SSP yang paling banyak dijadikan incaran banyak pemain. Belum lagi fakta bahwa Tontowi/Liliyana adalah pemegang dua kali juara berturut-turut (tahun 2012-2013) dan tahun ini mereka diproyeksikan untuk 'hattrick' gelar All England ini.

All England 2012
All England 2013
Sebagai juara dua tahun berturut-turut dan berpotensi menjadi yang ketiga kalinya tentunya bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Lawan-lawan mereka justru akan jauh lebih berambisi untuk mengambil titel juara All England yang sudah dua tahun berturut-turut diambil oleh Tontowi/Liliyana, mereka tak akan membiarkan pemain ranking 2 dunia ini untuk kembali membawanya pulang. Ini yang harus dibuktikan oleh Tontowi dan Liliyana bahwa mereka sanggup dan bisa membawa kembali gelar juara All England kembali pulang ke tanah air.

PBSI sendiri di akhir tahun 2013 sudah menetapkan target-target turnamen apa saja yang harus direngkuh titel juaranya dan salah satunya adalah All England ini sendiri. Dan Liliyana bersama Tontowi dan juga M.Ahsan/Hendra Setiawan (dari sektor MD) lagi-lagi diberikan 'amanah' untuk membawa titel juara dari turnamen bulutangkis tertua itu.

Sempat berpikiran bahwa Superliga bisa dijadikan ajang latihan dan ukur kemampuan sudah sejauh mana hasil latihan mereka selama ini di Pelatnas Cipayung karena di Superliga sendiri pemain-pemain kelas dunia sebut saja Lee Chong Wei, Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa, dan Misaki Matsutomo/Sayaka Takahashi ikut turut andil dalam turnamen berhadiah total 2 Milyar rupiah ini.

Alasan kedua adalah, kenyataan bahwa rapor Tontowi/Liliyana yang akhir-akhir ini juga belum menunjukkan hasil yang memuaskan juga bisa dijadikan sebuah pertimbangan mengapa seharusnya Liliyana tetap berada di Pelatnas Cipayung dan menjalani latihan intensif daripada harus mengikuti turnamen Superliga.

Di penghujung tahun sebagai pemegang 2 juara level SSP (All England dan China Master), 2 juara level SS (Singapore Open dan India Open), *correct me if I wrong* serta juara Dunia Tontowi/Liliyana dibuat tak berdaya di turnamen BWF Super Series Final. Di tiga pertandingan yang harus mereka lakoni di fase grup, tak satupun kemenangan mereka raih. Kekalahan pahit atas rekan satu grup mereka yakni Sudket Prapakamol/Saralee Thongthoungkam, Joachim Fischer Nielsen/Christina Pedersen, dan Xu Chen/Ma Jin harus mereka telan. Posisi sebagai juru kunci grup dan tersingkir lebih awal dari turnamen pun harus mereka terima.

Tontowi/Liliyana di BWF Superseries Final

Di awal tahun 2014 pun begitu, di turnamen pembuka yang mereka ikuti di Malaysia Open Superseries Premiere Tontowi/Liliyana hanya bisa sampai ke babak semifinal sebelum dikalahkan oleh musuh bebuyutan mereka Xu Chen/Ma Jin dalam dua game langsung 14-21 13-21. Sebenarnya mereka sendiri menargetkan juara di turnamen yang baru naik level menjadi Superseries Premiere di tahun 2014 ini karena sebelumnya hanya berlevel Superseries.

Tontowi/Liliyana di SF Malaysia SSP

Tontowi mengalami cedera kaki saat latihan hari pertama di Malaysia menjadi salah satu alasan kenapa ganda campuran berperingkat 2 dunia ini harus menelan kekalahan cukup telak dari pasangan China. Tapi faktor cedera tak bisa satu-satunya alasan, dan mereka bertekad untuk segera fokus menuju All England.

Nyatanya..?? Liliyana justru turun di Superliga.

Persiapan untuk Uber Cup 2014 kah..??
Ini bisa dijadikan salah satu alasan yang cukup rasional saat pertanyaan "Mengapa Liliyana harus ikut dalam Djarum Superliga saat partnernya saja tak ikut ambil bagian?"

