• Home
  • Review
  • Hiburan
  • Curhat
  • Tentang Saya
Facebook Twitter Instagram Pinterest

NIKKI*

Dalam Bahasa Jepang berarti Catatan Harian : info | cerita | review | hobi | hiburan | kuliner | serba-serbi

Tepat seminggu lebih sehari yang lalu, aku melihat sebuah scene yang akan membuat siapapun terenyuh.

Yang akan membuat penilaian orang-orang (mungkin) bisa berubah.

Bahwa,

"Dalam setiap kompetisi atau pertandingan, yang terjadi bukan akan hanya tentang persaingan. Bukan hanya tentang pembuktian akan siapa yang menjadi yang terbaik.
Tapi juga bisa tentang arti dari sebuah perjuangan, pengorbanan, bahkan sebuah persahabatan dan persaudaraan.
Di dalam arena kompetisi kita boleh menjadi lawan, tapi ketika ketika melangkah keluar kita adalah sahabat - saudara."

Rinov Rivaldy/Phita Hayunigtyas Mentari (baju hitam) Juara WJC 2017 sektor Ganda Campuran.
(Foto by : PBSI)

Jadi ceritanya, di hari Minggu, (22/10) yang lalu aku asik nonton babak final Kejuaran Bulutangkis Junior (World Junior Championship (WJC)) yang disiarin di Kompas TV. Sebenernya babak final dimulai jam 11-an kalau nggak salah, tapi aku baru baru bener-bener nonton sekitar jam 1 atau setengah 2-an siang.

Sejujurnya, siang itu aku tuh gak ada niatan sama sekali nonton final WJC. Tapi beberapa hari liatin TL twitter dan juga IG yang lumayan rame juga ngomongin tentang WJC, akhirnya nonton lah babak final siang itu. Gak ada ekspektasi sama sekali pas nonton pertandingan paling bergengsi di level junior itu. Gak ada feeling bakal baper atau deg-degan. Tapi teteup ajaa.... pas akhirnya nonton, liat dedek-dedek pemain Indonesia main, rasa baper dan deg-degan itu seketika menyeruak. Liat GOR Amongrogo, Jogja tempat diadainnya WJC yang rame dipenuhi penonton rasanya iri dan pengen kabur menuju kesana buat ikutan dukung langsung dedek-dedek pemain masa depan Indonesia yang lagi berjuang ini! Tapi apa daya cuma bisa nonton di tipi... :'( *seketika kangen Amongrogo. Kangen Indonesia GPG 2013* *yak, aku memang lemah!*

Kemudian sebuah kejadian mengguncang dunia per-BL (a.k.a Badminton Lovers)-an.

Menjelang akhir pertandingan sektor ganda campuran (XD) yang sebenernya cukup aman, damai, sejahtera nan sentosa karena mempertandingkan sesama pemain Indonesia yaitu Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari dan Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti tiba-tiba Fadia meminta bantuan medis. Wah jangan-jangan bau-bau cedera nih. TL twitter pun mulai bergejolak.

Tensi TL semakin naik ketika akhirnya Rinov/Phita berhasil keluar sebagai juara. Mereka berhasil menang dari Rehan/Fadia yang notabenenya adalah juara Asia Junior Championship (AJC). Syalalaaaa.....

Phita Hayuningtyas Mentari/Rinov Rivaldy. Juara Ganda Campuran WJC 2017
(Foto by PBSI)

Kemudian TL berubah jadi gonjang-ganjing ketika seremoni pemberian hadiah di sektor XD tidak segera dilakukan karena kabarnya menunggu Fadia yang sedang ditangani medis. Tapi kemudian berhembus kabar, Fadia tidak bisa ikut seremoni karena kondisinya tidak memungkinkan. Katanya sampai tergeletak di pinggir lapangan dan rencananya bakal keluar dari arena dengan ditandu. Dan Rehan akan mengikuti seremoni pemberian hadiah SENDIRI.

