• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Tepat seminggu lebih sehari yang lalu, aku melihat sebuah scene yang akan membuat siapapun terenyuh.

Yang akan membuat penilaian orang-orang (mungkin) bisa berubah.

Bahwa,

"Dalam setiap kompetisi atau pertandingan, yang terjadi bukan akan hanya tentang persaingan. Bukan hanya tentang pembuktian akan siapa yang menjadi yang terbaik.
Tapi juga bisa tentang arti dari sebuah perjuangan, pengorbanan, bahkan sebuah persahabatan dan persaudaraan.
Di dalam arena kompetisi kita boleh menjadi lawan, tapi ketika ketika melangkah keluar kita adalah sahabat - saudara."

Rinov Rivaldy/Phita Hayunigtyas Mentari (baju hitam) Juara WJC 2017 sektor Ganda Campuran.
(Foto by : PBSI)

Jadi ceritanya, di hari Minggu, (22/10) yang lalu aku asik nonton babak final Kejuaran Bulutangkis Junior (World Junior Championship (WJC)) yang disiarin di Kompas TV. Sebenernya babak final dimulai jam 11-an kalau nggak salah, tapi aku baru baru bener-bener nonton sekitar jam 1 atau setengah 2-an siang.

Sejujurnya, siang itu aku tuh gak ada niatan sama sekali nonton final WJC. Tapi beberapa hari liatin TL twitter dan juga IG yang lumayan rame juga ngomongin tentang WJC, akhirnya nonton lah babak final siang itu. Gak ada ekspektasi sama sekali pas nonton pertandingan paling bergengsi di level junior itu. Gak ada feeling bakal baper atau deg-degan. Tapi teteup ajaa.... pas akhirnya nonton, liat dedek-dedek pemain Indonesia main, rasa baper dan deg-degan itu seketika menyeruak. Liat GOR Amongrogo, Jogja tempat diadainnya WJC yang rame dipenuhi penonton rasanya iri dan pengen kabur menuju kesana buat ikutan dukung langsung dedek-dedek pemain masa depan Indonesia yang lagi berjuang ini! Tapi apa daya cuma bisa nonton di tipi... :'( *seketika kangen Amongrogo. Kangen Indonesia GPG 2013* *yak, aku memang lemah!*

Kemudian sebuah kejadian mengguncang dunia per-BL (a.k.a Badminton Lovers)-an.

Menjelang akhir pertandingan sektor ganda campuran (XD) yang sebenernya cukup aman, damai, sejahtera nan sentosa karena mempertandingkan sesama pemain Indonesia yaitu Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti tiba-tiba Fadia meminta bantuan medis. Wah jangan-jangan bau-bau cedera nih. TL twitter pun mulai bergejolak.

Tensi TL semakin naik ketika akhirnya Rinov/Phita berhasil keluar sebagai juara. Mereka berhasil menang dari Rehan/Fadia yang notabenenya adalah juara Asia Junior Championship (AJC). Syalalaaaa.....

Phita Hayuningtyas Mentari/Rinov Rivaldy. Juara Ganda Campuran WJC 2017
(Foto by PBSI)

Kemudian TL berubah jadi gonjang-ganjing ketika seremoni pemberian hadiah di sektor XD tidak segera dilakukan karena kabarnya menunggu Fadia yang sedang ditangani medis. Tapi kemudian berhembus kabar, Fadia tidak bisa ikut seremoni karena kondisinya tidak memungkinkan. Katanya sampai tergeletak di pinggir lapangan dan rencananya bakal keluar dari arena dengan ditandu. Dan Rehan akan mengikuti seremoni pemberian hadiah SENDIRI.

Dan memang, ketika akhirnya seremoni siap dilakukan Rehan berdiri di belakang podium runner up sendiri. Di sebelah kirinya (kanan dari yang nonton) ada Phita dan Rinov yang juara.

Namun tiba-tibaa.... tanpa terduga, dengan dipapah oleh Kepala Sub Bidang Hubungan Internasional PBSI, Bambang Roedyanto (atau yang akrab disapa Koh Rudy) dan seorang panitia Fadia mendatangi podium. Dengan kondisi yang terlihat sangat lemah dan napas terengah, pemain spesialis ganda itu menginginkan untuk mengikuti seremoni.

"Koh, saya harus menghargai perjuangan teman saya..." 

Begitu kata Fadia ketia ia memaksa ke podium yang disampaikan oleh Koh Rudy melalui update status Facebooknya.

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah adegan-adegan dimana semua rivalitas di arena lapangan seluruhnya ditanggalkan. Rehan yang memang partner Fadia dengan sabar memapah Fadia, memeluk dan membantunya ketika harus naik ke atas podium. Phita yang beberapa menit yang lalu, saat pertandingan masih berlangsung adalah rival yang harus dikalahkan Fadia, justru kemudian menggamit lengan Fadia membantu Rehan saat Fadia kesusahan naik ke podium. Dan hampir sepanjang prosesi pemberian hadiah itu, Phita menggenggam erat tangan Fadia.

Fadia dibantu Rehan dan Phita saat naik ke atas podium.
(Courtesy on photo)
Rehan/Fadia dan Phita/Rinov

Siapapun yang liat momen itu pasti akan terenyuh dan terharu dengan persahabatan mereka.

Di arena pertandingan, mereka bisa saja menjadi lawan dan saling mengalahkan. Tapi di luar, mereka adalah teman, sahabat, bahkan keluarga. Yang sama-sama berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia.

Kalaupun kemudian ada yang mencibir, lebih baik tidak usah dipedulikan saja!
Hatters gonna be hate.

