• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Mengikuti perkembangan sesuatu yang kita sukai ternyata membawa sebuah kesenangan dan kebahagiaan tersendiri.

Sebagai penikmat dan pecinta bulutangkis, bisa datang dan menonton langsung sebuah pertandingan adalah salah satu kesenangan tersebut. Bisa melihat atlet-atlet penepok bulu itu berlaga secara langsung di depan mata tanpa terhalang oleh layar televisi adalah sebuah pengalaman paling menyenangkan, berharga, dan tak akan terlupakan. Begitupun pengalaman bertemu langsung dengan orang-orang 'hebat', orang-orang yang prestasinya sudah tak diragukan dan diakui oleh dunia perbulutangkisan.

Sosok seorang atlet atau mantan atlet yang kini beralih menjadi seorang pelatih tentunya menjadi sosok yang paling banyak dan sering ditemui di turnamen-turnamen. Sebut saja pemain-pemain seperti Liliyana Natsir, Tontowi Ahmad, M. Ahsan, Hendra Setiawan, Markis Kido, dan juga atlet-atlet lain yang saat ini masih aktif membela merah putih di turnamen-turnamen bulutangkis dunia. Atau Taufik Hidayat, Rexy Mainaky, dan Ricky Subagja yang merupakan mantan atlet yang pernah mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional dengan pencapaiannya mendapatkan emas Olimpiade.

Namun pada postingan kali ini, aku gak akan bahas pengalamanku bertemu dengan mereka para atlet. Aku ingin menceritakan pengalaman singkat bertemu dengan salah satu wasit Indonesia yang memiliki sertifikat BWF (Badminton World Federation), wasit dengan sertifikat BWF inilah yang berhak untuk memimpin sebuah pertandingan-pertandingan resmi yang diselenggarakan induk bulutangkis dunia itu.

Salah satu wasit Indonesia bersertifikat BWF tersebut adalah Bapak Unang Sukardja. Aku ketemu sama bapak asal Tangerang Selatan ini saat gelaran Djarum Superliga 2014 yang dihelat di DBL Arena Surabaya 3-9 Februari lalu. Awalnya aku gak ngeh dengan keberadaan Om Unang (panggilku saat itu) sampai salah satu seorang teman yang sekaligus partner in crime terbaik untuk urusan tepokan bulu yaitu si Fingky mengingatkanku saat Om Unang usai berkunjung ke booth Taufik Hidayat Arena yang saat itu menghelat acara launching buku biografi kedua Taufik Hidayat dan dihadiri oleh Taufik Hidayat pula.

"Fit.. Fit.. itu kan Om Unang," ucap Fingky sambil menunjuk pria paruh baya berbaju merah.

"Ehh..." hanya itu reaksi yang kuucapkan menanggapi ucapan Fingky. Aku belum bisa mengingat betul apa yang menjadi istimewa dari bapak berbaju merah yang diingat oleh Fingky itu, yang aku tau pasti beliau pasti penting dalam bulutangkis dan sering wara-wiri di dunia bulutangkis juga karena aku familiar dengan wajah beliau.

"Itu yang jadi wasitnya Lin Dan-Lee Chong Wei di final Olimpiade 2012." Fingky mulai bersungut-sungut.

"Hwaaa iyaa..." aku mulai ingat dan semangat setelah mengingatnya. "Aku mau foto sama beliau!" celetukku tiba-tiba dengan penuh semangat (lagi)

"Harus." Fingky mengamini.
Om Unang saat memimpin laga Final Tunggal Putra Olimpiade London 2012

Akhirnya selang 2 hari setelah pertemuan pertama itu, akhirnya aku dapat kesempatan ketemu lagi dengan Om Unang. Bukan sebuah kebetulan tapi memang sudah diniatkan untuk bisa ketemu dan minta foto bareng. Heheheee....

Di West Entrance (WE) DBL Arena, setelah menuruti hasrat untuk foto bareng bersama atlet-atlet (atlet asal Jepang khususnya karena Fingky emang semacam obsesi sama pemain-pemain unyu Jepang yang finally sukses meracuniku juga -_-) kini saatnya menuruti hasrat untuk foto bareng dengan wasit pemimpin pertandingan final MS Olimpiade London.. :D

Cukup lama nunggu, Om Unang yang kalau tidak salah di turnamen Djarum Superliga 2014 menjadi Referee (orang yang memipin jalannya sebuah turnamen) pun akhirnya keluar. Mungkin sebelum itu Om Unang harus melakukan evaluasi terlebih dahulu dengan umpire-umpire (wasit), dan juga line-judge. Begitu Om Unang keluar dari WE mata udah berbinar-binar niih dan tanpa ba-bi-bu langsung sapa Om Unang-nya *dengan sedikit SKSD siihh* hahahaa....

"Om Unang... Om Unang... boleh minta foto bareng ya.." kataku to the point pada bapak 56 tahun itu.

"Lho kok.." begitu reaksi Om Unang mendengar permintaanku karena memang di belakang kami masih ada beberapa atlet yang belum kembali ke hotel karena menunggu mobil jemputan mereka. Kenapa kami tak minta foto bareng dengan mereka saja? Mungkin begitu pikir Om Unang.

"Kan pengen foto bareng sama wasit internasional, Om," jawabku meyakinkan.