Ya proyeksi untuk Uber Cup 2014 yang akan dihelat pada 18-25 Mei di New Delhi, India. Namun kembali lagi, mengapa harus Liliyana di saat ganda-ganda putri Indonesia lain sudah mulai menggeliat meskipun belum bisa dibilang 'bersinar'. Nama-nama seperti Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari dan Tiara Rosalia Nuraidah/Suci Rizki Andini bisa cukup untuk memperkuat tim Uber. Belum lagi ada mitos bahwa pemain-pemain Indonesia akan lebih 'spartan' saat bermain ketika dalam kejuaraan multi event yang membawa nama negara. Seolah sampai titik darah penghabisan akan mereka perjuangkan.

Dalam sejarah, Liliyana memang pernah juga berjaya di sektor ganda Putri. Bersama pasangan abadinya, Vita Marissa, Liliyana pernah menjuarai berbagai turnamen-turnamen penting diantaranya China Master SS 2007, dan Djarum Indonesia Open SS 2008 dan nangkring di ranking 9 dunia. Di Uber Cup 2008 pun Liliyana dan Vita pun menjadi tulang punggung tim, di final mereka harus bertarung 3 game melawan Yang Wei/Zhang Jiewen dari China, yang pada akhirnya dimenangkan ganda China dengan skor 15-21 21-19 16-21 -_-

Tapi itu semua terjadi 6 tahun yang lalu. Saat Liliyana masih berusia 22 tahun.

Vita/Liliyana. China Master SS 2007

Vita/Liliyana. Indonesia Open SS 2008

Keikutsertaan Liliyana dalam ajang dua tahunan ini pun terakhir tercatat saat Thomas-Uber Cup 2010 yang diselenggarakan di Malaysia. Saat itu, Liliyana yang dipasangkan dengan Shendy Puspa Irawaty hanya dipasangkan sebagai ganda kedua yang dalam perjalanan dari penyisihan grup hingga semi final hanya bertanding sebanyak 2x, di penyisihan grup saat melawan Australia dan Denmark. Sisanya, mereka tak pernah turun untuk bertanding lagi. Pertandingan ganda putri dipercayakan kepada pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari.

Liliyana sendiri pernah mengatakan bahwa ia tak akan pernah bermain di sektor ganda putri lagi karena menurutnya bermain ganda putri lebih menguras tenaga jika harus dibandingkan dengan bermain di ganda campuran *ya iyalah, di XD ada tukang gebung macem algojo yang siap jumping smash di belakang (lirik Owi) :p*
Namun, jika ia diminta untuk bermain lagi di ganda putri ia selalu siap... namun dengan syarat itu harus di turnamen multievent beregu (seperti Sudirman Cup dan Thomas Uber Cup) selain itu, ia tak akan pernah mau kembali lagi bermain di sektor ganda putri.

Jadi, menurut kalian kenapa Liliyana ikut dalam turnamen Superliga...??


P.S : perlu diingat... tulisan ini bukanlah judgment, bukan juga protes, bukan juga reaksi panic ala-ala BL Panic yang gak suka liat idolanya main tapi gak sesuai sama apa yang dia pengen. BUKAAANNN...!!!
Ini cuma sekedar uneg-uneg dan bentuk share pemikiran saya sebagai penikmat olahraga tepok bulu... :D
Jikalau ada yang salah, mohon jangan di-flame atau di-bash atau di-kata-katain sok tau atau gimana... mending dikoreksi dan dibenarkan sehingga bisa jadi bahan perbaikan saya di kedepannya. Lumayan toohh bagi-bagi ilmu. Eheheee...
*dan juga karena sejatinya dan sebenernya, agak seneng juga sih denger Liliyana main di Superliga.. bisa prepetin doski... minta fobar dan TTD lagi...* #plak *abaikan kalimat dodol yang baru saja anda baca* :p

Sekian....
Salam damai dan merdeka..... :D

You May Also Like

0 comments