Dan satu hal lain yang perlu untuk diberi apresiasi setinggi-tingginya adalah kegigihan Fadia untuk tetap mengikuti seremoni walaupun kondisinya tidak memungkinkan. Dia bisa saja melewatkan momen penyerahan medali itu dan mendapatkan perawatan intensif untuk kesehatannya, namun ia justru melakukan yang sebaliknya.

Dalam benak Fadia, selain memang karena ia ingin menghargai perjuangan temannya, dia juga tidak ingin melewatkan momen paling berharga bagi seorang atlet. Berdiri di podium kejuaraan paling bergengsi. Mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang, meski lagu itu berkumandang bukan atas namanya tapi paling tidak ia sudah berjuang agar bisa mengumandangkannya.

Dengan khidmat tetapi juga sambil menahan sakit, Fadia menyaksikan bendera Indonesia diiringi dengan kumandang lagu Indonesia Raya dikerek ke tiang tertinggi. Berusaha sekuat tega dengan posisi sempurna, menghormat ke arah bendera. Mungkin karena sakit yang sudah tidak tertahan, Fadia pun hampir ambruk. Beruntung ada Rehan di belakangnya yang menopangnya untuk tetap berdiri tegak.




Dan walaupun sekuat apapun Fadia bertahan. Kondisinya yang sudah sangat lemah, dia akhirnya menyerah. Begitu Indonesia Raya selesai berkumandang, Fadia pun pingsan!

A post shared by Badminton Talk (@badmintalk_com) on Oct 22, 2017 at 2:35am PDT



Dari kabar yang kubaca, kondisi Fadia memang sudah tidak fit sejak sebelum final dimulai. Namun ia tetap memaksa untuk bermain. Mengenai penyebab pingsannya, dari rilis klarifikasi yang dikeluarkan oleh PP PBSI, Fadia hanya terlalu kelelahan. Sehingga ia sesak napas hingga pingsan. Tidak ada cedera yang menyerangnya.

Di WJC 2017 Fadia mungkin harus mengakhiri perjalanan dan perjuangannya dengan kondisi yang bisa dibilang tidak membahagiakan. Tapi bisa jadi, momen ini akan menjadi momen yang akan diingatnya seumur hidup. Dimana ia berjuang untuk menghargai pengorbanannya sendiri. Menghormati perjuangan teman seperjuangannya.

Dan meski sempat membuat heboh dan panik warganet, tapi kondisi Fadia pulih dengan cepat. Bahkan dirinya tetap bisa mengikuti turnamen Indonesia IC yang digelar dua hari setelah final WJC.

Yang kemudian membanggakan, tepat seminggu setelah kejadian WJC, Fadia menunjukkan prestasinya.

Di turnamen Indonesia IC yang diikutinya, Fadia bersama Angelica Wiratama menjadi runner up di sektor ganda putri. Tidak hanya itu, kembali bersama Rehan, partner yang sangat membantunya di sektor ganda campuran, Fadia berhasil menjadi juara.

SELAMAT!!

Podium Ganda Putri Indonesia IC
Podium Ganda Campuran Indonesia IC



Selain Tuhan, kita tidak akan pernah tahu bagaimana akhir dari sebuah perjalanan dan perjuangan yang kita lalui.

Apakah itu memang benar-benar sebuah akhir?

Ataukah justru sebuah awal?

Tetap berjuang Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan juga para pemain-pemain muda bulu tangkis Indonesia. Di tangan kalian, supremasi kejayaan bulu tangkis Indonesia akan dipertaruhkan.

Tetaplah rendah hati, saling membantu dan menyanyangi satu sama lain.

Jangan lelah untuk terus berlatih dan berjuang... :)

Kami menunggu kalian berdiri di podium tertinggi, mengharumkan nama bangsa Indonesia.. :)


Salam..
Dari kami,
Yang mencintai dan menyayangi kalian
dan juga bulu tangkis Indonesia.



Sumber foto :
Official website PP PBSI
Badmintalk
Screencapture live Kompas TV oleh beberapa fanbase bulutangkis di twitter



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Heyhooooo......
Selamat sore!
Ketemu lagi kita... :D

Sore ini aku lagi seneng dan bangga sekaliii.... karena semalem sebagai pecinta olahraga tepokan bulu alias bulu tangkis kita baru aja berpesta. Berpesta atas keberhasilan Praveen Jordan dan Debby Susanto keluar sebagai juara ganda campuran turnamen All England 2016. Wohhhooooowwww..... *ledakin kembang api* *tebar-tebar konfeti*

Praveen/Debby on podium AE 2016
(Sumber badmintonindonesia.org)

Datang sebagai unggulan 8 Praveen/Debby agak kurang difavoritkan untuk keluar sebagai juara di sektor ganda campuran di turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini. Lha gimana enggak? Persaingan di sektor ganda campuran dunia itu ketat bangeeettt.... seketat ah sudahlah nggak usah dibahas :p.

Di All England juga udah pasti pemain-pemain elit kayak Zhang Nan/Zhao Yunlei dan Xu Chen/Ma Jin dari China trus suami istri 'The Adcocks' selaku tuan rumah dan juga pencetak hattrick All England 2012-2014 sekaligus senior Praveen/Debby yaitu Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dipastikan ikut. Secara kan All England ini turnamen yang nilai gengsinya tinggi banget! Jadi pemain-pemain top dunia pada ikutan semua! Dan kalau dilihat dari pembagian seeded (unggulan) jelas Zhang Nan/Zhao Yunlei [CHN] yang difavoritkan banget sebagai juara. Selain berstatus sebagai ganda campuran rangking  1 dunia, mereka juga juara bertahan All England 2015. Disusul Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir [INA] di seeded 2 sekaligus pemegang juara All England 3 kali berturut-turut dalam lima tahun terakhir. Tapi yaaa siapa yang nyangka justru Praveen/Debby yang keluar sebagai juaranya.