"Lho kok tau?" tanya Om Unang seolah tak percaya.

"Wasit final Olimpiade London.." tambah Fingky semakin meyakinkan.

"Ahh.. Final Lee Chong Wei-Lin Dan. Kalian nonton ya...?" kata Om Unang dengan menyunggingkan senyumnya. Ternyata ada yang mengingat keberadaannya di final duel klasik antara dua pemain dunia itu.

"Iya Om.. dan saya punya videonya," Fingky-lah yang menjawab dengan sangat meyakinkan.

Akhirnya dengan ramah dan terbuka Om Unang mengabulkan permintaan kami bocah-bocah penikmat bulutangkis kemarin sore untuk berfoto bersama beliau yang sudah malang melintang di dunia tepokan bulu ini.




"Om, masih akan jadi wasit lagi?" tanyaku berbasa-basi setelah foto bareng.

"Ya masih.." jawab beliau.

"Rio 2016 (Olimpiade Rio de Janeiro tahun 2016) wasit lagi juga Om?" Fingky juga ikut nimbrung nanya.

"Udah nggak kalau Rio. Soalnya tahun ini saya pensiun. Hehe.." jawab Om Unang.

"Yaaaahhhh...." kami berdua serempak (nampak) kecewa.

"Sudah tiga kali Olimpiade saya dipanggil. Sydney 2000, Athena 2004, dan yang terakhir kemarin London 2012. Pertandingan Lee Chong Wei-Lin Dan," lanjut Om Unang.

Om Unang sudah tiga kali gelaran Olimpiade dan entah berapa puluh pertandingan di level GP-SSP sudah dipimpinnya. Pertandingan final tunggal putra Olimpiade London 2012 lah yang paling kami ingat. Tapi bagi Om Unang, pertandingan final ganda putri Olimpiade Athena 2004-lah yang paling berkesan baginya.

Om Unang juga sampai saat ini masih menjadi satu-satunya orang Indonesia yang mempimpin pertandingan tunggal putra di Olimpiade. Salah satu bukti dedikasi  dan cintanya beliau pada bulutangkis.

Om Unang pertama kali menjadi wasit bulutangkis di pesta olahraga bangsa-bangsa dunia itu pada Olimpiade Sydney 2000. Kemudian Athena 2004 saat itu untuk pertama kali Om Unang berkesempatan memimpin jalannya pertandingan di partai final Olimpade. Saat itu Om Unang memimpin pertandingan ganda putri antara pasangan Yang Wei-Zhang Jiewen melawan Gao Ling-Huang Hui yang dimenangi Yang-Zhang 7-15, 15-4, 15-8 (pertandingan ini lah yang paling berkesan bagi Om Unang itu). Sayang, di gelaran Olimpade Beijing 2008 Om Unang absen karena tak mendapat undangan dari IBF (BWF sekarang) dan sudah ada rekan wasit dari Indonesia lain yang bertugas. Dan kembali di Olimpiade London 2012 Om Unang menjadi satu-satunya wasit bulutangkis asal Indonesia, dan beliau dipercaya memimpin laga puncak final partai tunggal putra setelah sebelumnya beliau juga memimpin pertandingan semifinal ganda putra antara Lee Yong Dae/Jung Jae Sung [KOR] melawan Mathias Boe/Carsten Mogensen [DEN].

Selain Om Unang yang akan pensiun pada tahun 2014 ini, Indonesia juga memiliki tiga wasit lain yang bersertifikat BWF. Mereka adalah: 
  • Cholid Magad (Sudah Pensiun di 2013) 
  • Edy Rufianto (Tahun Pensiun 2018) 
  • Tata Mulyana (Tahun Pensiun 2019)
List wasit-wasit yang memiliki sertifikat BWF bisa dilihat disini. 


Harapannya, semoga kedepannya Indonesia dapat memiliki Om Unang-Om Unang lain yang bisa menjadi wasit bersertifikat BWF yang dapat memimpin pertandingan level tinggi dunia.
Setidaknya, jika gak ada atlet Indonesia yang tembus ke partai final masih ada nama INDONESIA yang terwakili melalui kursi wasit. Seperti pada kasus Olimpiade London 2012 tuuhh. Hweheheee....

Tapi tetap akan lebih membanggakan kalau di partai final tak hanya wasitnya yang asal Indonesia tapi juga ada atlet yang berlaga di partai final.

SEMOGA... :D

Heheheee...
Jadi... ngelive pertandingan bulutangkis itu gak harus melulu mencari dan 'berburu' atlet loh... :D
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Menjadi seorang yang kritis akan sebuah permasalahan dan memberikan usulan tentang jalan keluar tentang suatu permasalahan yang terjadi tentunya akan sangat bermanfaat dan tak akan merugikan. Selain itu kita juga akan terlihat 'sedikit' lebih keren karena kita tahu dan bisa membantu orang menyelesaikan permasalahannya. Namun apa jadinya jika kita terlalu kritis, dan terlalu bersikap seolah-olah 'sok tahu'..?? Kita tentu akan dibicarakan, ditertawakan, atau bahkan diolok-olokkan. Ingat pepatah 'Tong kosong nyaring bunyinya?' mungkin predikat itu yang akan kita sandang. Mengerikan.
 