Dan memang, ketika akhirnya seremoni siap dilakukan Rehan berdiri di belakang podium runner up sendiri. Di sebelah kirinya (kanan dari yang nonton) ada Phita dan Rinov yang juara.

Namun tiba-tibaa.... tanpa terduga, dengan dipapah oleh Kepala Sub Bidang Hubungan Internasional PBSI, Bambang Roedyanto (atau yang akrab disapa Koh Rudy) dan seorang panitia Fadia mendatangi podium. Dengan kondisi yang terlihat sangat lemah dan napas terengah, pemain spesialis ganda itu menginginkan untuk mengikuti seremoni.

"Koh, saya harus menghargai perjuangan teman saya..." 

Begitu kata Fadia ketia ia memaksa ke podium yang disampaikan oleh Koh Rudy melalui update status Facebooknya.

Kemudian yang terjadi selanjutnya adalah adegan-adegan dimana semua rivalitas di arena lapangan seluruhnya ditanggalkan. Rehan yang memang partner Fadia dengan sabar memapah Fadia, memeluk dan membantunya ketika harus naik ke atas podium. Phita yang beberapa menit yang lalu, saat pertandingan masih berlangsung adalah rival yang harus dikalahkan Fadia, justru kemudian menggamit lengan Fadia membantu Rehan saat Fadia kesusahan naik ke podium. Dan hampir sepanjang prosesi pemberian hadiah itu, Phita menggenggam erat tangan Fadia.

Fadia dibantu Rehan dan Phita saat naik ke atas podium.
(Courtesy on photo)
Rehan/Fadia dan Phita/Rinov

Siapapun yang liat momen itu pasti akan terenyuh dan terharu dengan persahabatan mereka.

Di arena pertandingan, mereka bisa saja menjadi lawan dan saling mengalahkan. Tapi di luar, mereka adalah teman, sahabat, bahkan keluarga. Yang sama-sama berjuang untuk mengharumkan nama Indonesia.

Kalaupun kemudian ada yang mencibir, lebih baik tidak usah dipedulikan saja!
Hatters gonna be hate.

Dan satu hal lain yang perlu untuk diberi apresiasi setinggi-tingginya adalah kegigihan Fadia untuk tetap mengikuti seremoni walaupun kondisinya tidak memungkinkan. Dia bisa saja melewatkan momen penyerahan medali itu dan mendapatkan perawatan intensif untuk kesehatannya, namun ia justru melakukan yang sebaliknya.

Dalam benak Fadia, selain memang karena ia ingin menghargai perjuangan temannya, dia juga tidak ingin melewatkan momen paling berharga bagi seorang atlet. Berdiri di podium kejuaraan paling bergengsi. Mendengar lagu Indonesia Raya berkumandang, meski lagu itu berkumandang bukan atas namanya tapi paling tidak ia sudah berjuang agar bisa mengumandangkannya.

Dengan khidmat tetapi juga sambil menahan sakit, Fadia menyaksikan bendera Indonesia diiringi dengan kumandang lagu Indonesia Raya dikerek ke tiang tertinggi. Berusaha sekuat tega dengan posisi sempurna, menghormat ke arah bendera. Mungkin karena sakit yang sudah tidak tertahan, Fadia pun hampir ambruk. Beruntung ada Rehan di belakangnya yang menopangnya untuk tetap berdiri tegak.




Dan walaupun sekuat apapun Fadia bertahan. Kondisinya yang sudah sangat lemah, dia akhirnya menyerah. Begitu Indonesia Raya selesai berkumandang, Fadia pun pingsan!

A post shared by Badminton Talk (@badmintalk_com) on Oct 22, 2017 at 2:35am PDT



Dari kabar yang kubaca, kondisi Fadia memang sudah tidak fit sejak sebelum final dimulai. Namun ia tetap memaksa untuk bermain. Mengenai penyebab pingsannya, dari rilis klarifikasi yang dikeluarkan oleh PP PBSI, Fadia hanya terlalu kelelahan. Sehingga ia sesak napas hingga pingsan. Tidak ada cedera yang menyerangnya.