Ekspresi kemenangan Praveen/Debby
(Sumber badmintonindonesia.org)

Di final yang berlangsung semalam (waktu Indonesia Barat) Praveen/Debby berhasil jadi juara setelah mengalahkan pasangan Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dari Denmark dua game langsung dengan skor akhir 21-12 21-17 dalam waktu 43 menit.

Uwh, pas nonton mah rasanya greget banget! Deg-degannya kayak jantung mau copot. Padahal mah kan kita tinggal nonton aja yah. Gimana kalau main? :p

Tapi meski deg-gegan, nonton pertandingan final semalem juga gak berhenti takjub dan nganga. Soalnya mainnya Praveen sama Debby kece banget. Pertahanan kuat, serangan ke lawan efektif ngehasilin poin, pokoknya keren deh! Defense jongkok ala Debby dan smash gledek menyilang ala Praveen bikin Om Fischer sama Tante Pedersen frustasi. Strategi mereka buyar. Ajiibb lah pokoknya!

Sebelum nyampe di final dan sukses jadi juara, Praveen/Debby lebih dulu naklukin 'monster' ganda campuran yang sekaligus juara All England 2015, Zhang Nan/Zhao Yunlei [CHN] di babak semifinal. Praveen/Debby ngalahin Zhang/Zhao juga dengan dua game langsung dengan skor akhir 21-19-21-16. Kemenangan dari Zhang/Zhao di semifinal AE juga jadi kemenangan pertama Praveen/Debby dari ganda campuran ranking 1 dunia ini setelah sebelumnya dalam 7 kali pertemuan mereka, Praveen/Debby selalu kalah. Tapi di pertemuan ke-8 mereka kemarin akhirnya Praveen/Debby menang. SUPEEERRRR!!!

Perjalanan Praveen/Debby di All England 2016
(Sumber dari SINI)

Keberhasilan Praveen/Debby jadi juara All England 2016 juga diapresiasi baik oleh banyak pihak. Ucapan-ucapan selamat ditujukan pada pasangan yang resmi berpasangan sejak sekitar tahun 2013 ini. Diantaranya dari menteri olahraga Imam Nahrawi dan Presiden Joko Widodo. Ini terlihat dari tweet bapak-bapak ini semalam.

Selamat & terima kasih u/ Praveen/Debby juara Bulutangkis @YonexAllEngland, Indonesia Bangga. Terima kasih Yaa Allah pic.twitter.com/t6qTi6W8Ns
— Imam Nahrawi (@imam_nahrawi) March 13, 2016

Praveen/Debby, luar biasa. Selamat Juara All England! Saya dan seluruh rakyat Indonesia sangat bangga -Jkw
— Joko Widodo (@jokowi) March 13, 2016

Ah.... bahagiaaa banget deehh rasanya.. :)
Di saat Owi/Liliyana atau Ahsan/Hendra sudah lebih dulu kalah dan gak bisa jadi juara, ada pemain lain yang bisa menggantikan mereka naik ke podium juara.
Yaaa gantian gitu laahh....
Biar variasi. Biar yang juara nggak itu-itu aja.
Biar nyinyiers gak nyinyir mulu dengan bilang "kok yang juara itu-itu aja siihh? yang lain mana?" -__-

Dengan kemenangannya di All England 2016 ini Praveen/Debby juga mencatatkan nama mereka ke dalam sejarah bulu tangkis Indonesia sebagai ganda campuran ketiga yang berhasil menjuarai turnamen All England menyusul dua senior mereka yakni Christian Hadinata/Imelda Wiguna (1979) dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2012, 2013, 2014).

Semoga ini jadi momentum untuk para atlet agar terus berprestasi.
Menjadi modal juga untuk squad bulutangkis Indonesia menatap Olimpiade Rio 2016 yang tinggal beberapa bulan lagi.
Semoga di Olimpiade 2016 ini tradisi emas bisa diambil dan dibawa pulang kembali seperti di olimpiade-olimpiade terdahulu, yang dengan sedihnya harus terputus (sementara) di tahun 2012 lalu.

Sekali lagi....
Selamat untuk Praveen Jordan dan Debby Susanto yang berhasil jadi juara di ganda campuran All England 2016....!! :*
Ditunggu juara-juara di turnamen selanjutnya!!
Dapet medali Olimpade juga, mungkin? *AAAMMIIN!!

Juara dan Runner-Up Ganda Campuran All England 2016
(Sumber badmintonindonesia.org)



Anyway....
Buat yang pengen nonton pertandingan Praveen/Debby lawan Fischer/Pedersen di final ganda campuran All England 2016 kemarin. Ini aku kasih videonyaaa..... :)
(sumber Badmintalk on YouTube)

Share
Tweet
Pin
Share
9 comments
Kayaknya yaa kejadian-kejadian yang terjadi selama sebulan belakangan ini itu, yang bakal aku ceritain sekarang itu bakalan tentang akhirnya ketemu, kumpul, dan main bareng sama temen-temen dan sahabat-sahabat baik.

Setelah ketemu, kumpul, dan rumpik bareng sama gengs anti-duren kesayangan di 23 November 2015, minggu depannya tepatnya tanggal 5-7 Desember 2015 giliran ketemu, kumpul, rumpik, main bareng, ngelive bareng, dan seseruan bareng sama '5 Anak Negeri' : sahabat tribun, sahabat plus partner ngelive turnamen bulu tangkis, orang-orang paling mengerti tentang segala kegilaan akan dunia hobby tepokan bulu ini.

Mbak Rakhma.
Yaya.
Fingky (yang harus disebut lagi)
Hapsari.

Yapssss! Kita akhirnya bisa lengkap kumpul berlima (dan foto bareng berlima!) *yeay!*


Lengkap euy!