Itu pun yang akhir-akhir ini aku temui di beberapa grup, fanpage, dan fanbase bulutangkis yang dalam tiga tahun terakhir instensif aku ikuti. Diskusi yang ada tak hanya melulu soal pertandingan dan menang-kalahnya pemain di lapangan, tapi juga mengenai tentang sistem kontrak pemain, sistem pengiriman pemain-pemain ke turnamen-turnamen tertentu, pemanggilan (promosi) dan pemulangan (degradasi) yang dilakukan oleh Pelatnas, hingga berita-berita dan gosip-gosip mengenai atlet di luar lapangan bisa menjadi bahan diskusi di grup, fanpage, dan fanbase bulutangkis tersebut. Orang-orang  yang ada di dalamnya juga tentunya bermacam-macam, dengan tipikal argumen dan pendapat yang bermacam-macam pula. 
 
Namun yang disayangkan, entah ini hanya perasaan atau pendapatku pribadi saja atau bagaimana yang jelas yang kurasakan adalah diskusi-disukus yang ada di grup, fanpage, dan fanbase bulutangkis itu bukannya diskusi kritis yang sehat yang dapat menciptakan sebuah iklim berpikir kritis dan menghasilkan sebuah kesimpulan terbuka yang tak merugikan pihak-pihak tertentu namun malah diskusi yang terkesan bersifat judgement, penghakiman tentang baik-buruk, pantas dan tidak pantasnya, atau yang harus dan tidak harusnya sesuatu hal yang terjadi. Selain bersifat judgement, beberapa forum diskusi juga seperti bertindak dan bersikap 'sok tahu' tentang permasalahan yang sedang dibahas.
 
Selain itu sikap kritis yang diperparah dengan bentuk protes-protes 'garis keras' dari para Badminton Lover (BL) yang menurutku sedikit salah sasaran.
 
Adalah Bapak Bambang Roedyanto atau yang lebih akrab disapa Koh Rudi ini sering menjadi sasaran protes dari para BL yang tidak terima dengan keputusan-keputusan yang diambil oleh PBSI. Melalui akun twitternya @broedyanto, bapak yang juga menjabat sebagai Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI ini memang cukup aktif memberikan informasi-informasi mengenai program PBSI, kondisi pemain, list pemain yang akan diberangkatkan ke sebuah turnamen, dan atau informasi lain mengenai Pelatnas PBSI.

Sejatinya lewat twitternya, Koh Rudi memiliki tujuan baik agar orang-orang di luaran sana khususnya para BL bisa mengetahui informasi tentang PBSI yang kadangkala informasi tersebut tidak tercover oleh media-media massa besar. Tapi niat baik tersebut seringkali menjadi buah simalakama, menjadi sebuah bumerang bagi Koh Rudi sendiri. Beliau seringkali diprotes, dimaki-maki, bahkan dihujat karena informasi yang dibagikannya. Para BL seringkali menumpahkan protes, emosi, hingga hujatannya pada bapak berkacamata ini
 
Salah satu kasus yang sempat ramai hingga panas dan menjadi perbincangan panas diantara kalangan BL adalah saat promosi-degradasi Pelatnas yang dilakukan akhir tahun 2013 lalu. Tidak dipanggilnya pemain junior potensial, Fitriani untuk masuk Pelatnas dianggap adanya indikasi 'kecurangan' di tubuh PP PBSI bahkan Koh Rudi sempat dituding beberapa BL menjadi orang yang ikut campur tidak dipanggilnya Fitriani ke Pelatnas. Karena memang secara cukup gamblang Koh Rudi memberikan pandangan-pandangannya kepada pemain besutan PB Exist ini.

Fitriani dinilai belum cukup memenuhi kriteria dan standard yang ditetapkan oleh PBSI untuk bergabung secara 'resmi' di Pelatnas Cipayung kendati di beberapa turnamen lokal seperti Sirnas dia berhasil mencapai puncak dan menjadi juara. Sebuah pencapaian yang dianggap (oleh para BL) seharusnya dipertimbangkan oleh pengurus jika dibandingkan dengan pemain-pemain lain (khususnya pemain tunggal putri junior/potensial) yang dipanggil PBSI untuk bergabung di Cipayung. Tapi kembali harus diingat bahwa keputusan untuk seorang pemain dapat bergabung atau tidak di Pelatnas adalah hasil penilaian dari pelatih dan juga Kabid Binpres (Pembinaan Prestasi yang saat ini dipegang oleh Rexy Mainaky).

Koh Rudy yang sangat berbaik hati mau membagikan informasi terkait promosi-degradasi saat itu justru dijadikan tempat pelampiasan kekecewaan para BL (khususnya pendukung Fitriani), dijadikan tempat sasaran protes bahkan sasaran hujatan.
 
Kasus tentang Fitriani ini masih saja terus berlanjut hingga ajang Asian Junior Championship (AJC) yang berlangsung 16-23 Februari 2014 lalu.

Kasus lain yang sangat sering dijadikan bahan protes para BL adalah tentang pengiriman pemain ke sebuah turnamen. Pelatnas PBSI sebagai induk organisasi bulutangkis tentunya memiliki sejumlah kriteria dan beberapa pertimbangan tentang dikirimkan atau tidaknya seorang pemain ke sebuah turnamen tertentu. Melalui rekomendasi pelatih lah, PBSI dapat memutuskan siapa saja pemain yang dikirimkan untuk mengikuti sebuah turnamen.
 