Di WJC 2017 Fadia mungkin harus mengakhiri perjalanan dan perjuangannya dengan kondisi yang bisa dibilang tidak membahagiakan. Tapi bisa jadi, momen ini akan menjadi momen yang akan diingatnya seumur hidup. Dimana ia berjuang untuk menghargai pengorbanannya sendiri. Menghormati perjuangan teman seperjuangannya.

Dan meski sempat membuat heboh dan panik warganet, tapi kondisi Fadia pulih dengan cepat. Bahkan dirinya tetap bisa mengikuti turnamen Indonesia IC yang digelar dua hari setelah final WJC.

Yang kemudian membanggakan, tepat seminggu setelah kejadian WJC, Fadia menunjukkan prestasinya.

Di turnamen Indonesia IC yang diikutinya, Fadia bersama Angelica Wiratama menjadi runner up di sektor ganda putri. Tidak hanya itu, kembali bersama Rehan, partner yang sangat membantunya di sektor ganda campuran, Fadia berhasil menjadi juara.

SELAMAT!!

Podium Ganda Putri Indonesia IC
Podium Ganda Campuran Indonesia IC



Selain Tuhan, kita tidak akan pernah tahu bagaimana akhir dari sebuah perjalanan dan perjuangan yang kita lalui.

Apakah itu memang benar-benar sebuah akhir?

Ataukah justru sebuah awal?

Tetap berjuang Siti Fadia Silva Ramadhanti, dan juga para pemain-pemain muda bulu tangkis Indonesia. Di tangan kalian, supremasi kejayaan bulu tangkis Indonesia akan dipertaruhkan.

Tetaplah rendah hati, saling membantu dan menyanyangi satu sama lain.

Jangan lelah untuk terus berlatih dan berjuang... :)

Kami menunggu kalian berdiri di podium tertinggi, mengharumkan nama bangsa Indonesia.. :)


Salam..
Dari kami,
Yang mencintai dan menyayangi kalian
dan juga bulu tangkis Indonesia.



Sumber foto :
Official website PP PBSI
Badmintalk
Screencapture live Kompas TV oleh beberapa fanbase bulutangkis di twitter



Share
Tweet
Pin
Share
No comments
Whoaaaa..... hampir 7 bulan lamanya yaaa aku meninggalkan blog ini kosong gak pernah diisi.

Dan sepertinya ini udah banyak sarang laba-labanya.

Jadi, OKEFIX!
Dibersihin dulu yaaa biar bersih...
Hehehee....


Untuk kali ini aku gak mau, seperti yang sudah-sudah aku menulis postingan tentang kembalinya diriku dari hibernasi panjang tapi malah berisi tentang alasan-alasan kemudian berakhir menyalahkan kesibukan dan juga kemalasan sehingga akhirnya blog ini nggak terisi apa-apa.

Sebenarnya selama hampir tujuh bulan ini tuh kegiatan gak banyak yang berubah kok. Masih tetep kerja di Majalah Suara Pendidikan, masih suka nonton drama, suka nonton YouTube, dan suka stalking IG mantan fanbase bias*. Hahahahaa.....
PS : Terlalu asyique stalkingin oppa-oppa 2PM ini.. #plak.

2PM setelah live V-Live 9th debut anniversary.
(Source : 2PM Official Twitter)

Malas dan terjebak zona nyaman. Itu lah yang kurang lebih tujuh bulan belakangan ini aku rasain.

Kebiasaan sekrol-sekrol TL liat-liat foto dan nonton video itu emang jauh lebih enak dibanding harus mengerjakan hal-hal yang serius. Semacam nulis blog macem begini. Karena percayalah.... nulis itu butuh mikir! Mikir buat nyusun kalimat dan milih kata yang enak buat dibaca (apalagi setiap harinya otak udah diperes buat nulis berita di kantor) #plak #curcoldikit. Hehee...

Aku sendiri pun kemudian juga menyadari bahwa ngeblog ini sepertinya bukan menjadi 'kebutuhan' atau sekedar kebiasaan yang jika tidak dilakukan tidak membawa dampak apa-apa. Jadi ketika aku lama gak pernah update, tidak akan ada yang dirugikan.