Sebenernya, ada beberapa kesempatan dimana kita kumpul bareng-bareng. Cuma sayangnya jarang bisa lengkap berlima. Misalnya pas tahun lalu, pas ngelive Indonesia Open SSP 2014 kita punya kesempatan ngelive bareng. Sayang, Yaya gak bisa ikut karena harus koass. Sekalinya pernah kumpul lengkap berlima pas ngelive Simulasi Thomas-Uber Cup di GOR Sritex Solo tahun lalu (sebelum ngelive INASSP), eh lupa gak didokumentasiin alias lupa gak foto-foto. Hahahaa....
Kita mah emang suka gitu..... kalau udah seru ngumpul, seru nonton pertandingan, dan seru 'dengerin cerita' sampe suka lupa buat foto-foto. :v

Jadinya pas turnamen Indonesia Masters 2015 diumumin bakal diadain di Malang kita berlima di grup WhatsApp langsung rame, ngerencanain bakal gimana dan mau ngapain aja ntar waktu meet up. Yaa secara abis ngelive bareng INASSP 2014 itu kita udah gak pernah meet up rame-rame lagi. Sekali-sekalinya ketemu cuma berdua-berdua doang. Yang cuma Yaya sama Mbak Rakhma, aku-Mbak Rakhma, atau aku-Fingky doang. *Kak Hap kok jarang kita temuin yak?*

Meskipun pada akhirnya, meet up dengan formasi lengkap di Malang ini realisasinya jauuuuhhhhh bangeeettt dari apa yang udah heboh direncanain di grup, tapi tetep aja ketemuan lengkap kita ini berkesan banget, nyenengin banget, gak terlupakan, dan bikin lama (susah) buat move on! Bahkan sampe sekarang!

Susah move on-nya kakaaakkk!

Btw, perlu diceritain gak sih gimana awalnya kita bisa ketemu dan bisa kumpul 'sahabatan' sampe 'menggila' bareng kayak gini?

Okelah, aku ceritain dikit tentang gimana kita awalnya bisa ketemu sampe kumpul sahabatan kayak sekarang.

Awal banget itu kenal sama Mbak Rakhma dan Yaya dari FB, dari grup-grup pecinta bulu tangkis. (abaikan cerita awal aku kenal Fingky, karena aku sama Fingky kan emang temen di kampus. Udah kenal duluan dari semester 1 karena sekelas). Lama ngobrol-ngobrol di FB kita akhirnya punya kesempatan buat ketemu langsung di turnamen Kejurnas tahun 2012 di GOR Sritex Solo (ini sekaligus jadi pengalaman pertamaku ngelive turnamen bulu tangkis). Dari situ kita makin intens temenannya. Makin suka sering janjian ngelive bareng.

Pertama kali ketemu Mbak Rakhma

September 2013, di turnamen Indonesia Open Grand Prix Gold (INAGPG) yang diadain di GOR Amongrogo Jogja, dengan modal nekat karena ada misi masa depan yang akhirnya gagal terealisasi aku berangkat ngelive lagi, janjian ngelive bareng lagi sama Mbak Rakhma dan Yaya. Kali ini kita ketambahan satu temen baru, yaitu Hapsari yang lebih suka kita panggil Kak Hap. Kak Hap aku kenalnya juga dari FB. Dan selama INAGPG 2013 ini kak Hap banyak buanget bantuin aku. Thanks a lot kak! :*

INAGPG 2013!

Dari INAGPG 2013 ini semua hal seru berawal. Petualangan kami empat cewek 'ladies double' bermula. Kemudian pada akhirnya nambah satu orang cowok paling cakep (yang sedikit aku jerumuskan libatkan) diantara kita berempat, yang paling jagain kita yaitu Fingky (yang suka kita panggil Kak Fing) ikutan gabung. Melengkapi banget!

Berhubung kak Fing udah terlibat gabung di gengs kita, maka grup yang awalnya kita beri nama 'Ladies Double' terpaksa harus diubah. Dan berdasarkan kesepakatan bersama pasca ketemu di Simulasi Thomas-Uber Cup di Sritex Solo, kita ganti nama jadi '5 Anak Negeri'. *berat banget yak namanya* hahaaa... Dan kita punya grup di WhatsApp yang kadang-kadang rame banget rerumpikannya, tapi kadang-kadang sepi banget juga. (akhir-akhir ini jadi agak sepi. antara keabisan bahan, atau udah mulai bosen? #eh).

*Yang mau kenal lebih jauh tentang kita berlima satu persatu bisa lah melipir kesini dan kesini. Mbak Rakhma dan kak Yaya udah duluan nulis tentang kisah plus perkenalan pribadi kita masing-masing dengan cukup lengkap! Hihiii.... :D*

Balik lagi ke cerita meet up kita di Malang yaaa.....

Seperti yang udah aku sebutin di atas, kalau ketemu kita di Malang ini itu jauuuhhh bangeeettt sama rencananya. Awal rencana mau ngelive bareng-bareng full seminggu. Tapi kenyataannya ngelive bareng-bareng komplit cuma bisa pas weekend a.k.a Sabtu-Minggu a.k.a babak semifinal dan final aja. Jadi selama ngucingin latihan, babak qualifikasi sampe babak perempat final aku ngelivenya cuma bareng kak Fing (yang sesekali bareng juga sama temen-temen yang lain).