Namun keputusan yang diambil oleh pihak PBSI kadang menjadi kontroversi di kalangan BL. Ada beberapa BL 'kritis' yang kemudian lantang menyuarakan "Kenapa hanya pemain A yang dikirim? Kenapa pemain B tidak juga dikirim padahal pemain B lebih bagus dari A." "Kenapa di turnamen X hanya mengirimkan pemain A, B, C, D, kenapa pemain yang lain tidak juga ikut dikirim?" "Kenapa pemain tidak dikirim ke turnamen Y? Padahal kalau ikut, peluang juara terbuka lebar jika ikut."

Hellaawww.... kalau boleh nih yaa... coba dipikir dong.. ngirim-ngirim pemain untuk ikut turnamen itu gak pake duit apa yak..?? Gak harus mikir biaya pendaftaran, hotel, tiket pesawat, pengurusan paspor-visa, dan lain sebagainya. Dikiranya PBSI duitnya gak terbatas dan gak berseri..?? Pasti ada banyak kendala dan juga pertimbangan untuk mengirimkan pemain ke sebuah turnamen.

Memang, dengan semakin banyak ikut turnamen akan semakin menambah jam terbang dan juga pengalaman bagi seorang pemain. Tapi apa yaa harus diikuti semua dan tidak mempertimbangkan aspek-aspek lain?

Belum lagi protes-protes mengenai pemain-pemain yang dianggap 'mentok' yang tak juga kunjung memberikan kontribusi berupa juara di sebuah pertandingan padahal ia sudah cukup lama bergabung di Pelatnas Cipayung. Atau protes mengenai pemain-pemain junior yang tak juga diturunkan untuk mengikuti sebuah turnamen disaat pemain-pemain junior negara lain seperti China, Jepang, dan Korea sudah mulai diturunkan untuk mengikuti turnamen.

Semua itu kembali pada kebijakan dan keputusan pelatih dan juga binpres.
Istilah "Pelatih lebih tahu" memang dirasa sebagai alasan mudah dan singkat yang bisa diberikan kepada masayarakat awam untuk memberikan alasan dibalik keputusan dikirimkan atau tidaknya pemain pada sebuah turnamen. Begitu juga alasan mengenai promosi dan degradasi pemain. PBSI tentunya tak mau 'rahasia dapur'nya terbuka dengan memberikan alasan yang panjang, lebar, dan (mungkin) juga rumit serta jujur terkait permasalahan pemain dan juga kebijakan yang diambil. Ada batasan dimana alasan dan pejelasan boleh diketahui secara umum ada juga yang tak bisa dan tak boleh diketahui secara umum yang hanya diketahui oleh internal organisasi. Batasan inilah yang seharusnya lebih dipahami dan dimengerti oleh kita para pecinta bulutangkis. Kita yang hanya penikmat dan mengetahui permasalahan hanya dari luarnya saja tak bisa lantas menilai hal itu baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, sesuai atau tidak sesuai. Mereka para pelatih dan jajaran pengurus yang ada dalam PBSI-lah yang lebih tahu kondisi yang sesungguhnya.

Secara tugas sebenarnya Koh Rudi tidak ada kewajiban memberikan informasi tentang kegiatan Pelatnas, list pemain yang akan dikirim ke sebuah turnamen, atau informasi-informasi terkait PBSI yang lain. Sebagai Kasubid Hubungan Internasional tugas Koh Rudi (mungkin dan ini sepehamanku tentang tugas kasubid HI. Koreksi ya jika salah.. :D) hanyalah menjalin dan juga menjaga hubungan antara PBSI dengan pihak-pihak di luar negeri seperti kerjasama dengan induk organisasi bulutangkis negara-negara lain, kerjasama dengan negara-negara yang menjadi tuan rumah turnamen untuk izin masuk, tinggal dsb, kerjasama dengan BWF, dan BAC. (mungkin seperti itu)
 
Berikut beberapa petikan tweet Koh Rudi tentang konfirmasi tugas:
 
Baca-nya dari bawah yaa.. info di TL twitter klo baca emang dari bawah. Hehee...
 
So...
Segala hal yang terkait dengan kebijakan pemain itu pada ada pada Kabid binpres dan juga pelatih.
Terkait informasi dan juga hubungan dengan masyarakat (termasuk adanya saran, uneg-uneg, dan mungkin cacian serta hujatan) bisa ditujukan pada Kabid Hubungan Masyarakat atau Humas.

Jadi, masih mau salah sasaran protes kah kalian?
Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Haloo...
Sudah lama tak menulis disini...
Yaps... finally I come back with this page...

Berawal dari obrolan iseng sama Mbak Hani di twitter akhirnya saya memutuskan untuk me-recovery kerusakan-kerusakan yang ada di blog ini dan kembali untuk menggunakannya.

Kerusakan di blog ini seperti yang sudah pernah saya ceritakan dulu adalah akibat kelalaian dan kecerobohan yang saya lakukan saat baru pertama kali punya HP Smartphone berbasis Android. Layanan sinkronisasi dari web/blog/email ke HP yang disediakan membuat gambar-gambar yang ada dalam blog masuk ke HP saya. Saya yang saat itu (dan sampai saat ini) tidak begitu menyukai hal-hal yang sudah masuk ke online harus masuk lagi ke HP membuat saya melakukan penghapusan besar-besaran. Akibatnya..?? Gambar-gambar di blog pun ikut terhapus karena tersinkronisasi balik. -_-

Begitu menyadari bahwa akibat sinkronisasi itu adalah mengacaukan tampilan gambar di blog dan jalan satu-satunya untuk menyehatkannya kembali adalah memperbaiki tampilan blog yang bergambar dengan mengedit satu persatu postingan yang bergambar dan meng-upload kembali atau mere-link gambar-gambar yang ada dalam postingan itu.

Karena malas akhirnya pilihan itu tidak kupilih dulu....
Dan sebagai jalan keluarnya, kubuatlah blog baru saja. Lebih simple dan lebih gampang. meskipun aku harus kehilangan jumlah visitor dan viewer.

Tapi itu semua seketika berubah saat kemarin ngobrol sama Mbak Hani.
Blog lama yang memang sudah seperti sebuah barang berharga karena blog inilah yang dari awal menemaniku menulis. Banyak tulisan-tulisan geje yang kuhasilkan. Senang, sedih, susah, bagus, jelek, inspirasional, ada. Selain itu blog ini juga sudah cukup banyak memiliki visitor dan viewer yang sesungguhnya sangat sayang untuk ditinggalkan.

Akhirnya dengan cukup niat, saya pun memperbaiki satu demi satu postingan bergambar. Mengupload kembali gambar-gambar yang rusak. Dan hasilnya..?? Alhamdulillah blognya 'hampir' kembali seperti semua. Kenapa hampir..?? Karena ada beberapa postingan bergambar yang gambarnya tetap rusak dan tak bisa diperbaiki karena file gambar sudah tidak ada jadi tidak bisa diupload ulang sehingga akhirnya dibiarkan rusak saja.

Untuk blog baru.. Daripada rancu akhirnya saya hapus saja blog itu.
Tapi sebelum melakukan penghapusan saya sudah meng-import semua tulisannya ke blog yang lama ini. Jadi tulisan-tulisan terbaru persis di bawah postingan ini adalah postingan-postingan yang ada di blog lama.. :D

Untuk tampilan, sengaja memang ada sedikit penyesuaian dengan tampilan blog baru. Itu pun karena alasan kebiasaan melihat tampilan blog baru saja. Jadi biar spirit kebaruannya tetap terasa, tampilan blog lama dibikin hampir mirip dengan tampilan blog baru. :D

Baiklah... semoga dengan kembalinya blog lama ini bisa semakin memicu untuk rajin menulis dan melahirkan postingan-postingan berkualitas.. :D
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Cool Kiz On The Block.
Yep itulah nama salah satu reality show yang dipunya sama negara 'anyeong hasseyo' yang menurut gue keren parah... ya memang harus diakui sih kalo negara Korea Selatan ini selalu total dalam setiap penggarapan acara hiburannya, baik drama Korea ataupun reality show-nya dibanding negara kita sendiri yang cuma ngandelin sinetron-sinetron berseri yang ceritanya mbulet kayak benang kusut sama acara joget-joget plus lawakan yang geje.. -_-



Cool Kiz On The Block ini merupakan sebuah reality show yang sepemahaman gue dibikin dengan konsep pertandingan antara pemain amatir melawan pemain profesional di bidang-bidang olahraga. Pemain-pemain amatir ini biasanya diambil dari para artis-artis terkenal di Korea sono.. entah penyanyi atau pemain drama. Sementara pemain profesional yaa bisa atlet atau pelatih di club-club olahraga atau bahkan atlet atau pelatih di Tim Nasional Korea.

Tapi meskipun dikonsep pemain amatir vs pemain profesional gak lantas bikin pemain amatir ini dibully mati-matian sama pemain pro, para pemain amatir ini dikasih kesempatan untuk latihan sampe setidaknya mampu dan menguasai olahraga yang bakal di pertandingkan.

Beberapa olahraga yang setahu gue pernah nongol di Cool Kiz adalah Basket, Bowling, Baseball, dan Badminton *sisanya gue gak tau karena gak ngikutin*

Sebagai pecinta tepokan bulu yang punya temen-temen pecinta Korea gue sangat excited saat dikasih tau kalau ada acara Cool Kiz bikin episode tentang badminton. Apalagi pas dimumbu-bumbui kalau bintang tamunya ada Nickhun salah satu personelnya 2PM yang ketjeh *uhuk*. Akhirnya dengan modal ngepo, gue carilah videonya di YouTube.

Singkat cerita, setelah gue liat dikit videonya gak cukup menarik karena gak ada atlet yang gue kenal disono.. yang gue tau cuma Nickhun 2PM. Sisanya gue blank gak tau siapa. Dan karena bagi gue gak terlalu menarik.. akhirnya dengan agak-agak ngantuk gue tutup videonya dan cari video lain.. :p


"The Return of Badminton"
Beberapa bulan kemudian, tepatnya setelah tahun baru *klo gak salah* bestprend dumay gue si Nat Chuaby tiba-tiba ngemention gue dan bilang klo Cool Kiz bikin episode lagi tentang badminton yang bertajuk 'Cool Kiz On The Block The Return of Badminton'. Yang dimana di episode itu ada si Lee Yong Dae atlet Korea yang selalu bikin sukses wece-wece Indonesia pada histeris klo doski main di Istora pas Indonesia Open SSP (akan makin histeris klo doski di tengah-tengah main ganti kaos model begindang)



Baliikkkk fokus ke Cool Kiz..!!!
Bermodal dengan mention dan link yang dikasih sama si Nat gue akhirnya melipir nonton episode Cool Kiz 'The Return of Badminton' ini.. daannn ternyataaa setelah gue liat disono memang menarik abiiss isinya.