Sesekali ada rasa kangen untuk ngeblog lagi, tapi kemudian akan selalu kalah dengan kenyamanan bermain di sosial media lain.

Jadi ketika aku kembali seperti ini dan misalnya suatu saat akan menghilang lagi, alasannya pun akan sama.

Dan untuk kali ini, aku tidak berani menjanjikan apapun kepada kalian para pembaca.

Jika pun akhirnya aku akan lebih rajin untuk update, anggap saja itu sebagai salah satu hasil dari kerja keras yang aku coba lakukan. Sekaligus cara untuk lebih 'mendisiplinkan' diri sendiri.

Dan jika pada akhirnya nantinya akan menghilang lagi, mohon dimaklumi saja mungkin mood dan semangat buat ngeblognya hilang lagi.. :'(

Aku cuma berharap, semoga setiap aku kembali akan ada pembaca yang membaca tulisan-tulisanku. Meninggalkan jejak komentarnya di akhir postingan. Tapi kalau gak ada juga gak apa-apa lah.

Heheee....

Kalau begitu, sampai ketemu di next tulisan yaaa... :)
Share
Tweet
Pin
Share
2 comments
Newer Posts
Older Posts

About Me


Hai!! Namaku Fitrotul Aini.
Tapi panggil saja aku Fitri.
Hanya 'part time personal blogger' tapi 'full time dreamer'.
 Bisa klik DISINI untuk tahu tentang aku dan blog ini yang selengkapnya.

Terima kasih sudah mengunjungi blogku ini.
Enjoy your reading.. :)

Contact me on : 
fitrotulaini1@gmail.com
or
Find me on :

Pengunjung

Teman-Teman

Blog Archive

  • ►  2024 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2023 (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  April (1)
    • ►  Januari (7)
  • ►  2020 (6)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (2)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2019 (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (5)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (2)
  • ▼  2017 (4)
    • ▼  Oktober (2)
      • Belajar Arti Berjuang, Lawan, dan Kawan
      • Hai, I'm Back (Again and Again)
    • ►  April (2)
  • ►  2016 (52)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)
    • ►  Februari (12)
  • ►  2015 (42)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (6)
  • ►  2014 (27)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (4)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2013 (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (3)
  • ►  2012 (46)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (8)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2011 (59)
    • ►  Desember (7)
    • ►  November (8)
    • ►  Oktober (4)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (5)
    • ►  Juli (9)
    • ►  Juni (8)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2010 (8)
    • ►  Desember (8)
Diberdayakan oleh Blogger.

Popular

  • [REVIEW] Keajaiban Toko Kelontong Namiya : Mempelajari Makna Hidup dari Sebuah Toko Kelontong
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Keajaiban Toko Kelontong Namiya  Penulis : Keigo Higashino  Alih Bahasa : Faira Ammeda  Penerbit : Penerbit Gramed...
  • [REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa
    Judul : Laki-laki ke-42 Penulis : Atalia Praratya Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit : 2021 ISBN : 9786020641065 Tebal ...
  • [REVIEW] The Red Sleeve : Kisah Cinta Sejati Sang Raja
    "Ada banyak wanita di dunia. Banyak yang berasal dari keluarga hebat yang berpendidikan tinggi dan memiliki karakter yang baik. Mereka ...
  • [REVIEW] Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang : Upaya Berdamai dengan Luka dan Trauma
    IDENTITAS BUKU :  Judul : Rencana Besar untuk Mati dengan Tenang  Penulis : Wisnu Suryaning Adji  Penerbit : Penerbit Bentang (PT Bentang Pu...
  • Hello Again, 31 January
    Sesuai judul, "Hello Again, 31 January" Sedikit enggak nyangka bakal nyampe di hari ini, di usia ini, dan di kondisi ini, yang seb...

Member

Member

Member

Emak2Blogger

Member

Blogger Perempuan

Created with by ThemeXpose