Ngelive cuma berdua dan sempet dua apa tiga kali gitu dipanggil-panggil Kamtib (aku males nyebut 'bapak itu' koordinator keamanan atau sejenisnya) bikin aku agak-agak trauma, agak sensi, dan punya kenangan lumayan gak enak sama turnamen Indonesia Masters 2015 ini. Tapi bolehlah kenangan itu agak di-skip diganti sama senengnya bisa kumpul sama sahabat-sahabat tribunku ini... :D

Sabtu pagi, Mbak Rakhma, Kak Ya, dan Kak Hap akhirnya nyampe Malang. Abis sarapan, dan mandi-mandi cantik kita langsung cuss ke Graha Cakrawala (GraCak) tempat Indonesia Masters digelar. Nyampe sana sih gak langsung masuk karena kita nungguin kak Fing dan juga juga seseorang. Kita sih sempet ngira kalau beliau yang kita tunggu ini udah di dalem GraCak. Taunya pas kita coba kontak, beliaunya masih on the way gitu.... ya udah kita tungguin aja.

Sambil nungguin, kita selfie-selfie hore. Wah.... ini untuk pertama kalinya dalam sejarah ngelive bareng kita selfie bareng dan sadar. Kan biasanya suka lupa tuuhh. Hahahaa....


Ladies Double 'lengkap' (lagi)
Wefie (2) *sisanya buat postingan sebelah* :p

Gak lama, orang yang kita tunggu (bukan kak Fing) akhirnya dateng. Kita sapa dan ngobrol-ngobrol bentar di deket pager yang misahin player lounge dan tempat nunggu + beli tiket penonton.
(Siapa orang yang kita tunggu, kita sapa, dan kita ajak ngobrol di deket pager itu? Ntar bakal ada cerita di postingan tersendiri. Lebih lengkap dengan keseruan-keseruannya :D)

Malemnya, abis ngelive kita sempetin melipir dulu ke foodcourt Matos (lagi-lagi kesini) buat makan sebelum melanjutkan keseruan. Disini udah bareng tuh sama Kak Fing. Sambil makan kita review lagi pertandingan SF yang udah ditonton tadi, cerita (lagi) tentang dipanggil-panggilnya aku dan Kak Fing sama Kamtib, sampe ceng-cengin kak Hap yang berencana untuk diet tapi gak mau olahraga yang pada ujungnya jadi bahan bully-an kak Fing... :v dan tentunya kita selfie-selfie (lagi!)




Skip cerita di Sabtu malem abis kita makan di foodcourt itu. Karena bagian itu bakalan full masuk ke cerita di postingan selanjutnya. Heheheee....

Besoknya, pas hari Minggu kita ke GraCak itu udah agak-agak gak terlalu interest. Aku bahkan sampe badmood karena suatu hal. Beruntung di penghujung sore yang agak gerimis itu kita dapat moodbooster. Rian Agung Saputro/Berry Angriawan yang jadi juara setelah mengalahkan pasangan China Chai Biao/Hong Wei berhasil kita cegat dan kita todong buat wefie bareng. Hahahaaaa....
Sebenernya nih yaaa.... jujur niihh.... kita nyegatin Rian/Berry itu sebenernya karena ada suatu niatan gitu. Korban niatannya si Rian. Apa niatnya? Rahasia! Biar cuma beberapa orang aja yang tahu. Hueheheee.....


Wefie dulu lah sama juara MD INA Masters 2015

Abis nyegatin Rian/Berry, pas mau masuk GOR lagi taunya pertandingan partai terakhir udah kelar. Tommy Sugiarto menutup pertandingan final hari itu dengan jadi juara setelah berhasil ngalahin juara bertahan Srikanth Kidambi [India].

Tapi sih kita gak peduli gitu match udah kelar apa belum. Karena kita emang udah niat banget buat masuk lagi. Kita mau foto-foto kaaakk... Foto-foto dengan segala pernak-pernik yang ada di venue. Mulai banner, lapangan, sampe segitiga pembatas lapangan (ini sih 2 tahun lalu pas INAGPG 2013 Jogja) *hahahaa*

Alhasil yaa jadi seperti ini lah......


Wefie dulu di pinggir (ini pas masih di blokade belum boleh masuk2 ke tengah)




Setelah puas foto-foto kita pun keluar dari venue. Masih di depan GraCak dan kita bingung mau kemana. Soalnya kalau pulang itu sayang banget. Karena baru jam 7 malem. Mau pergi itu juga bingung mau kemana karena transport juga cuma ngandelin angkot karena kita bareng-bareng. Kalau cuma berdua sih motoran juga oke! Niat mau 'naik' ke Batu juga gagal karena kak Fing yang rencananya mau pinjem mobil ayahnya juga gak bisa karena mobilnya ternyata dipake. Akhirnya dengan agak terpaksa pulang dulu lah kita buat makan dan mikir mau kemana.


Wefie dulu. Padahal mah lagi bingung mau kemana.

Setelah makan dan bingung-bingung unyu, kita akhirnya mutusin buat nongkrong aja di cafe depan kosan. Kebetulan cafe depan kosan itu juga ada permainannya. Jadi yaa lumayan lah buat seru-seruan. Hihihihiii...

Disitu sambil nongkrong dan cerita-cerita lagi, kita main UNO. Udah lama banget tuh aku gak main UNO. Tapi mungkin karena malem itu aku lagi beruntung atau gimana, dari 8 atau 9 kali puteran main UNO aku gak terkalahkan. Menang terussss... Hahahaaa.... Yang jadi korban paling banyak kalah malem itu adalah kak Yaya. Dia tiga kali kalah. Disusul Mbak Rakhma dengan 2x kalah, kemudian kak Hap dan kak Fing yang masing-masing sekali kalah. :D *I swear, kak Ya dan kak Hap masih dendam karena aku belum sekali pun kalah!*


Masih awal. Sambil nungguin pesenan
Uhhh sok serius mainnnya... :p
And finally, keliatan lah siapa juaranya... :p #dikeplakberjamaah

Sebenernya selain nongkrong dan seru-seruan main UNO kita juga bagi-bagi 'harta gono-gini' sih. Harta gono-gini yang kita dapetin sehari sebelumnya. Setelah sepakat dengan pembagian, kita trus mejeng narsis foto pake 'harta gono-gini' itu. :v *foto dengan 'harta gono-gini' liat di postingan sebelah aja yaaaaa....* hihii...