Gue sih gak akan bahas detail siapa-siapa artisnya karena gue sendiri jujur gak apal dan gak tau tuh siapa nama-namanya.. yang gue tau cuma Nickhun sama Chansung dari 2PM trus sama Changmin dari TVXQ. UDAAHH itu doang..!!

Nickhun 2PM
Well kenapa Nickhun 2PM selalu nongol di episode Cool Kiz yang berbau-bau sama bulutangkis..?? Karena setelah diteliti dan ditelaah ternyata doski hebat banget main bulutangkisnya. Dan menurut kabar, doski pernah jadi atlet bulutangkis gitu deeh pas kecil sampe remaja dulu dan sebelum akhirnya nyemplung jadi penyanyi dan gabung di 2PM. *yah bagus laahhh jadi penyanyi, coba jadi atlet bulutangkis beneran.. akan jadi apa keobjektifan menonton pertandingan bulutangkis.?? Hadir 1 makhluk berinisial LYD aja udah merusak objektivias... gimana nambah sama Nickhun?*

Dan kabar tambahan, Nickhun sama LYD itu sahabatan... gak jarang kalo Nickhun lagi gak sibuk tour dan si LYD lagi gak sibuk sama turnamen, mereka suka sparring main badminton bareng. *gak ngebayangin dua makhluk kece ada di satu lapangan* :p #plak

Move ke para atlet yang diundang jadi bintang tamu di episode 'The Return of Badminton'. Yep, seperti yang gue sebut di atas.. salah satu atlet yang diundang di Cool Kiz edisi ini adalah si LYD alias Lee Yong Dae pemain Korea yang modis dan selalu ribet dengan poninya *abaikan info yang baru saja anda baca*. Tapi ternyataa setelah dilihat dengan seksama.. ternyata gak hanya Lee Yong Dae... ada 5 pemain lain yang gak kalah kece dan gak kalah hebatnya sama LYD. Mereka-mereka adalah....


- Yoo Yeon Seong 
Yoo Yeon Seong adalah partner main LYD di Men's Double (MD). Baru pasangan sekitar empat bulanan. LYD dipasangin sama Yoo Yeon Seong setelah lama pasangan sama Koo Sung Hyun bahkan sampe jadi ranking satu dunia (tapi setiap lawan Ahsan/Hendra gak pernah menang :p)
LYD/YYS
Bersama Yoo Yeon Seong, LYD langsung keluar sebagai juara di Denmark Open SSP, Hongkong Open SS, dan China Master SSP. Dan dengan laknatnya Ahsan/Hendra yang sekarang justru nongkrong di ranking 1 dunia belum pernah menang lawan nih pasangan. Tapi bukan berarti mereka gak bisa dikalahin sama pemain Indonesia, Ahsan/Hendra boleh belum pernah menang.. tapi Angga/Rian bisa mempecundangi mereka. *mwahahahaaaa* *ketawa laknat*

Selain Lee Yong Dae dan Yoo Yeon Seong, Cool Kiz juga ngundang Ha Tae Kwon, Park Joo Bong, Kim Dong Moon, dan Lee Dong So yang notabene adalah super-super seniornya LYD/YYS. Kenapa gue bilang super-super senior karena....

Di tahun 2004, di Athena Yunani Ha Tae Kwon yang saat itu berpasangan dengan Kim Dong Moon meraih medali emas di sektor Ganda Putra. Lee Dong So dan pasangannya Yoo Yong Song meraih medali perak di sektor yang sama, Ganda Putra.

Medal winners South Korea's Kim Dong Moon/Ha Tae Kwon (C), Lee Dong Soo/Yoo Yong Sung (L) together with Indonesia's Eng Hian/Flandy Limpele
Sementara Park Joo Bong adalah pemain maha senior dari kesemua pemain yang sudah disebutkan.. beliau adalah peraih medali emas pada Olimpiade Barcelona 1992 sektor ganda putra. Bersama pasangannya Kim Moon-Soo beliau mendapatkan medali emas setelah mengalahkan pemain legendaris Indonesia Rudy Hartono/Tony Gunawan 15-11, 15-7

Jadi, bisa disimpulkan bahwa atlet-atlet pro yang diundang di Cool Kiz episode kali ini adalah atlet-atlet yang bikin nganga... para peraih medali Olimpiade di masing-masing eranya.. *emejiiinnnggg!!!!* 

Park Joo Bong : Medali emas Olimpiade Barcelona 1992 (Ganda Putra)
Ha Tae Kwon/Kim Dong Moon : Medali emas Olimpiade Athena 2004 (Ganda Putra)
Lee Dong So : Medali perak Olimpiade Athena 2004 (Ganda Putra)
Lee Yong Dae : Medali emas Olimpiade Beijing 2008 (Ganda Campuran, bersama Lee Hyo Jung)
 
Buat para pecinta tepokan bulu era baru.. era-era LYD mulai mekrok *oposii mekrok -_-* mungkin agak gak paham sama pemain senior Korea itu.. *jangankan pemain senior Korea.. pemain-pemain senior Indonesia aja gak bener-bener paham... :p*
Tapi mungkin akan ada satu yang gak gitu asing di penglihatan kalian.. Yep.. Ha Tae Kwon. Setelah gak eksis lagi sebagai pemain, beliau menjadi pelatih. Dan sekarang beliau adalah pelatih Tim Nasional Korea, yang sering banget keliatan ngedampingin dan duduk di kursi pelatih kalau si LYD/YYS lagi main di turnamen-turnamen.
 

Ha Tae Kwon (left) and Park Joo Bong - now coaches for Korea and Japan respectively
Kim Dong Moon, juga jadi pelatih setelah pensiun.
Yoosshh.... Cool Kiz episode kali bener-bener amazing menurut gue...
Kru Cool Kiz dan bintang tamu dibagi jadi dua tim.. yaitu tim merah sama tim biru...

Tim Biru adalah tim 'legenda' yang dimaskoti oleh Park Joo Bong.
Anggotanya: Kim Dong Moon, Lee Dong So, Nickhun, Chansung, dan Kang Ho Dong.

Tim Merah adalah tim 'idola' yang dimaskoti oleh Lee Yong Dae.
Anggotanya adalah: Ha Tae Kwon, Yoo Yeon Seon, Lee Man Ki, John Park, dan Changmin.

Poster Tim Merah vs Tim Biru
Sistem pertandingan ini gak menerapkan sistem full pertandingan. Tapi cukup dengan 1 game pertandingan. Pemain yang mencapai poin 21 lebih dulu akan dinyatakan sebagai pemenang, dan tim yang memperoleh akumulasi poin terbanyak dialah yang keluar sebagai pemenang. Hohooo.....

Pertandingan partai pertama adalah partai hore-hore kalau menurut gue. Di partai ini, permainan dibagi menjadi tiga bagian.. poin 1-7 dimainkan oleh pemain tunggal, kemudian 7-14 dimainkan ganda, dan 14-21 dimainkan bertiga.. *3 on 3 gitu yaa maksudnya, wkwkwk*

Pemain yang turun di partai pertama dari tim biru adalah Ho Dong, Chansung, dan Nickhun. Dan dari tim merah John Park, Changmin, dan Lee Man Ki.

Di sepertiga permainan awal Ho Dong melawan John. Di awal-awal permainan Ho Dong melakukan kesalahan-kesalah sendiri yang membuat John dan tim bersorak. Tapi gak lama Ho Dong bangkit dan bisa ngejar ketinggalan bahkan bisa unggul. Ho Dong unggul 7-4 atas John.
Dua pertiga permainan selanjutnya Chansung dari Tim Biru dan Chang Min dari tim Merah masuk, permainan ganda dimulai. Sempet kejar-kejaran angka dan ada kejadian konyol dimana Chansung sok-sokan nge-smash tapi gak nyebrang dan malah kena kaki Ho Dong. Ho Dong guling-guling di lapangan.. :v. Tapi akhirnya tim Biru sampe di angka 14 lebih dulu.
Sepertiga permainan terakhir, Nickhun dan Prof.Lee (Lee Man Ki) masuk. Kondisi makin agak kacau.. lapangan penuh sama manusia (?). Dan permainan pun akhirnya dimenangkan oleh tim Biru. 21-13. *hoyyaahh.. ada Nickhun gituuu...*

Di partai kedua adalah partai ganda. Partai ini udah mulai serius dan tegang (?) karena mantan jawara-jawara mulai turun. Tim Biru menurunkan Lee Dong So/Nickhun, sementara Tim Merah menurunkan pelatih LYD/YYS, Ha Tae Kwon/Lee Man Ki. *kata LYD/YYS dalam hati.. "waahhh kesempatan emas ngeliat pelatih gue main.. kapan lagi bisa liat doski main.." #plak*

Uniknya di partai kedua ini ternyata adalah seperti semacam pertandingan klasik di final Olimpiade 2004. Ha Tae Kwon vs Lee Dong So. Hanya saja sekarang beda partner. Lee Dong So dengan Nickhun dan Ha Tae Kwon dengan Lee Man Ki yang secara basic adalah bukan atlet bulutangkis.
Kira-kira siapa yang akan menang..?? Apakah Ha Tae Kwon/Lee Man Ki atau justru Lee Dong So/Nickhun? Nonton aja laaahh... :p

Potongan-potongan gambar pertandingan

Partai ketiga sekaligus partai penentuan... Jeng-jeeennnggg......
Partai yang menurutku partai paling serius. Mempertandingkan antara Park Jo Bong/Kim Dong Moon (Tim Biru) vs Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong (Tim Merah). Pertandingan antara super senior dan junior. Uwwwooo......
Kira-kira sapa yang menang yaaa...?? *kedip2*

Park Joo Bong/Kim Dong Moon vs Lee Yong Dae/Yeo Yoon Seong
Muke LYD/YYS serius amaatt... -_-
Ini bukan lawan Ahsan/Hendra atau Angga/Rian boss.. :p
Para pengisi acara usai pertandingan
Jangan berpikiran bahwa saat lo lihat video acara ini lo akan menemukan pertandingan yang super serius ala-ala permainan di turnamen level superseries premiere. Karena ini cuma pertandingan untuk hiburan pastinya juga banyak unsur hiburannya meskipun unsur-unsur profesional kerja dan sistem permainan bulutangkis tetep digalakkan.

Disini lo bisa liat betapa konyolnya Ha Tae Kwon yang biasanya keliatan super duper serius saat di pinggir lapangan dampingin LYD/YYS main. Atau liat LYD yang panik campur cemas campur deg-degan campur (agak) malu kali yaa pas tim-nya ketinggalan poin dari poin lawan <--- *scene LYD panik adalah scene favorit. Gue pas nonton bisa sampe ketawa ngakak liat ekspresi paniknya doski* Atau liat ekpersi si YYS yang keliatan gemes liat permainan temen se-timnya.. dan masih banyak yang lain ya lo bisa liat sendiri di video di bawah ini.. :D
Ini part 1

 Ini part 2

Setelah gue liat video ini, gue jadi mikir.... kapan yaa Indonesia bikin acara kayak gini..??
Karena setelah gue pikir-pikir ini adalah salah satu strategi Korea untuk memasyarakatkan olahraga. Membuat olahraga dekat dengan masyarakat.. membuat masyarakat kenal dan gemar dengan olahraga yang kemudian cinta dengan olahraga.

Gue jadi membayangkan kalau Indonesia bikin acara kayak gini. Bikin pertandingan antara artis-artis, legenda-legenda pemain, dan pemain yang masih aktif. Katakanlah di bulutangkis.. mungkin pertandingan antara Ricky/Rexy melawan Ahsan/Hendra yang diramaikan dengan artis-artis seperti Daniel Mananta, Baim Wong, atau yang lain-lainnya pasti seru.

Acara semacam itu ada kookk... tapi cuma off air dan cuma menjelang turnamen-turnamen tertentu (biasanya roadshow menjelang Indonesia Open SSP) yang yah hanya singkat dan bisa dinikmati oleh sedikit penduduk Indonesia.. *ceddiih*

Yaahhh semoga sih di industri kreatif Indonesia akan segera muncul acara-acara yang lebih bermanfaat dan layak tonton, bukan hanya sekedar acar joged-joged gak jelas dan infotainment-infotainment yang ngomongin kehidupan pribadi orang... -_-

Sesekali boleh lah belajar dari negeri asal Lee Yong Dae ini...
Belajar bagaimana bikin acara yang bagus dan bermanfaat.
Belajar... bukan meniru atau menjiplak.... :)

Semoga segera ada di Indonesia... :D


Dan menurut berita.... akibat dari boomingnya episode Cool Kiz ini.. Nickhun menjadi artis Korea pertama yang menjadi model Yonex di Korea. Karena sebelum-sebelumnya Yonex memakai model-model dari kalangan non-artis. Yonex tidak bisa memakai atlet Korea sebagai modelnya karena atlet-atlet Korea diikat oleh Victor sebagai apparel perlengkapan bulutangkis mereka....

Ini nih foto-foto Nickhun sebagai model produk Yonex...


Waaahhhh klo kayak gini, milih barangnya apa modelnya...?? Dua-duanya boleh gaakk..?? #plak

Udahan dulu aahh yaakkk...
Eike mau mimisan dulu liat Nickhun... eh salah... mau ngetawain Lee Yong Dae yang panik dulu... :p #plak *kemudian digemplang rame2 sama Yongdaeners*

*source gambar: darimana-mana* :v
Share
Tweet
Pin
Share
6 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ►  2017 (4)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (43)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ▼  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ▼  Februari (4)
      • Memburu Wasit Tiga Olimpiade
      • Protes Salah Sasaran?
      • I'm Back
      • Cool Kiz On The Block 'The Return of Badminton' : ...
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (48)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (6)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] Architecture 101 : Menyelesaikan Cinta Lama yang Belum Kelar
    Hola-hola... Bertemu lagi dengan hari Rabu.  Itu berarti jadwalnya #RabuReview yaa... Kali ini mau review film lagi nih... Film apa...
  • [REVIEW] WINGIT : Membaca dan Belajar dari Cerita 'Mereka'
    Judul : Wingit Penulis : Sara Wijayanto Penerbit : PT Elex Media Komputindo Tahun Terbit : 2020 ISBN : 978-623-00-2183-1 Halaman : vii + 244...
  • Kecap, Solusi Tepat Oleh-oleh Jombang
    Dulu pas masih jaman-jaman kuliah di Malang kalau lagi dibecandain sama temen-temen kuliah yang minta oleh-oleh kalau tahu aku abis pulang ...
  • List OST Decendants of The Sun dan Dimana Pertama Kali Mereka Dimuncul-dengarkan (Bagian 1)
    Drama Korea Descendants of The Sun bener-bener jadi trending topik sekaligus penguasa rating dunia perdramaan Korea sekarang. Sejak pert...
  • Gelar Akademik, Perlu Gak Sih Dicantumin??
    Euummm..... Jujur, kalau aku... pertanyaan ini udah jalan-jalan di otakku udah sejak jaman dahulu kala. Sejak jaman orang-orang (menur...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose