[REVIEW] LAKI-LAKI KE-42 : Lika-liku Pertemuan Belahan Jiwa

by - Kamis, Januari 27, 2022


Judul : Laki-laki ke-42
Penulis : Atalia Praratya
Penerbit : Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2021
ISBN : 9786020641065
Tebal : 128 hlm

Melihat nama Atalia Praratya sebagai penulis buku novel bertema cinta rasanya seperti sesuatu yang cukup unik dan menarik. Karena dalam kesehariannya, perempuan yang sering disapa Bu Cinta itu lebih dikenal sebagai Bunda dari segala bunda di Jawa Barat.
 
Terlepas dari beragam jabatan yang diembannya, menengok buku karya Bu Cinta adalah sebuah manifestasi rasa penasaran. Bagaimana seorang perempuan nomor satu di Jawa Barat menuangkan imajinasi dan kemampuannya dalam menyusun kata dan kalimat. Meski seharusnya tak perlu diragukan karena pengalaman dan latar belakang pendidikan beliau yang sangat mumpuni.
 
Laki-laki ke-42 ini bercerita tentang kehidupan Chiara yang cukup sederhana. Hidupnya digambarkan bahagia dengan ibu yang sangat menyayangi serta mendukungnya tapi sedikit protektif pada dirinya. Maklum anak perempuan.

Paras Chiara yang cantik juga menjadikannya banyak disukai oleh kaum adam. Begitu banyaknya sampai sang mamah iseng mengusulkan bagaimana jika Chiara mencatat nama-nama laki-laki itu sekaligus bagaimana cara mereka mendekatinya. Toh perempuan itu sedari kecil suka menulis buku harian dan mencatat segala hal.

Hingga dari sekian banyak lelaki yang mendekati Chiara, laki-laki ke-42 lah yang akhirnya berhasil terpilih dan menjadi pendamping hidup Chiara.
Lantas siapakah laki-laki ke-42 itu?
Baca aja biar tahu jawabannya. Ehehee...
(P.S. also a little spoiler: Buat yang ngikutin Bu Atalia dan suami, pasti bisa menebak siapa yang ada di balik cerita Chiara atau siapa sosok asli Chiara juga siapa sosok laki-laki ke-42 yang berhasil memenangkan Chiara di cerita ini.
Karena yaaa sejelas ituu... yang mengikuti sosok beliau-beliau tersebut pasti langsung sadar!
Gemas!
Sekaligus bikin iri... *eh*)


Jujur, ketika pertama kali pegang buku ini sekitar dua bulanan yang lalu (begitu bukunya sampe dan selesai kubuka dari bungkus paketannya) aku langsung mikir dan nyeletuk, "Wah, ini sih bacanya pasti  cepet. Sekali duduk juga langsung habis. Gak pake lama..."

Dan bener ajaa.. Begitu mulai baca... bawaannya santai, ngalir dan seru. 
Ibarat naik mobil kayak lagi di jalan tol yg sepi. Lancar dan bebas hambatan. 
Gak kerasa lembar demi lembar terlewati. Sampe lebih kurang satu jam aku udah selesai baca bukunya. Bacanya juga biasa aja, gak ngebut, gak dicepet-cepetin, apalagi dilwatin. Gak! Dibaca normal semua. Bahkan di beberapa kalimat ada yang kuulang karena aku suka.


Karena ceritanya yang super duper ringan dan hampir gak ada konflik yang berat, baca buku ini juga gak bikin emosi jiwa. Rasanya enteeeenngg bangeett. Bahkan yang ada tuh malah mesam-mesem karena gemes campur iri liat Chiara yang dideketin banyak cowok. 

Rasa itu muncul mungkin karena didukung sama format penulisannya yang pake sudut pandang orang pertama, sehingga baca buku ini berasa kayak lagi baca buku harian. Buku hariannya Chiara. Efek lainnya seolah-olah pembaca tuh menjadi Chiara. Jadi bisa memahami perasaan yang dirasakannya.
Gemes!

Tapi karena secara garis besar buku ini mengangkat cerita cinta yang sepertinya berdasarkan kisah nyata, ceritanya meski ngalir, ringan, dan seru ada momen saat baca tuh tiba-tiba ngerasa bosen. Karena ya itu tadi, hampir gak ada konflik di cerita ini. Terlalu unyu dan uwu nyeritain Chiara yang dideketin sama cowok-cowok. Sehingga konflik/permasalahannya hanya sekadar gimana Chiara menghadapi cowok-cowok itu.


So, overall aku ngasih 7,8/10 buat buku ini.

Buku ini cocok dibaca untuk semua umur. Baik anak-anak remaja yang beranjak dewasa, yang ada di masa-masa naksir-naksir ditaksir hingga dewasa yang meski kisah cintanya gak semulus Chiara tapi kepengen juga, bisa baca buku ini.
Buat orang tua yang punya anak remaja dan mulai naksir-naksiran sama temennya, bisa baca buku ini juga karena ada sosok Ibu Chiara meski gak terlalu di-ekspos keberadaannya, tapi bisa menjadi sosok orang tua yang bisa dicontoh kebijaksanaannya dalam mendidik dan menghadapi anak perempuannya. Selain itu juga bisa mendapat insight tentang bagaimana anak perempuan jika sedang didekati dan ditaksir sama lawan jenis. Lumayan bisa buat jaga-jaga gitu. Ehe....

You May Also Like

1 comments

  1. Isinya menarik ini kayaknya, bisa dicoba buat bahan bacaan. Gass beli ah, suka sama kutipannya juga.

    BalasHapus