Gak kerasa, hari udah ganti Senin aja. Saatnya Mbak Rakhma, Kak Ya, dan Kak Hap kembali ke kota masing-masing. Tapi sebelum pada pulang, kita janjian pergi dan kumpul bareng lagi. Kali ini kita kumpul di sebuah tempat makan dengan tema Korea gitu. Lucu dan seru deh tempatnya.


Menu pesanan kitaaaa....
Wefie lagiiii.....
See you soon again, gengs.. :*

Dan setelah dari sini, petualangan kita di Indonesia Masters 2015 resmi berakhir. Kak Hap pulang dan sorenya Mbak Rakhma dan Kak Ya nyusul pulang juga meniggalkan aku dan Kak Fing di Malang.

Sedih? Pasti!

Tapi kita udah punya rencana untuk ketemu dan berpetualang bareng lagi kok. Jadi kesedihannya harus segera diminimalisir.

Segera menyusun rencana dan strategi untuk petualangan kita selanjutnya

Doakan lancar dan kesampaian ya untuk rencana kitaaaaa....

Aamiinnn!!!

Kalau lancar, nanti pasti dibagi kok ceritanya.
Pasti!

Daaaaahhhh....!!!!


~~~ Bersambung.....
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Kami tidak ingin menyebut mereka kalah...
Mereka hanya BELUM juara...
Karena mereka sudah berjuang...
Kekalahan hanya kemenangan dan juara yang tertunda....


Medali perunggu ini mungkin tak lebih baik ketimbang medali perak atau bahkan emas.
Tapi medali inilah hasil jerih payah dan perjuangan.
Kali ini mungkin hanya perunggu dan tempat ketiga.
Tapi yakinlah ini akan berubah jadi perak atau EMAS!



Kali ini, bendera kebanggaan negeri ini boleh hanya berkibar pada tingkatan ketiga.
Tapi semoga pada 2017 nanti.....
Bendera merah putih itulah yang akan berada di tengah, berada di puncak tertinggi.
Menggantikan bendera merah dengan lima bintang kuning.
Diarak tinggi bersama alunan lagu Indonesia Raya.


Untuk saat ini, 2015 ini...
Selamat kepada tim China.
Selamat karena kembali memenangi pertarungan kejuaraan beregu paling bergengsi di jagat bulu tangkis ini. Untuk yang kesepuluh kalinya.



Selamat juga kepada lawan sekaligus kawan dari negara lain.
Jika tak ada kalian, tak ada yang namanya pertandingan.
Dan kami, tidak akan tahu bagaimana berat sekaligus berharganya sebuah perjuangan.
Kami berjanji, jika kita bertemu lagi kami akan berjuang lebih keras lagi dibandingkan sekarang.




Sampai berjumpa dua tahun lagi, la(ka)wan
Sampai berjumpa di 2017 di Gold Coast, Australia.
Jika saat itu datang, mari kita kembali bertarung untuk memperebutkan kembali satu piala.
Piala SUDIRMAN







**Source and credit picture was write on each picture.
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Ini ditulis bukan dalam rangka nyumpahin mantan yang super nyebelin... asli bukan... tapi kalau ternyata mau nyumpahin mantan dulu sebelum baca juga boleh deh... apalagi kalau mantannya demen curang macem pemain China yang demen main WO seenak jidat. Apalagi jidatnya lebar selebar lapangan kayak jidatnya si Zhao Yunlei... #eh.

Yaps, hari ini para BeeL-ers a.k.a Badminton Lovers dibikin gemes sama pemain China yang lagi..lagi..dan lagi main walkover alias gak mau tanding dan ngasih kemenangan cuma-cuma tanpa tanding ke temen sesama pemain China (yaiyalah masa' temen pemain Indonesia) dengan alasan cedera atau sakit.

Adalah Pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei dinyatakan keluar sebagai juara di sektor Ganda Campuran di turnamen OUE Singapore Open Super Series 2015 setelah lawannya yang notabene-nya adalah adik juniornya pasangan Lu Kai/Huang Yaqiong menyatakan walkover. Alasan walkover-nya Lu Kai/Huang Yaqiong adalah karena si Lu Kai cedera. *yak elah cedera apaan..?? Kemaren pas SF bisa lawan Xu Chen/Ma Jin ketat* -_-

Ini tentu aja membawa para BeeL-ers langsung berspekulasi kalau ini adalah taktik nyabun dari paduka Li Yong Bo guna menyimpan tenaga Zhang Nan. Karena di final, Zhang Nan juga akan bermain partai final ganda putra bersama Fu Haifeng. Zhang Nan/Fu Haifeng akan menghadapi pasangan Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi. Jelas Fu/Zhang especially paduka Li Yong Bo pengen juara. Apalagi ini ngadepin pemain Indonesia. Gengsi lah kalau kalah. Ditambah mereka juga pengen juara umum di turnamen Singapura SS ini.

Kejadian 'pesen' juara gini udah lumayan sering dilakuin sama tim China kalau lawan sesama pemain China. Sebelum kejadian di Singapura hari ini, kejadian yang sama juga terjadi di Malaysia SSP minggu lalu. Liu Cheng/Bao Yixin walkover di babak semifinal dan memberikan kemenangan cuma-cuma ke pasangan Xu Chen/Ma Jin untuk melaju ke babak final.

Kelakuan pemain China yang suka-suka walkover bikin penonton kecewa. Penonton yang modal streaming-an aja kecewa apalagi penonton yang nonton langsung ke Singapura Indoor Stadium (SIS) ngeluarin duit modal beli tiket pasti kecewanya double bahkan triple. Ini terlihat waktu penyerahan medali juara. Penonton se-stadion menyoraki "HUUUUUUUUU....." keempat pemain China yang dianggap gak sportif ini saat akan maju nerima medali.

Meme tragedi WO-WO-an ala XD China hari ini. *source dari sini*

Tapi strategi nyabun dengan 'mengistirahatkan' (baca aja: memenangkan) Zhang Nan di partai pertama a.k.a partai Ganda Campuran Singapura SS gak berjalan mulus. Di partai terakhir, di final ganda putra Fu Haifeng/Zhang Nan dibikin gak berkutik di tangan Angga/Ricky. Mereka dikalahkan Angga/Ricky lewat rubber game dengan skor akhir 15-21 21-11 14-21.

Zhang Nan yang sok-sokan mau juara di dua nomer (di XD dan MD) pake cara curang, Li Yong Bo yang sok-sokan mengintruksikan Lu Kai/Huang Yaqiong buat ngalah (ini apa-apaan anak kecil disuruh ngalah sama mbak-mbak-mas-mas) pada kena karma. Karmanya, target mereka buat bisa menangin partai MD gak terealisasi. Dibegal sama Angga/Ricky yang sebenernya bukan pemain unggulan, cuma pemain ranking 41 dunia yang sama sekali gak diprediksi bakal menang.

Makanya sih... jangan sok-sokan main sabun. Mending main jujur aja deh.. Menangnya bisa bikin bangga (meskipun ngalahin junior sendiri) dan kalaupun kalah di sektor lain gak akan dibully curang karena main sabun... :p *ehtapi kan ntar jadi capek kalau main rangkap* *ah serah lu deh* -_-

Juara dan Runner Up. Angga/Ricky (kiri) dan Fu/Zhang (kanan). Foto dari sini

Ya, mungkin ini sih salah satu cara nunjukin kalau yang namanya 'karma itu masih ada'. Pemain China yang pengen bisa menang di dua nomer tapi pake cara gak fair ya ujung-ujungnya harus nerima kenyataan kalau kepengenannya gak tercapai. Maunya pesta tapi berujung keramasan... :p

Pelajaran nih buat kita, kalau mau dapetin sesuatu kita harus jujur dan bermain fair jangan suka 'ngadalin' peraturan.

Karma still exist, right? :D
Share
Tweet
Pin
Share
4 comments
Anda pecinta bulu tangkis...??
Anda penggemar salah satu atlet tertentu...??
Dan anda memiliki keinginan untuk berfoto bersama dengan atlet idola anda tersebut...??
Caranya gampang...!! *sambil kedip-kedip*

Hadirilah event-event (termasuk event di luar turnamen bulu tangkis) yang idola anda ikuti. Dijamin... dengan keakuratan hampir 99,99% anda akan bisa berfoto dengan atlet idola anda dengan ekspresi yang menyenangkan dan bahagia... :v

Hahahahaa...
Udah mirip iklan belum kata-kata pembukanya..??
Belum...??
Ya udah lah... kan emang gak niat bikin iklan...
Niatnya mau bikin tulisan... :p

Ya.... jadi nyambung sama kalimat yang aku tulis di atas, kalau kalian emang penggemar bulu tangkis a.k.a Badminton Lovers a.k.a BL yang punya keinginan dan hasrat untuk bisa fobar (foto bareng) dengan atlet idola kalian, bisa dicoba untuk dateng ke acara-acara atau event-event di luar turnamen yang dihadiri sama atlet idola kalian.

Acara-acara atau event-event di luar turnamen itu apa aja...?? Banyak kok macemnya.
Sebut aja yang umum itu acara Meet and Greet. PB Djarum sebagai salah satu klub bulu tangkis yang mencetak banyak atlet-atlet besar, lumayan sering ngadain Meet and Greet dengan atlet dan sekaligus Main Bareng. Tempat-tempat Meet and Greet dan Main Barengnya juga di kota-kota di luar Jakarta kok. Misal aja Solo, Cilegon, Purwokerto, dan sebagainya. Buat nyari info Meet and Greet dan Mabar Djarum selanjutnya bisa lah ngucingin twitternya PB Djarum di @PBDjarum atau bisa juga ngucingin linimasanya om @hendrigumay. Biasanya beliau ini yang suka ngasih info-info tentang Meet and Greet dan Mabar Djarum.

Acara-acara Meet and Greet juga bisa dikemas barengan sama acara ulang tahun organisasi atau media yang concern dengan dunia bulu tangkis. Contohnya aja pas ulang tahunnya Tabloid Bola beberapa waktu lalu. Di rangkaian acara peringatan HUT-nya, panitia ngadain Meet and Greet dengan beberapa atlet Nasional. Sebut aja Vita Marissa, Rafiddias, Arya Maulana, dan lain-lain.

Ngobrol face to face wiff Ci Vita (cr: on the pict)
And then take a selfie (cr: on the pict)

Selain itu... kadang-kadang ada juga event-event kondisional seperti buka bersama yang digelar dengan ngundang atlet. Acara-acara kondisional seperti buka bersama kayak gini ini biasanya yang ngadain itu fanbase-fanbase bulu tangkis. Komunitas Bulutangkis (@kom_bulutangkis) dan Badminton Lovers (@beeldotcom) adalah dua fanbase yang setauku pernah ngadain acara buka bersama bareng atlet. Komunitas Bulutangkis (Kombul) di Ramadhan tahun 2014 lalu bikin acara buka bersama bareng Ihsan, Jo, dan Bayu.

Acara bukbernya Kombul.. :) (cr: on the watermark picture)

Dan satu lagi, event yang lagi in dan lagi hot yang bisa dibuat jalan untuk 'ngejar' atlet adalah event Angkat Raketmu. Program PBSI yang kerja sama dengan salah satu minuman bersoda ini lagi sering ngadain semacam tur keliling Indonesia untuk menggalakkan kembali kecintaan pada bulu tangkis dengan cara membangun/membikin lapangan-lapangan bulu tangkis di lingkungan-lingkungan masyarakat. Peresmian lapangan-lapangan ini dihadiri oleh atlet dan juga legenda bulu tangkis yang pernah mengharumkan nama Indonesia. Sederetan nama atlet seperti Rian Agung Saputro, Dionysius Hayom R, Adriyanti Firdasari, Gloria Emmanuelle, Edi Subaktiar, Tiara Rosalia, dan Della Destiara adalah atlet-atlet yang pernah ikut dalam acara Angkat Raketmu ini. Sementara Rexy Mainaky, Finarsih, Yuni Kartika, dan Rudy Hartono adalah legenda-legenda bulu tangkis yang pernah ikut di acara ini mendampingi atlet-atlet yang masih aktif untuk berbagi pengalaman, ilmu dan semangat pada masyarakat.

Angkat Raketmu Malang, November 2014

Dan berdasarkan pengalamanku ngucingin acara-acara bulu tangkis baik itu yang berstatus turnamen bulu tangkis atau yang berstatus non-turnamen, ternyata atlet-atlet ini lebih happy, lebih ceria, lebih tanpa beban, dan tentunya lebih ramah saat berada pada acara-acara yang berstatus non-turnamen loohh. Ya salah satunya mungkin karena mereka gak punya tanggungan beban dan tujuan yang harus dicapai seperti saat turnamen sehingga mereka lebih terlihat 'lepas' dan bahagia saat menghadiri acara-acara seperti Meet and Greet ini.

Pendapatku tentang 'lebih lepas dan lebih bahagianya' atlet di acara non-turnamen ini bukan tanpa bukti. Dari dua acara Angkat Raketmu dan satu acara Meet and Greet yang pernah aku datengin, aku udah buktiin saat bertemu mereka-mereka atlet yang ngisi acara ini punya aura yang lebih positif dan lebih happy ketimbang saat ketemu mereka di turnamen. Para atlet-atlet ini terlihat sangat lebih ramah dan lebih banyak senyum bahkan bisa terlihat tertawa lebar saat berada dalam acara non-turnamen.

Aku ambil contoh Hayom dan Rian Agung. Dua atlet beda sektor ini bener-bener kelihatan happy dan banyak senyum bahkan beberapa kali ke-gap lagi ketawa saat ngisi di acara Angkat Raketmu. Ini berimplikasi pada tingkat kegantengan mereka yang FIX makin ganteng... :* *mimisan liat Rian yang sering senyum dan ketawa*

Hayom di acara Angkat Raketmu Malang, November 2014
Rian Agung, Angkat Raketmu Solo, 22 Maret 2015
(cr: @AngkatRaketmu)

See... Mereka jauh lebih happy kan.. Auranya mereka yang happy juga bikin kita ketularan happy juga.
Nah, kalau mereka dalam kondisi yang happy dan juga ramah kayak gini, maka kalau kalian (termasuk aku juga siih...) sebagai 'fobar hunter' ingin mendekati mereka untuk foto bareng, bisa dipastikan mereka (atletnya) pasti mau dan ramah melayani. Hasil foto barengnya pun juga pasti bakalan bagus, keren, dan menyenangkan.. :D

Gak percaya...??
Nih buktinyaa....

Wiff Hayom. Angkat Raketmu Malang November 2014
Wiff Rian Agung. Angkat Raketmu Solo, Maret 2015
Naahh kaann...
Jadi ya gak salah loh kalau kalian 'para fobar hunters' mencoba untuk ngucing dateng ke acara-acara non-turnamen yang didatengin sama atlet kayak gini. Karena ya kayak yang udah aku bilang tadi... di acara non-turnamen para atlet itu kadang jaaaaaaauuuuuuuuuuhhhhhhhh lebih ramah dan jauh lebih welcome ke para fans dibanding saat di turnamen. Jadi kalau dateng trus minta fobar pas di event non-turnamen, kali aja dapet kesempatan fobar dengan berbagai macem pose dan dengan ekspresi yang happy dan full senyum... :D *kalo aku sih gak berani coba berbagai macem pose, jadi posenya tetep gitu aja* :p

Yaaahh... walaupun pada akhirnya, dunia bulu tangkis itu tetep seru kalau datang dan dijalani dengan datang ke GOR tempat suatu turnamen diadakan. Tapi bagi 'fobar hunter' yang mencari kesenangan dengan berfoto bersama dengan atlet idola, datang ke acara-acara yang berstatus non-turnamen tetep layak untuk dicoba kok. Lagipula dengan datang ke acara non-turnamen semacam ini kadang kita bisa tau sisi lain dari seorang atlet yang mungkin jarang atau gak pernah kita lihat dan temui saat dia di lapangan atau di area acara yang bersifat turnamen.. :)

Berniat untuk mencoba cara ini, fobar hunters...??

Semoga sukses yaaa... :D
Kalau sukses, boleh lah di-sharing pengalamannya... :)

 PS: Big thank's juga buat Mbak Rakhma yang menceletukkan ide dari tulisan ini... :D
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ▼  2024 (1)
    • ▼  Maret (1)
      • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempela...
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Hello Again, 31 January
    Sesuai judul, "Hello Again, 31 January" Sedikit enggak nyangka bakal nyampe di hari ini, di usia ini, dan di kondisi ini, yang seb...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose